EMITEN - JAKARTA. PT Adhi Karya Tbk (ADHI) memperkirakan kontrak baru yang akan didapat perusahaan di 2021 mencapai Rp 24 triliun. Target ini diperoleh dari kenaikan 20% dari target kontrak baru di 2020.
Asal tahu saja, Dirktur Utama ADHI Entus Asnawi mengatakan, hingga akhir tahun, kontrak baru yang didapat perusahaan pelat merah ini bisa mencapai Rp 20 triliun. Hingga Sabtu (12/12), kontrak anyar yang sudah digenggam ADHI sebesar Rp 18,4 triliun.
Entus optimistis, di sisa tahun ini, ADHI masih bisa mendapatkan kontrak baru sehingga di sepanjang tahun ini, perolehan kontrak baru perusahaan bisa capai Rp 20 triliun.
Dia menambahkan dengan carry over semakin meningkat, maka ADHI juga memproyeksikan pendapatan tahun depan juga dapat bertumbuh 20%.
Karena itu, perusahaan BUMN ini menganggarkan belanja modal atawa capital expenditure (capex) sebesar Rp 3 triliun untuk tahun depan.
Baca Juga: Harga saham melonjak 112% sebulan dan masuk UMA, begini kata Adhi Karya (ADHI)
Direktur Keuangan ADHI Agung Dharmawan menyebut, dana capex tersebut salah satu gunaannya untuk membiayai beberapa proyek yang sedang dikerjakan perusahaan seperti proyek jalan tol Yogyakarta-Solo-Bawen.
Selain itu, anggaran belanja modal di tahun ini akan digunakan untuk pembelian alat hingga keperluan anak usaha
Untuk itu, perusahaan memperkirakan kebutuhan capex di tahun depan kurang lebih ada di kisaran Rp 2 triliun hingga Rp 3 triliun. "Sumber dana campuran, dari internal dan bank, serta aksi korporasi bila diperlukan," jelas Agung, Selasa (15/12).
Saat ini, ada beberapa proyek besar yang masih dikerjakan perusahaan konstruksi plat merah ini. Seperti, LRT Jabodebek Fase I dengan progres pengerjaan 80% dan jalan tol Sigli-Banda Aceh dengan progres pengerjaan 60,1%.
Entus menyebut, untuk tren di tahun depan pihaknya melihat akan ada tren positif. Sebabnya, perusahaan optimis dengan distribusi vaksin yang akan mulai dilakukan tahun depan. Selain itu, Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) tetap berjalan dan budget infrastruktur cukup besar mencapai Rp 414 triliun.
"Kami optimis bisa bertumbuh di tahun depan," ujarnya.
Selanjutnya: PPRO, ADHI, WIKA, WSKT dan INKP Berlomba Menerbitkan Obligasi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News