Saham emiten batubara berseri-seri, analis: Investor boleh trading buy

Jumat, 27 November 2020 | 07:15 WIB   Reporter: Akhmad Suryahadi
Saham emiten batubara berseri-seri, analis: Investor boleh trading buy

ILUSTRASI.


REKOMENDASI SAHAM - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 1,42% ke level 5.759,917 pada perdagangan Kamis (26/11). Bersamaan, sejumlah saham emiten tambang batubara berseri-seri pada perdagangan hari ini.

Sebut saja saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO) yang menguat 4,62% ke level Rp 1.360 dan saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) menguat 2,68% ke level Rp 11.500. Saham tambang batubara milik negara, yakni PT Bukit Asam Tbk (PTBA) pun juga menguat 3,51% ke level Rp 2.360.

Saham PT Mitrabara Adiperdana Tbk (MBAP) juga menghijau hari ini, dengan penguatan 4,35% ke level Rp 2.640. Bahkan, saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) yang biasanya betah di level Rp 50, hari ini kembali menguat 5,56% ke level Rp 76.

Baca Juga: Sinar Mas Multiartha (SMMA) menyuntik modal anak usaha Rp Rp 264,09 miliar

Penguatan yang dialami saham-saham ini bukan tanpa alasan. Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas menilai, penguatan  yang dialami saham-saham batubara ini seiring dengan rencana pembelian batubara termal Indonesia oleh China tahun depan.

Mengutip pemberitaan Reuters, Rabu (25/11), Negeri Panda tersebut akan membeli batubara termal senilai US$ 1,467 miliar dari Indonesia tahun depan.

Kesepakatan perdagangan telah ditandatangani antara Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) dan China Coal Transportation and Distribution pada hari Rabu (25/11). APBI menyebut, diharapkan ada peningkatan ekspor batubara ke China sebesar 200 juta ton di tahun mendatang, dan jumlah ini akan ditinjau ulang setiap tahunnya.

Dus, Sukarno menilai saham-saham tambang batubara masih berpeluang menguat sampai tahun depan dalam jangka menengah (mid term).

Lantas, setelah menguat cukup signifikan, bagaimana valuasi emiten tambang batubara?

Baca Juga: China menyerok batubara dari Indonesia, Bumi Resources: Jadi angin segar bagi kami

Sukarno melanjutkan, jika menghitung valuasi menggunakan laporan keuangan (LK) tahun ini atau dengan proyeksi tahun ini, saham-saham tersebut sudah berada di harga wajarnya. “Tetapi kalau kita hitung lagi menggunakan asumsi pendapatan tahun depan meningkat, maka valuasinya akan lebih murah dan harganya masih bisa menguat kembali,” ujar Sukarno kepada Kontan.co.id, Kamis (26/11).

Jika melihat kondisi saat ini, Sukarno menilai pasar masih memasang mode optimis sehingga mayoritas saham-saham emiten tambang batubara menjadi buruan untuk dibeli. 

Jika pun terkoreksi, itu pun hanya koreksi tipis dan kembali naik. Saran Sukarno, investor boleh trading buy di posisi saat ini. Kalaupun turun, bisa melalukan pembelian kembali. 

Selanjutnya: IHSG melonjak 1,42% ke 5.759 pada akhir perdagangan Kamis (26/11)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi

Terbaru