IHSG - JAKARTA. Kinerja emiten semen diperkirakan bakal membaik seiring pulihnya perekonomian. Selain itu, sejumlah katalis juga dapat mendorong konsumsi semen tahun depan.
Salah satunya, Kementerian Keuangan yang akan menaikkan anggaran untuk pembangunan infrastruktur di tahun depan menjadi Rp 413,8 triliun atau naik 47,2% dari anggaran tahun ini yang hanya Rp 281,1 triliun.
Di satu sisi, Analis Phillip Sekuritas Indonesia Anugerah Zamzami Nasr menilai, kepastian distribusi vaksin akan berimplikasi pada keleluasaan pergerakan orang dan barang.
”Tentu dengan tidak adanya pembatasan sosial dan sebagainya, dapat mendongkrak pemulihan ekonomi, dan meningkatkan permintaan dari barang-barang dan jasa,” terang Zamzami kepada Kontan.co.id, Senin (14/12).
Baca Juga: Indeks saham syariah masih turun paling dalam
Saat ini, Phillip Sekuritas Indonesia menilai, dua emiten semen terbesar tanah air, yakni PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) akan terkena dampak positif sentimen tersebut.
Untuk saham SMGR, rekomendasi terakhir dari Zamzami adalah buy dengan target harga Rp 12.000. Sedangkan saham INTP sedang dalam review.
Head of Research Sucor Sekuritas, Adrianus Bias Prasuryo menyematkan rekomendasi overweight terhadap saham sektor semen. Dia mengatakan, konsumsi semen domestik turun 9,8% secara tahunan hingga 10 bulan pertama 2020, yang merupakan permintaan terburuk sejak krisis finansial Asia.
Namun, sejumlah pemulihan mulai terlihat sejak kuartal ketiga 2020 karena pelonggaran pembatasan sosial dan aktivitas konstruksi secara bertahap mulai ditingkatkan.
Adrianus mengatakan, konsumsi semen di Jawa, khususnya Jawa bagian barat, merupakan yang paling terhantam selama pandemi karena wilayah tersebut merupakan episentrum pandemi. Konsumsi di Jawa Barat turun 14,8% secara tahunan menjadi 13,29 juta ton. Secara keseluruhan, konsumsi semen di Jawa turun 12,7% secara tahunan sedangkan permintaan di luar Jawa hanya turun 6% secara tahunan.
Baca Juga: Harga naik signifikan, saham Semen Baturaja (SMBR) masuk UMA
SMGR menjadi pilihan utama Sucor Sekruitas di sektor semen. Hal ini karena emiten pelat merah ini berada dalam momentum kinerja pendapatan yang kuat di tengah restrukturisasi biaya pasca akuisisi Holcim. Di sisi lain, SMGR juga mengalami biaya bunga yang jauh lebih rendah pasca refinancing utang dan kemampuan untuk memonetisasi investasi di PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) melalui divestasi parsial.
Di sisi lain, INTP dinilai akan menjadi penerima manfaat utama dari adanya pemulihan permintaan pasca pandemi di wilayah Jawa, khususnya Jawa Barat. Ini akan meningkatkan kekuatan pendapatan INTP di tengah tingkat utilitas yang tinggi.
Hal ini diamini oleh Sekretaris Perusahaan Indocement Antonius Marcos. Dia mengatakan, kekuatan utama INTP adalah di wilayah Jawa Barat. Dengan berangsurnya pemulihan ekonomi di Jawa khususnya Jawa Barat, konstituen Indeks Kompas100 ini berada dalam kondisi yang sangat siap untuk menyuplai kebutuhan semen tersebut.
“Perlu dicatat kekuatan kapasitas kami di Jawa Barat adalah sekitar 22 juta ton semen pertahun. Tentunya sangat siap untuk memenuhi lonjakan permintaan tersebut,” ujar Marcos.
Baca Juga: Pasar modal syariah prospektif, simak saham pilihan BRI Danareksa Sekuritas
Per kuartal ketiga 2020, pangsa pasar (market share) Indocement meningkat menjadi 26,0% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya 25,7%. Pertumbuhan tersebut didukung oleh peningkatan pangsa pasar di Jawa yakni 34,8% (dibandingkan tahun lalu yang hanya 34,2%) dan di luar Jawa sebesar 15,4% (berbandingr 14,6% di tahun lalu).
Penigkatan market share di Wilayah Jawa didorong oleh pangsa pasar dari keseluruhan Jawa Barat, yang merupakan basis wilayah INTP, yang naik dari 45,7% menjadi 46,5% serta pasar Jawa Tengah yang naik dari 33,2% menjadi 35,2% hingga September 2020.
Adrianus merekomendasikan beli saham SMGR dengan target harga Rp 13.500 dan beli saham INTP dengan target harga Rp 16.200.
Selanjutnya: Tim inovasi Semen Indonesia (SMGR) raih 10 penghargaan kategori platinum ICQCC
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News