Samudera Indonesia (SMDR) Catatkan Kenaikan Pendapatan Hingga 71% pada Tahun 2022

Kamis, 23 Maret 2023 | 21:51 WIB   Reporter: Vina Elvira
Samudera Indonesia (SMDR) Catatkan Kenaikan Pendapatan Hingga 71% pada Tahun 2022

ILUSTRASI. Samudera Indonesia (SMDR) cetak kenaikan pendapatan hingga 71% pada tahun 2022


EMITEN - JAKARTA. Emiten perkapalan, PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) berhasil mencetak kinerja moncer di sepanjang 2022. Kegiatan pertambangan menjadi kontributor utama pertumbuhan bisnis perseroan selama tahun lalu. 

Mengutip laporan keuangan tahun buku 2022 yang dirilis pada Senin (20/3), pendapatan jasa SMDR naik signifikan 71,04% menjadi US$ 1,15 miliar. Sedangkan pada tahun 2021, pendapatan jasa perseroan hanya tercatat sebesar US$ 672,91 juta. 

Pendapatan uang tambang masih mendominasi kinerja SMDR di tahun 2022 yang mencapai US$ 968,15 juta atau setara 84,11% dari total pendapatan perseroan. Kemudian disusul oleh pendapatan dari kegiatan keagenan, forwarding, dan kegiatan pelabuhan sebagai kontributor pendapatan terbesar kedua yang tercatat sebesar US$ 96,43 juta.

Baca Juga: Begini Strategi Samudera Indonesia (SMDR) Maksimalkan Kinerja Tahun Ini

Kemudian, kontributor terbesar ketiga didapat dari pendapatan jasa penanganan peralatan peti kemas dan muatan yang mencapai US$ 51,54 juta. 

Lalu sisanya berasal dari pendapatan sewa kapal berbasis waktu dan pendapatan lain-lain yang masing-masing berkontribusi sebesar US$ 18,43 juta dan US$ 16,39 juta. 

Tumbuhnya pendapatan jasa, ikut mengerek nilai biaya jasa SMDR selama tahun lalu. Angkanya tercatat membengkak 56,67%, dari semula US$ 483,08 juta di tahun 2021, menjadi US$ 756,85 juta pada tahun 2022. 

 

 

Di sisi lain, perusahaan ini juga terpantau masih membukukan peningkatan pada beban usaha. Tercatat, beban umum dan administrasi SMDR mengalami kenaikan 17,38% menjadi  US$ 53,25 juta per akhir Desember tahun lalu. 

Pertumbuhan juga berhasil diraih SMDR dari sisi bottom line. Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih perseroan melesat 128,64% menjadi US$ 212,69 juta. Padahal, pada tahun sebelumnya laba bersih perseroan hanya tercatat sebesar US$ 93,02 juta. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .

Terbaru