Simak saham leader dan laggard IHSG September 2021, begini prospeknya ke depan

Jumat, 01 Oktober 2021 | 07:15 WIB   Reporter: Nur Qolbi
Simak saham leader dan laggard IHSG September 2021, begini prospeknya ke depan


REKOMENDASI SAHAM - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 2,22% ke level 6.286,94 sepanjang September 2021, dari posisi 6.150,29 pada akhir perdagangan Agustus lalu. Ada saham-saham yang menjadi penggerak (leader) maupun pemberat (laggard) IHSG.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), 10 saham teratas yang menjadi leader IHSG September 2021 adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bayan Resources Tbk (BYAN), PT Multristrada Arah Sarana Tbk (MASA), PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), PT United Tractors Tbk (UNTR), PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI), PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Harum Energy Tbk (HRUM), PT Astra International Tbk (ASII), dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA). 

Sementara itu, saham-saham yang bertengger di 10 besar laggard IHSG adalah PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK), PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA), PT DCI Indonesia Tbk (DCII), PT Barito Pacific Tbk (BRPT), PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), PT Sinar Mas Multiartha Tbk (SMMA), PT Gaya Abadi Sempurna Tbk (SLIS), dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA). 

Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Ardiastama mengatakan, daftar leader IHSG bulan September 2021 dominan diisi oleh saham pertambangan batubara. Menurut dia, kinerja positif saham-saham tersebut seiring dengan momentum kenaikan harga jual batubara dunia. 

Baca Juga: IHSG diprediksi lanjutkan penguatan pada Jumat (1/10), cermati saham-saham ini

"Peningkatan harga saham batubara juga sejalan dengan asumsi pelaku pasar terhadap perbaikan kinerja pada kuartal III yang diproyeksikan masih dapat berlanjut hingga kuartal IV 2021," tutur Okie saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (30/9). 

Analis Henan Putihrai Sekuritas Steven Gunawan menambahkan, pelaku pasar beralih ke saham-saham batubara seiring dengan pandemi Covid-19 yang mulai mereda. Sementara sebagian saham lain yang menjadi leader naik karena terdorong sentimen metode pembobotan baru IHSG yang menggunakan free float saham, bukan market cap. 

"Menjelang pemberlakuan metode pembobotan tersebut mulai Oktober 2021, para manajer investasi menata ulang peracikan portofolio mereka," kata Steven. 

TLKM dan ASII menjadi saham yang dilirik karena mendapat tambahan bobot, sebab memiliki persentase free float saham yang cukup besar di kisaran 30%-40%.

Untuk ke depannya, Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas melihat, saham-saham yang menjadi leader IHSG bulan September 2021 masih berpeluang melanjutkan penguatan. 

Bahkan, Sukarno memperkirakan, sebagian saham akan tetap bertengger di daftar leader IHSG bulan berikutnya. 

Meskipun begitu, untuk saham-saham pertambangan batubara, Sukarno memprediksi pergerakannya akan cenderung terkonsolidasi terlebih dahulu sebelum melanjutkan kenaikan. 

Pasalnya, peningkatan harga saham-saham batubara sudah tergolong tinggi. Sebagai contoh, harga BYAN sudah melesat 99,32% dalam sebulan, INDY 40,74%, dan ADRO 33,33%.

Di sisi lain, untuk saham-saham yang menjadi 10 besar laggard IHSG, Sukarno memprediksi ada dua saham yang justru akan menjadi leader IHSG pada bulan berikutnya. 

Dua saham tersebut adalah BUKA dan TPIA, mengingat penurunan harga yang sudah terbilang dalam. "Sementara yang lainnya masih akan cenderung turun atau terkonsolidasi terlebih dahulu," ucap Sukarno. 

Dari daftar sepuluh besar leader dan laggard IHSG tersebut, Sukarno menyarankan investor untuk mencermati  ADRO, PTBA, UNTR, TLKM, dan BRIS. Ia memberikan rekomendasi trading buy dengan target potensi kenaikan 5%-15% untuk jangka pendek dan menengah.

Sementara Okie menilai, saham yang menarik untuk dicermati adalah BRIS dan TLKM. Okie merekomendasikan hold TLKM karena sudah melewati target harganya di Rp 3.600 per saham dan buy BRIS dengan target harga Rp 2.730 per saham. 

Keduanya dipilih karena adanya ekspektasi kenaikan kinerja seiring dengan upaya pengembangan perusahaan. 

Selanjutnya: IHSG melonjak 2,02% ke 6.286 pada Kamis (30/9), net sell asing capai Rp 3,85 triliun

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi

Terbaru