Siantar Top (STTP) serap 40% capex hingga akhir kuartal II 2021, ini alokasinya

Minggu, 04 Juli 2021 | 12:30 WIB   Reporter: Amalia Nur Fitri
Siantar Top (STTP) serap 40% capex hingga akhir kuartal II 2021, ini alokasinya


EMITEN - JAKARTA. Emiten makanan ringan PT Siantar Top Tbk (STTP) telah menyerap capex sebesar 40% sampai dengan Juni 2021. Tahun ini, STTP menyiapkan capex sebesar Rp 450 miliar.

Direktur STTP, Armin memaparkan jika capex masih dialokasikan sesuai dengan rencana kerja, yakni perluasan usaha dan pembayaran obligasi. "Jelang akhir kuartal II 2021 serapan capex sudah mencapai sekitar 40%, kalau kuartal I serapan masih sangat rendah yaitu di bawah 1%. Adapun capex digunakan untuk perluasan usaha dan pembayaran obligasi," jelasnya kepada Kontan, Jumat (2/7).

Lebih jauh Armin memberikan gambaran kinerja di kuartal II, Perseroan masih mampu mencetak pertumbuhan di atas 5% bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Pihaknya sendiri menetapkan target laba maksimal 10% atau double digit tahun ini mengingat pandemi masih terjadi dan kasus Covid-19 masih marak di Indonesia.

Namun begitu, STTP masih sangat optimis tahun ini masih membawa peruntungan dan pihaknya dapat menuai pencapaian sesuai dengan target yang ditetapkan. Hingga saat ini pun, lanjut Armin, STTP belum berencana untuk merevisi target pencapaiannya.

"Yang pasti kami terus melihat kondisi di Indonesia. Jika kasus Covid-19 masih marak, maka perhatian masyarakat akan terfokus untuk menjaga kesehatan dan membeli vitamin, obat. sedangkan Pemerintah juga akan fokus untuk menuntaskan virus. Hal ini pasti akan berdampak pada kinerja kami," ujarnya lagi.

Baca Juga: PPKM Mikro Darurat diberlakukan, begini kata Siantar Top (STTP)

Ia melanjutkan, pada tahun 2020, STTP hampir memenuhi target penjualan dengan peningkatan 10%, namun hal ini terkendala karena tertundanya pengiriman ekspor akibat kurangnya ketersediaan kapal kargo/vessel pada November dan Desember.

Adapun strategi yang hendak dilancarkan STTP tahun ini adalah meluaskan distribusi dan jangkauan pasar ke masyarakat dengan meraih depot-depot dan toko kecil untuk mengisi stok di sana.

Armin mengungkapkan pula, tahun ini pihaknya hanya akan meluncurkan satu produk baru yakni Tic Tic. Awalnya Perseroan menargetkan peluncuran lima produk baru tahun ini. Namun, target peluncuran masih belum ditentukan, menyusul pasar masih tertekan akibat pandemi.

"Meluncurkan produk baru di saat seperti ini banyak tantangannya, dan belum fokus. Sehingga tahun ini kami luncurkan satu produk dulu. Semester II nanti juga belum ada rencana meluncurkan produk baru," tambahnya.

Berdasarkan keterangan yang diterima Kontan, sepanjang kuartal-I 2021 STTP membukukan pendapatan sebanyak Rp 1,02 triliun. Jumlah ini naik 8,53% dari realisasi periode yang sama pada tahun 2020 yakni Rp 944,93 miliar. Meski demikian, laba bersih perseroan menurun 11,78%.

Kontribusi pendapatan ini ditopang oleh penjualan segmen pengolahan makanan sebanyak Rp 958,57 miliar, naik 12,02% dari sebelumnya Rp 855,70 miliar. Namun, segmen pendukung lainnya malah turun 24,91% menjadi Rp 67 miliar dari sebelumnya mampu berkontribusi Rp 89,23 miliar.

Tercatat, daerah Sidoarjo menjadi penyumbang penjualan terbesar sebanyak Rp 563,02 miliar, diikuti oleh Bekasi sejumlah Rp 274,57 miliar dan Medan sebanyak Rp 104,39 miliar. Adapun sumbangsih dari segmen negara ekspor yakni Asia dan Timur Tengah tercatat sebanyak Rp 83,57 miliar. Pada periode ini perseroan tidak mencatatkan penjualan dari Makassar.

Lebih lanjut, beban pokok pendapatan tercatat berjumlah Rp 765,92 miliar, naik 12,53% dari Rp 680,61 miliar. Sehingga laba kotor yang diperoleh oleh Siantar Top pada akhir Maret 2021 berjumlah Rp 259,65 miliar, turun 1,76%.

 

 

Pendapatan perseroan juga disumbang oleh segmen pendapatan lain-lain yang relatif stabil yakni Rp 27,70 miliar dari Rp 27,65 miliar di periode sebelumnya. Kendati demikian, meningkatnya pendapatan ditekan oleh naiknya sejumlah beban, seperti beban penjualan dan umum administrasi yang naik masing-masing 21,59% dan 60,31%.

Meningkatnya angka beban tersebut, menekan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan perseroan hingga 11,78% menjadi Rp 154,72 miliar, padahal pada kuartal-I 2020 perseroan berhasil meraup untung Rp 175,37 miliar.

Sementara itu, total aset STTP hingga akhir Maret 2021 berjumlah Rp 3,73 triliun yang terdiri atas aset lancar Rp 1,79 triliun dan aset tidak lancar Rp 1,94 triliun. Jumlah liabilitas yang ditanggung perseroan naik 16,68% menjadi Rp 905,06 miliar.

Selanjutnya: Begini jurus Siantar Top (STTP) mendorong penjualan pada tahun ini

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .
Terbaru