Sudah Antisipasi Kenaikan Beban, Ini Rekomendasi Saham MYOR

Senin, 04 Juli 2022 | 21:01 WIB   Reporter: Nur Qolbi
Sudah Antisipasi Kenaikan Beban, Ini Rekomendasi Saham MYOR

ILUSTRASI. Kinerja MYOR bakal lebih terjaga dan membaik setelah harga gandum dan CPO menurun.


REKOMENDASI SAHAM - JAKARTA. Tingginya harga gandum dan crude palm oil (CPO) yang terjadi beberapa waktu lalu meningkatkan biaya produksi PT Mayora Indah Tbk (MYOR) sehingga berpengaruh pada laba. Laba bersih MYOR pada kuartal pertama 2022 tergerus 62,8% secara year on year (yoy) menjadi Rp 306 miliar, dari sebelumnya Rp 823 miliar.

Kepala Riset Jasa Utama Capital Sekuritas Cheril Tanuwijaya melihat, ke depannya, kinerja MYOR bakal lebih terjaga dan membaik. Prediksi ini seiring dengan harga gandum dan CPO yang saat ini sedang berada dalam tren penurunan sehingga bisa menurunkan biaya produksi MYOR. Cheril pun menetapkan rekomendasi buy untuk MYOR dengan target harga Rp 2.200 per saham.

Bernada serupa, Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Azis Setyo Wibowo mengatakan, saham MYOR masih menarik untuk dicermati. "MYOR sudah mulai menaikkan harga jual. Harga gandum serta komoditas CPO juga sudah mulai turun. Hal ini dapat menjadi katalis positif bagi kinerja MYOR," kata Azis saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (4/7).

Baca Juga: Mayora Indah (MYOR) akan Bagikan Dividen Rp 21 per Saham

Azis merekomendasikan buy MYOR dengan potensi kenaikan harga 15% dari harga penutupan per Senin (4/7) yang sebesar Rp 1.895 per saham. Akan tetapi,  harga saat ini sedang terkoreksi jadi pelaku pasar bisa wait and see terlebih dahulu dan buy jika ada konfirmasi pembalikan arah.

Dalam riset tanggal 27 Juni 2022, Maybank Sekuritas Indonesia juga mempertahankan rekomendasi buy untuk MYOR. Akan tetapi, target harga MYOR diturunkan menjadi Rp 2.350 per saham, dari sebelumnya Rp 2.550 per saham.

Analis Maybank Sekuritas Indonesia Willy Goutama menilai, MYOR diuntungkan dengan basis pasar ekspornya yang besar, terlihat dari penjualan ekspor yang mencakup 40%-50% dari total penjualan. Hal ini diyakini akan menjadi penggerak pertumbuhan laba bersih dalam jangka menengah.

Baca Juga: Siapkan Belanja Rp 1 Triliun, Mayora Indah (MYOR) Bidik Penjualan Rp 30 Triliun

Peningkatan kapasitas produksi serta pengembangan pasar ekspor baru di Timur Tengah juga akan menjadi fakor pendorong pertumbuhan penjualan MYOR. Willy memperkirakan, compounded annual growth rate (CAGR) penjualan MYOR untuk tahun 2021-2024 adalah sebesar 12%, naik dari CAGR penjualan 2017-2020 yang sebesar 6%.

Di samping itu, dilihat dari harganya, produk-produk baru MYOR akan menyasar segmen premium dan segmen value. Langkah ini dapat mengurangi risiko penurunan penjualan akibat perilaku downtrading konsumen. Data Euromonitor juga menunjukkan bahwa MYOR telah memperoleh pangsa pasar untuk segmen produk utama di negara-negara ekspor utamanya.

Di sisi lain, biaya produksi yang meningkat akibat tingginya harga gandum dan CPO membuat Maybank Sekuritas merevisi turun prediksi laba bersih untuk tahun 2022-2023. Laba bersih diperkirakan dapat mencapai Rp 1,3 triliun pada 2022 (sebelumnya Rp 2,03 triliun) dan Rp 1,8 triliun pada 2023 (sebelumnya Rp 2,74 triliun).

Baca Juga: Mayora Indah (MYOR) Targetkan Pertumbuhan Pendapatan dan Laba Konservatif Tahun Ini

Meski direvisi turun, prediksi tersebut masih lebih tinggi dari realisasi laba bersih 2022 yang sebesar Rp 1,19 triliun. Pertumbuhan laba bersih ini didukung oleh langkah MYOR yang sudah menaikkan harga produk baru dan existing. Terlebih lagi, harga gandum dan CPO diperkirakan juga akan tetap melemah di semester 2-2022," tutur Willy.

Kepala Riset Henan Putihrai Sekuritas Robertus Yanuar Hardy dan AnalisPriscilla Margatan juga menetapkan rekomendasi buy untuk MYOR dengan target harga Rp 2.000 per saham.  Rekomendasi buy ini seiring dengan pemulihan ekonomi yang cepat dan lonjakan belanja konsumen di Indonesia.

Hal tersebut terlihat dari tingkat inflasi yang berada di level 3,55% pada Mei 2022. Angka ini naik dari tingkat inflasi April 2022 yang sebesar 3,47% dan Maret 2022 sebesar 2,64%.

Baca Juga: Hasil RUPS, Mayora Indah (MYOR) Bagikan Dividen Rp 21 per Saham

Penurunan profitabilitas sebesar 62,8% yoy yang dialami pada kuartal I-2022 juga akan dapat diatasi perusahaan seiring dengan kenaikan harga jual produknya. "Oleh karena itu, kami berpendapat bahwa kontraksi kuartal I-2022 hanya bersifat sementara dan kami mengantisipasi pemulihan profitabilitas yang cepat di periode mendatang," ucap keduanya dalam riset tanggal 6 Juni 2022.

Perusahaan memproyeksi top line dan bottom line dapat tumbuh 5% dan 10% yoy pada tahun 2022 seiring dengan optimisme pertumbuhan ekonomi yang meningkat pada 2022. Pabrik biskuit dan wafer baru yang diperkirakan dapat selesai pada tahun ini juga akan meningkatkan volume penjualan MYOR di masa depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati

Terbaru