Punya prospek positif, Hasnur Internasional Shipping mantap melantai di bursa saham

Senin, 26 Juli 2021 | 20:41 WIB   Reporter: Kenia Intan
Punya prospek positif, Hasnur Internasional Shipping mantap melantai di bursa saham

ILUSTRASI. Hasnur Group, induk usaha Hasnur Internasional Shipping


RENCANA IPO - JAKARTA. Di tengah pandemi Covid-19, PT Hasnur Internasional Shipping tetap percaya diri untuk menggelar penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO). 

Direktur Hasnur Internasional Shipping Soma Ariyaka mengungkapkan, pihaknya optimistis saham perusahaan akan menarik di mata investor. Alasannya, Hasnur Internasional Shipping memiliki integrasi vertikal dengan Hasnur Grup. Integrasi tersebut membuka peluang pertumbuhan pendapatan dari angkutan batubara. 

Asal tahu saja, Hasnur Grup sendiri memiliki konsesi sektor pertambangan seluas 3.990 hektare dengan cadangan 280 juta metrik ton (MT) berlokasi di Rantau Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan. Ini belum termasuk potensi kargo dari beberapa pelanggan lain yang bertetangga dengan wilayah konsesi miliki grup. 

Lebih lanjut Soma bilang, selama empat tahun terakhir Hasnur Internasional Shipping telah mengangkut 24,48 juta metrik ton (MT) kargo. Sebesar 21,56 juta MT diantaranya berasal dari permintaan Hasnur Grup atau setara 88% kontribusi. Sementara, sebesar 12% kargo lainnya berasal dari non-grup. 

Baca Juga: Ini rincian penggunaan dana IPO Hasnur Internasional Shipping

Ke depan, manajamen akan melakukan diversifikasi konsumen. Sehingga, di tahun 2025, Hasnur Internasional Shipping berharap kontribusi kargo dari non-grup bisa menyentuh 26%. 

Peningkatan komposisi ini memungkinkan terjadi mengingat perusahaan akan melakukan pengembangan di Polewali Mandar, Sulawesi Barat. 

Hal lain yang membuat emiten berbasis di Jakarta Selatan itu tetap mantap melantai di bursa adalah perusahaan memiliki integrasi dengan rantai suplai.

"Kami melakukan akuisisi perusahaan pengelola pelabuhan dan juga jasa-jasa kepelabuhan, karena jasa logistik itu supply chain akan menjadi sangat penting. Bagaimana kami mengatur sinkronisasi dari proses antara pelayaran dan angkutan," jelas Soma dalam pemaparan publik yang digelar secara virtual Senin (26/7). 

Sekadar informasi, Hasnur Internasional Shipping memang memiliki entitas anak yang bergerak di bidang jasa kepelabuhanan yakni PT Hasnur Resources Terminal dan entitas anak yang bergerak dalam kegiatan bongkar muat dan jasa kepelabuhan lainnya yaitu Hasnur Mitra Sarana.

Lebih lanjut Soma menjelaskan, dalam menjalankan bisnisnya, Hasnur Internasional Shipping menjalankan prinsip kehati-hatian. 

Ini tercermin dari langkah perusahaan untuk mengembangkan sumber terlebih dahulu. Salah satunya, perusahaan tengah menggarap bisnis komoditas untuk nantinya bisa diangkut melalui pelabuhan Pelabuhan Tanjung Silopo di Polewali Mandar, Sulawesi Barat. 

Ke depan, Hasnur Internasional Shipping juga berkomitmen mengalokasikan dividen sebesar 30% dimulai tahun 2022 berdasar laba tahun buku berjalan tahun 2021. Adapun komitmen ini sebagai bentuk apresiasi kepada pemegang saham publik. 

Sekadar informasi, berdasarkan prospektus yang dikeluarkan perusahaan, Hasnur Internasional Shipping akan melepas 525,25 juta saham atau setara 20% dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO. 

Baca Juga: Incar dana hingga Rp 157 miliar, Hasnur Internasional Shipping segera gelar IPO

Adapun, harga IPO Hasnur Internasional Shipping berada di kisaran Rp 230 hingga Rp 300 per saham. Dus, total dana yang berpotensi dikantongi perusahaan mencapai Rp 120,80  miliar hingga Rp 157,57 miliar. 

Saat ini, Hasnur Internasional Shipping mayoritas dimiliki oleh PT Nur Internasional Samudra sebesar 51%. Pemilik saham lainnya ada PT Hasnur Jaya International sebesar 35% , Jayanti Sari sebsar 7%, dan Zaenal Hadi HAS HB sebesar 7%.

Dengan selesainya IPO, komposisi pemegang saham akan berubah menjadi PT Nur Internasional Samudra sebesar 40,80%. Kemudian, PT Hasnur Jaya International yang menguasai 28%, Jayanti Sari sebesar 5,60% dan Zaenal Hadi HAS HB sebesar 5,60%. Adapun masyarakat mengempit kepemilikan saham hingga 20%. 

 

Selanjutnya: Evaluasi mayor, saham CTRA dan BTPS terdepak dari Indeks LQ45

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari

Terbaru