Simak rekomendasi saham emiten perminyakan di tengah tren kenaikan harga minyak

Senin, 21 Desember 2020 | 08:05 WIB   Reporter: Hikma Dirgantara
Simak rekomendasi saham emiten perminyakan di tengah tren kenaikan harga minyak


REKOMENDASI SAHAM - JAKARTA. Perlahan namun pasti, harga minyak dunia mengalami peningkatan. Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas menilai, perbaikan harga minyak akan menjadi katalis positif bagi kinerja emiten sektor perminyakan. 

Terlebih lagi, pada tahun depan perkembangan vaksin Covid-19 akan memasuki tahap distribusi secara luas. Di sisi lain, penanganan juga dinilai akan lebih baik. Dua hal ini disebut Sukarno akan meningkatkan kembali aktivitas ekonomi. 

Apalagi, pada tahun depan gelontoran stimulus bank sentral masih akan berlanjut sehingga membuat dolar Amerika Serikat (AS) masih berada dalam tekanan. Dengan melemahnya dolar AS, minyak dunia pun akan diuntungkan oleh kondisi tersebut.

Baca Juga: Harga minyak dunia mulai melambung, simak saham emiten minyak rekomendasi analis

“Secara Average Selling Price (ASP), (minyak dunia) akan lebih pada tahun depan seiring pabrik-pabrik yang mulai beroperasi, transportasi darat maupun udara yang kembali aktif akan memicu kenaikan permintaan. Hanya saja, kenaikan permintaan patut diperhatikan karena berpotensi meningkatkan pasokan secara berlebih yang berujung kembali menekan harga minyak,” kata Sukarno kepada Kontan.co.id, Jumat (18/12).

Sementara untuk sentimen negatif yang mungkin membayangi adalah soal efektivitas vaksin Covid-19. Jika ternyata vaksin tidak teruji efektif maupun tidak berhasil mempercepat aktivitas ekonomi, hal ini berpotensi menahan laju penguatan harga minyak dunia.

Berikut rekomendasi analis untuk saham-saham emiten perminyakan:

Baca Juga: BEI memberikan insentif untuk tingkatkan pamor indeks ESG Leaders

1. PT AKR Corporindo Tbk (AKRA
AKRA terus memperluas cakupan lini bisnisnya setelah menandatangani kerjasama dengan Petronas Chemicals Group (PGC). Melalui kerjasama ini, AKRA mendistribusikan metanol dan bahan kimia lainnya sekaligus memperluas jangkauan produk mereka. Selain itu, AKRA melalui JIIPE, juga telah berhasil menjual 17 Ha hingga kuartal III 2020, dua kali lebih tinggi dari penjualan 8 Ha pada tahun 2019

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas merekomendasikan beli AKRA dengan target harga Rp 4.200 per saham.

2. PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC)
Tekanan harga minyak dunia kembali mempengaruhi kinerja MEDC sepanjang tahun ini di mana total penjualan dan pendapatan usaha lainnya MEDC sebesar US$ 792,89 juta hingga kuartal III-2020 atau merosot 18,27% yoy. Sementara dari bottom line, MEDC hingga 9M20 membukukan rugi sebesar US$ 130,11 juta. Manajemen MEDC bahkan memperkirakan tren negatif ini masih akan berlanjut ke akhir tahun.

Analis Ciptadana Sekuritas Arief Budiman merekomendasikan beli untuk saham MEDC dengan target harga Rp 700 per saham.

3. PT Elnusa Tbk (ELSA)
ELSA saat ini tengah mengembangkan teknologi chemical Enhanced Oil Recovery (EOR) untuk membantu menjaga dan meningkatkan kapasitas produksi minyak dan gas.Guna mempercepat pengembangan chemical EOR, ELSA telah menjalin kemitraan strategis dengan perusahaan chemical asal Prancis, SNF. Aksi ini berpotensi memberikan efisiensi terhadap kinerja sehingga memberikan hasil positif bagi kinerja ELSA.

Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony merekomendasikan untuk beli saham ELSA dengan target harga Rp 500 per saham.

Baca Juga: Menguat 5,21% sejak awal tahun, ini saham penggerak indeks BUMN20

4.PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG).
ENRG pada semester I-2020, berhasil menyelesaikan tiga pengeboran sumur di Blok Malacca Strait. Serta telah menyelesaikan satu sumur dan sedang melanjutkan pengeboran satu sumur di Blok Buzi EPCC di Mozambik, Afrika. Pada kuartal III-2020, ENRG punya kinerja yang ciamik setelah penjualan bersih naik 25% yoy jadi US$ 239 juta dan laba bersih tumbuh pesat 254% yoy jadi US$ 42 juta. 

Secara teknikal ENRH menunjukkan munculnya tekanan jual meskipun belum begitu besar, meskipun MACD masih cenderung menguat, namun terdapat potensi koreksi pada Stochastic.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana merekomendasikan untuk sell on strength saham ENRG dengan support Rp 104 dan resistance Rp 133.

Selanjutnya: Indeks sektor keuangan naik, harga saham dua anak usaha BBRI melesat ratusan persen

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi

Terbaru