Timah (TINS) catatkan penurunan pendapatan 18,42% yoy pada kuartal III-2020

Rabu, 04 November 2020 | 19:05 WIB   Reporter: Dimas Andi
Timah (TINS) catatkan penurunan pendapatan 18,42% yoy pada kuartal III-2020


EMITEN - JAKARTA. Meski ada perbaikan secara kuartalan, secara umum PT Timah Tbk (TINS) masih belum bisa benar-benar lepas dari tekanan bisnis yang mempengaruhi kinerjanya sepanjang tahun ini.

Berdasarkan siaran pers kinerja perusahaan, Selasa (3/11), TINS mencatatkan penurunan pendapatan sebesar 18,42% (yoy) menjadi Rp 11,88 triliun per kuartal III-2020. Beban pokok pendapatan emiten pelat merah ini juga turun 17,88% (yoy) menjadi Rp 11,12 triliun.

Perspektif kuartal III-2020 dibandingkan dengan kuartal II-2020 menunjukkan perbaikan antara lain Gross Profit Margin (GPM) TINS yang naik menjadi 6,40% dari sebelumnya 3,13%.

Baca Juga: Ini rekomendasi saham INDY, TINS, dan PWON untuk Rabu (4/11)

TINS juga mencetak laba kotor sebesar Rp 760,02 miliar di kuartal III-2020 atau naik signifikan dibandingkan realisasi di kuartal II-2020 sebesar Rp 249,94 miliar.

Di samping itu, Net Profit Margin (NPM) TINS meningkat dari sebelumnya -4,89% menjadi -2,15%. Rugi bersih TINS juga membaik dari Rp 390,07 miliar di kuartal II-2020 menjadi Rp 255,16 miliar.

Pada kuartal III-2020, arus kas operasi TINS mencapai Rp 4,84 triliun atau naik dibandingkan posisi di kuartal II-2020 sebesar Rp 3,17 triliun. EBITDA perusahaan di kuartal III-2020 tercatat sebesar Rp 850,36 miliar atau meningkat dari kuartal II-2020 sebesar Rp 338,72 miliar.

Perbaikan arus kas operasi dan EBITDA merupakan indikator sehatnya finansial TINS, sehingga perusahaan ini mampu membayar sebagian kewajiban jangka pendeknya dan utang obligasi. Adapun posisi utang bank jangka pendek TINS sebesar Rp 4,74 triliun atau turun sebesar 46,10% (yoy).

Dari segi operasional, sampai dengan kuartal III-2020 produksi bijih timah TINS sebesar 34.592 ton atau turun 47,44% (yoy) dibandingkan hasil di kuartal III-2019 sebesar 65.819 ton.

Dari pencapaian tersebut, 74,56% hasil produksi berasal dari penambangan darat, sedangkan 25,44% sisanya berasal dari penambangan laut.

Produksi logam timah TINS di kuartal III-2020 juga turun 35,37% (yoy) menjadi 37.588 ton dibandingkan realisasi di kuartal III-2019 sebesar 58.157 ton.

Penjualan logam timah TINS pada kuartal III-2020 tercatat sebesar 45.548 ton atau turun 9,49% (yoy) dibandingkan penjualan di kuartal III-2019 sebesar 50.326 ton.

Adapun harga rata-rata jual logam timah sebesar US$ 16.832 per ton di kuartal III-2020 atau turun 21,73% (yoy) dibandingkan kuartal III-2019 sebesar US$ 19.083 per ton.

Manajemen TINS menyebut, uji coba vaksin di beberapa negara telah membawa harapan baik bagi pulihnya pasar komoditas logam. Pada kuartal III-2020 permintaan logam timah tercatat sebesar 85,7 kiloton atau naik 8,07% dibandingkan kuartal II-2020 sebesar 79,3 kiloton.

Baca Juga: Permintaan Timah dari China Mulai Membaik, Saham TINS Jadi Menarik Untuk Dilirik

“Defisit logam timah pada kuartal III-2020 menyebabkan harga logam timah terus membaik dan berpotensi kembali ke harga semula pada awal tahun 2021,” tulis Manajemen TINS dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (3/11).

TINS sendiri mencatatkan porsi ekspor timah sebesar 98% sedangkan sisanya untuk pasar domestik. Adapun destinasi ekspor timah TINS sampai kuartal III-2020 didominasi oleh benua Asia 68%, Eropa 15%, dan Amerika 15%.

Ke depan, TINS berupaya terus bertransformasi menjadi perusahaan yang inovatif dan ramah lingkungan dalam eksploitasi timah di wilayah operasionalnya. Kegiatan penambangan dilakukan dengan prosedur Good Mining Practice (GMP) yang berprinsip effective and cost-friendly mining method dalam penambangan timahnya.

Eksplorasi terus dilakukan untuk mendukung keberlangsungan bisnis TINS ke depannya. Bangka Belitung masih akan menjadi lokasi utama penambangan timah lantaran potensi yang diprediksi cukup besar.

Namun demikian, tipe exploitable tin deposit akan berubah dari alluvial reserve menjadi primary reserve dengan tetap mengedepankan effective and cost-friendly mining method.

“Potensi cadangan timah di Bangka Belitung masih besar, terutama untuk tipe primer yang banyak ditemukan di berbagai lokasi baru yang terus dilakukan eksplorasinya. Cadangan baru ini akan menjadi harapan akan keberlangsungan bisnis pertimahan di masa depan,” pungkas Direktur Keuangan TINS Wibisono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto

Terbaru