Simak Rekomendasi Saham Adhi Karya (ADHI) yang Segera Gelar Rights Issue

Kamis, 31 Maret 2022 | 07:10 WIB   Reporter: Hikma Dirgantara
Simak Rekomendasi Saham Adhi Karya (ADHI) yang Segera Gelar Rights Issue


REKOMENDASI SAHAM - JAKARTA. Ekonomi Indonesia yang diproyeksi lebih baik di tahun ini. Hal tersebut dapat menjadi pendorong bagi PT Adhi Karya Tbk (ADHI) untuk mengerek kontrak baru.

Asal tahu saja, perusahaan pelat merah ini menargetkan kontrak baru di tahun ini mencapai Rp 24 triliun - Rp 28 triliun

Analis Investindo Nusantara Sekuritas Pandhu Dewanto mengatakan, target tersebut sebenarmua sulit tercapai. Jika berkaca dari kinerja ADHI dalam tiga tahun terakhir yang selalu gagal memenuhi target kontrak baru.

Seperti di 2019 yang hanya membukukan Rp 14,7 triliun dari target Rp 25 triliun. Lalu pada 2020 yang realisasinya hanya Rp 19,7 triliun dari target Rp 35 triliun. Teranyar, target kontrak baru sebesar Rp 24 triliun pada 2021 juga tidak terpenuhi karena hanya mencapai Rp 15,2 triliun.

Menurutnya hal ini tidak terlepas dari adanya pandemi Covid-19 yang pada akhirnya banyak membuat proyek ADHI tertunda. Sementara pada tahun ini, jika beberapa proyek dapat dilanjutkan, akan ada peningkatan signifikan dari jumlah kontrak baru yang akan dicapai.

Baca Juga: Adhi Karya (ADHI) Berencana Rights Issue 66,67% dari Modal Disetor

“Akan tetapi, kami melihat target dari manajemen cukup tinggi, sehingga tidak terlalu optimis bahwa perseroan dapat mencapainya pada tahun ini,” kata Pandhu ketika dihubungi Kontan.co.id, Rabu (30/3).

Pandhu juga menyebut, pada tahun ini, sektor konstruksi masih dihadapkan beberapa tantangan. Seperti anggaran infrastruktur yang terbatas karena pada tahun ini anggarannya turun 5% dibandingkan tahun 2021. Lalu, pemerintah yang lebih fokus pada penyelesaian proyek berjalan sehingga tidak banyak proyek baru dari pemerintah.

Selain itu ada potensi kenaikan inflasi, suku bunga, dan tingginya harga komoditas. Ia menilai ketiga hal tersebut dapat mengancam pertumbuhan dari sektor swasta, yang memiliki kontribusi sekitar 30% dari keseluruhan kontrak baru ADHI pada tahun lalu.

Namun, Pandhu melihat sentimen positif yang bisa mendongkrak kinerja ADHI pada tahun ini adalah rencana rights issue yang dapat digunakan untuk memperbaiki struktur permodalan sehingga beban utang dapat berkurang.

 

 

Sebagai informasi, ADHI berencana melakukan rights issue sejumlah maksimal 7,2 miliar lembar, setara dengan 66% saham beredar saat ini. Dengan asumsi harga saat ini, ia bilang, potensi dana yang bisa diperoleh sekitar Rp 5,4 triliun.

Dana tersebut dinilai cukup untuk melunasi utang obligasi ADHI yang jatuh tempo pada tahun ini sekitar Rp 3,75 triliun.

Walau begitu, menurut Pandhu agar seluruh saham tersebut bisa terserap oleh pasar, manajemen ADHI perlu menurunkan harga eksekusi di bawah harga pasar.

“Kami melihat ada potensi harga eksekusi di kisaran Rp 550 - Rp 650 supaya dapat menarik minat pasar, namun masih mencukupi untuk melunasi sebagian utang,” imbuhnya.

Senada, analis Pilarmas Investindo Sekuritas Johan Trihantoro menambahkan, aksi korporasi melalui rights issue tentunya akan memperkuat struktur keuangan ADHI ke depannya. Serta akan mendukung kapasitas usaha ADHI.

Selain itu, Johan juga melihat perbaikan kondisi pandemi Covid-19 pada tahun ini seharusnya bisa menjadi angin segar bagi sektor konstruksi yang sudah tertekan dalam dua tahun terakhir. Apalagi, terdapat peluang bagi ADHI untuk mendapatkan kontrak baru dari dari proyek besar pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) baru Nusantara.

Baca Juga: Adhi Karya (ADHI) Yakin Bisa Penuhi Target Kontrak Baru Rp 28 Triliun pada Tahun Ini

“Semuanya ini tentunya akan memberikan peluang bagi ADHI untuk mencatatkan kinerja yang lebih baik pada tahun ini,” tambah Johan.

Sementara jika dilihat secara fundamental, Pandhu menyebut beban utang ADHI yang tinggi membuat laba tergerus cukup dalam. Hal ini tercermin dari rasio DER milik ADHI yang mencapai 6 kali. Sebuah kondisi yang memang perlu segera diperbaiki karena sudah terlalu tinggi.

Oleh karena itu, ia mengatakan bahwa outlook untuk ADHI saat ini masih netral, karena belum ada tanda-tanda perbaikan yang signifikan.  

“Sehingga sebaiknya cenderung wait and see terlebih dahulu. Meski secara valuasi relative murah dimana rasio PBV saat ini sekitar 0.47 kali, namun dari sisi profitabilitas masih cukup berat,” tutupnya.

Sedangkan Johan menilai saham ADHI masih menarik untuk dikoleksi dengan target harga Rp 1.150 per saham.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari

Terbaru