10 Saham Jadi Top Laggard IHSG 2021, Saham-Saham Ini yang Diprediksi Membaik

Kamis, 06 Januari 2022 | 08:00 WIB   Reporter: Nur Qolbi
10 Saham Jadi Top Laggard IHSG 2021, Saham-Saham Ini yang Diprediksi Membaik


REKOMENDASI SAHAM - JAKARTA. Di tengah kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sebesar 10,08% sepanjang tahun 2021, ada sejumlah saham yang menjadi pemberat. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, 10 saham teratas yang menjadi laggard IHSG tahun lalu banyak dihiasi oleh anggota indeks LQ45.

Sebut saja PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR), PT Astra International Tbk (ASII), PT Barito Pacific Tbk (BRPT), dan PT United Tractors Tbk (UNTR). Di luar anggota LQ45, saham yang masuk dalam top 10 laggard IHSG adalah PT Bank Mayapada Tbk (MAYA), PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), dan PT Pollux Properties Indonesia Tbk (POLL).

Untuk tahun 2022, Analis BCA Sekuritas Achmad Yaki memperkirakan, sebagian saham dari daftar tersebut akan mencatatkan kinerja yang lebih baik. Sebut saja ASII, UNTR, BRIS, dan BUKA. Hal ini didukung laba bersih ASII, UNTR, dan BRIS per kuartal III-2021 yang cukup bagus serta sentimen positif yang diprediksi akan meliputi saham-saham tersebut.

Menurut Yaki, ASII akan diuntungkan dengan adanya rencana pemerintah untuk memperpanjang insentif Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) di tahun 2022. 

Baca Juga: IHSG Naik 10,08% Sepanjang 2021

Kemudian, UNTR bakal memperoleh sentimen positif dari harga komoditas batu bara yang diprediksi masih berada di level tinggi.

Untuk BRIS, fungsinya sebagai lembaga perantara keuangan atau financial intermediary di syariah, terutama di tengah pemulihan ekonomi juga berpotensi meningkatkan laba BRIS. 

Sementara untuk BUKA, investasi yang dilakukan emiten ini ke depannya potensial turut mengerek kinerjanya.

Untuk saat ini, Yaki menilai, keempat saham tersebut menarik untuk buy on weakness dan akumulasi. Yaki merekomendasikan beli ASII dan UNTR dengan target harga Rp 7.200 per saham untuk ASII dan Rp 29.000 untuk UNTR.

Sementara untuk BRIS dan BUKA, ia menyarankan untuk trading buy terlebih dahulu.  

"BUKA target trading di Rp 600 dengan asumsi kuat akan break area Rp 500-Rp 530 dengan stop loss di Rp 464. Sementara target trading BRIS di Rp 1.900 dengan stop loss Rp 1.725," kata Yaki saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (5/1).

Pada perdagangan Rabu (5/1), harga ASII turun 3,46% ke level Rp 5.575 per saham, sedangkan UNTR naik 0,11% ke level Rp 21.950 per saham. Kemudian, BUKA merosot 6% menjadi Rp 470 per saham dan BRIS terkoreksi 0,28% menjadi Rp 1.790 per saham.

Analis BCA Sekuritas Mohammad Fakhrul Arifin menambahkan, ASII mempunyai peluang bisnis yang cukup bagus di tahun 2022. Pasalnya, permintaan kendaraan roda dua maupun roda empat diperkirakan masih akan tinggi.

Baca Juga: Simak saham leader dan laggard IHSG September 2021, begini prospeknya ke depan

"UNTR yang merupakan salah satu anak usaha ASII juga akan diuntungkan apabila harga batu bara tetap berada di level yang tinggi seperti saat ini," ucap Fakhrul.

Selanjutnya, Fakhrul melihat peluang yang cukup bagus pada saham UNVR seiring dengan potensi pemulihan ekonomi tahun 2022 yang akan turut memperbaiki daya beli. Meskipun begitu, tekanan pada margin UNVR kemungkinan masih akan terjadi.

Fakhrul juga memandang, prospek BUKA pada 2022 akan lebih baik dari tahun lalu. Mengingat, BUKA memiliki dana segar hasil initial public offering (IPO) dan pinjaman bank yang tergolong besar. Kondisi ini menjadikan BUKA leluasa untuk melakukan ekspansi yang dapat memberikan nilai tambah bagi pemegang saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi

Terbaru