Sektor Semen Masih akan Tertekan pada Kuartal IV-2022

Minggu, 30 Oktober 2022 | 22:54 WIB   Reporter: Akmalal Hamdhi
Sektor Semen Masih akan Tertekan pada Kuartal IV-2022

ILUSTRASI. Buruh mengangkut sak semen di sebuah gudang penyimpanan di kawasan Kapuk Peternakan, Jakarta,


REKOMENDASI SAHAM - JAKARTA. Sektor semen masih akan tertekan pada kuartal IV-2022. Usai terbebani tingginya harga batubara, emiten semen akan menghadapi musim hujan yang melanda di akhir tahun.

Analis Ciptadana Sekuritas Asia Michael Filbery mencermati bahwa penurunan volume produksi semen bakal terjadi di kuartal IV/2022 seiring memasuki musim hujan.

Penjualan di kuartal IV/2022 diprediksi lebih rendah dari kuartal sebelumnya. Hal tersebut menambah tekanan pada penjualan semen nasional yang terkoreksi sepanjang 9 bulan pertama tahun ini.

Penjualan semen nasional turun 1,1% year-on-year (YoY) hingga September 2022, dibandingkan permintaan semen hingga September 2021.

Baca Juga: IHSG Diprediksi Melemah di Perdagangan Terakhir Oktober, Senin (31/10)

Michael bilang, industri semen nasional masih dihadapkan dengan kondisi oversupply, di mana sampai tahun ini tingkat utilisasi diperkirakan hanya sekitar 57%.

Dengan level utilisasi yang masih rendah atau dibawah level normal yakni sekitar 70% tersebut, maka tingkat persaingan antar pemain juga masih cukup ketat.

Permintaan yang masih lemah ini juga disebabkan adanya penyesuaian kenaikan rata-rata harga jual atau Average Selling Price (ASP) semen pada pemain-pemain besar seperti PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) dan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR). Sementara kenaikan tersebut tidak sepenuhnya diikuti oleh pemain-pemain kecil.

"Sehingga penurunan permintaan pada pemain yang berpangsa pasar besar ini terefleksi pada penurunan permintaan semen secara keseluruhan," ungkap Michael kepada Kontan.co.id, Jumat (28/10).

Namun, Michael melihat bahwa dampak kenaikan harga jual yang berawal dari naiknya harga batubara sudah mulai bisa diminimalisir oleh para pemain semen, terutama SMGR dan INTP yang lebih strategis untuk mendapatkan pasokan batubara Domestic Market Obligation (DMO).

Dengan ketersediaan batubara DMO tersebut, Ciptadana Sekuritas berekspektasi kedepannya emiten-emiten semen mulai bisa menekan biaya produksi di tengah kondisi harga batubara yang masih tinggi.

Analis BRI Danareksa Sekuritas Muhammad Naufal Yunas dalam risetnya tanggal 19 Oktober 2022 menjelaskan bahwa faktor cuaca akan membayangi kinerja emiten semen sampai akhir tahun.

Dia memperkirakan bahwa penjualan pada bulan Oktober akan lebih tinggi daripada pada bulan September, namun bergerak menurun pada bulan November dan Desember.

Baca Juga: Kinerja Moncer Emiten Tambang dan Perbankan Diproyeksi Berlanjut Hingga Akhir Tahun

Menurut Naufal, musim hujan tahun ini cukup ekstrim. Sebagian besar wilayah di Indonesia bahkan telah mengalami curah hujan tinggi sejak Juli dan curah hujan akan lebih tinggi lagi hingga akhir tahun.

"Sejak Agustus hingga November tahun ini, kemungkinan curah hujan akan melebihi batas normal karena kelanjutan dari La Nina," tulis Naufal dalam risetnya.

Sebenarnya, Naufal mengakui bahwa penjualan semen nasional sudah cukup baik pada kuartal III-2022. Penjualan semen nasional mencapai 17 juta ton di kuartal III/2022 atau lebih tinggi 23,5% secara kuartalan.

Hal ini secara luas dicermati bahwa kuartal ketiga 2022, penjualan semen lebih tinggi secara triwulanan karena tidak adanya hari libur.

Namun, jika dibandingkan secara tahunan (YoY) penjualan pada kuartal III/2022 lebih rendah 4,8%. Hal itu juga membuat BRI Danareksa Sekuritas memperkirakan hingga akhir tahun penjualan semen tahun ini bakal turun 1,7% dibandingkan tahun 2021 menjadi 64,13 juta ton.

Sedikit berbeda, Ciptadana Sekuritas cukup optimistis bahwa permintaan semen akan bertumbuh meskipun relatif flat. Tahun ini, penjualan semen diprediksi bertumbuh 0,5% dari tahun lalu menilai pencapaian penjualan pada kuartal ketiga 2022 yang membaik karena dimulainya proyek-proyek pembangunan infrastruktur di Ibu Kota Negara (IKN).

Analis Reliance Sekuritas Lukman Hakim mengamini bahwa permintaan semen bakal terangkat dari proyek IKN. Mengingat, pemerintah memiliki target untuk menyelesaikan berbagai proyek sebelum tutup tahun.

Baca Juga: Sejumlah Emiten LQ45 Melaporkan Kinerja, Emiten Bank dan Tambang Memimpin

"Potensi penjualan semen hingga sisa tahun ini akan didrong dari target penyelesaian proyek pada akhir tahun yang berpotensi akan tumbuh," imbuh Lukman, Minggu (30/10).

Lukman bilang, IKN menjadi katalis positif bagi industri semen nasional. Meskipun proyek belum sepenuhnya efektif dimulai tahun ini, namun tender pembangunan sudah mulai disebar. Hal itu berdampak pada permintaan semen yang dipesan oleh para kontraktor.

Kendati demikian, Lukman menilai kehadiran proyek IKN belum terlalu signifikan bagi penjualan semen nasional di tahun ini. Sehingga, dia memperkirakan penjualan semen tahun ini masih cenderung flat dari tahun lalu.

Michael merekomendasikan Buy untuk saham SMGR dengan target harga Rp 10,500 per saham. Sedangkan, rekomendasi Hold untuk INTP dengan target harga Rp 9,000 per saham.

Naufal menyarankan Buy untuk saham SMGR dan INTP dengan target harga masing-masing di Rp 10,900 dan Rp 11,700 per saham.

Lukman menilai investor dapat Buy saham SMBR dengan target harga Rp 595 per saham. Hal itu menilai kinerja pendapatan dan laba periode berjalan SMBR hingga kuartal III/2022 yang tumbuh 8,73% dan melesat 159,67% secara tahunan.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto

Terbaru