EMITEN - Perubahan iklim menimbulkan dampak merugikan bagi kehidupan manusia, termasuk sektor peternakan unggas. Cuaca yang tak menentu dapat menurunkan daya tahan unggas sehingga rentan terkena penyakit. PT Widodo Makmur Unggas (WMUU), salah satu perusahaan terkemuka di bidang peternakan ayam terintegrasi, berupaya mengurangi efek negatif perubahan iklim dengan penggunaan sistem kandang tertutup atau closed house.
Closed house merupakan sistem kandang tertutup yang bisa membantu mengoptimalkan kondisi lingkungan yang meliputi ventilasi, suhu, dan kelembapan. Pada kandang closed house terjadi pergerakan udara yang stabil dan tingkat kelembapan udara di dalam kandang bisa diatur sesuai dengan kebutuhan ayam. Saat ini, semua fasilitas peternakan WMUU yang merupakan anak perusahaan PT Widodo Makmur Perkasa (WMPP) sudah menggunakan sistem close housed.
“Dengan kandang closed house, performa dan produktivitas ayam diharapkan semakin meningkat,” tutur Chief Executive Officer (CEO) WMUU Ali Mas’adi.
Kandang closed house digunakan di breeding farm WMUU dengan sistem pemeliharaan good breeding practice (GBP) secara ketat di bawah supervisi ahli dan dijalankan oleh praktisi muda berpengalaman untuk menghasilkan bibit ayam berkualitas. Selain di breeding farm, WMUU mengaplikasikan teknologi modern di seluruh divisinya mulai dari penetasan telur (hatchery), pabrik pakan, hingga rumah pemotongan ayam.
Salah satu contohnya adalah penggunaan inkubator, otomatisasi penetasan, dan sistem climate control di fasilitas hatchery WMUU. Teknologi peternakan mutakhir ini didatangkan Perseroan dari Royal Pas Reform yang berpusat di Eropa. Dengan peralatan tersebut, proses penetasan dapat dipantau dan disesuaikan secara otomatis, mulai dari hari pemindahan hingga penetasan terakhir.
“Peralatan canggih ini dirancang untuk menghasilkan DOC (day old chick-ayam umur sehari) yang sehat dan berkualitas, melalui mekanisme yang dapat mengontrol jarak waktu penetasan, sehingga menciptakan kondisi ideal penetasan dengan mengoptimalkan kelembapan dan CO2 di dalam proses penetasan,” lanjutnya.
Memacu kapasitas produksi
Dengan penggunaan teknologi terbaru tersebut, WMUU juga berharap dapat memacu kapasitas produksi penetasan telur. Sebagai contoh, saat ini fasilitas hatchery WMUU di Gunungkidul, Yogyakarta, memiliki kapasitas 2 juta telur per bulan. Pengadaan fasilitas produksi berteknologi terkini merupakan bagian dari upaya Perseroan untuk meningkatkan kapasitas secara progresif.
“Targetnya bisa mendorong kapasitas produksi hingga 4 juta telur per bulan,” ungkap Ali.
Perseroan telah memiliki pabrik pakan di Balaraja, Tangerang, Banten, sebagai bagian dari peternakan unggas terintegrasi. Selain untuk memenuhi kebutuhan pakan sendiri, WMUU juga terus melakukan inovasi berbasis teknologi guna menghasilkan pakan unggas berkualitas.
Pakan unggas yang berkualitas tinggi dan bernutrisi seimbang dapat mencegah ayam mengeluarkan panas berlebih dalam tubuhnya. Daya tahan tubuh ayam pun meningkat sehingga lebih tahan menghadapi perubahan cuaca ekstrem akibat pemanasan global.
“Perseroan bekerja sama dengan akademisi untuk menunjang operasional bisnis, salah satunya penelitian terkait penemuan formulasi pakan ternak dan penelitian lainnya,” ujarnya.
WMUU akan terus berkomitmen untuk mengaplikasikan teknologi terbaru di fasilitas-fasilitas produksinya. Dengan penerapan teknologi mutakhir di sektor peternakan, Perseroan bertujuan menghasilkan produk yang lebih berkualitas agar dapat lebih efisien dan kompetitif di pasar. Pengembangan fasilitas peternakan unggas ini juga mendukung rencana WMUU untuk mengekspor unggas ke Singapura dan Uni Emirat Arab.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News