EMITEN - JAKARTA. PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) berencana menggelar penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue. Emiten tambang emas dan tembaga ini berencana melakukan penawaran umum terbatas II (PUT II) sebanyak-banyaknya 1.206.000.000 saham dengan harga penerbitan Rp 2.830.
Rizky Khaerunnisa, Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia mengatakan, adanya aksi korporasi ini cukup menarik untuk saham MDKA. Hal tersebut karena harga penebusannya yang relatif jauh di bawah harga saat ini yaitu sebesar Rp 2.830 per saham. Pada perdagangan Senin (07/2), saham MDKA ditutup naik 0,55% ke level Rp 3.640.
Dari rencana rights issue MDKA, aksi korporasi ini membuat Merdeka Copper berpotensi meraup dana Rp 3,41 triliun. Dana tersebut bertujuan untuk memperkuat struktur permodalan MDKA. Seluruh dana yang diperoleh dari aksi korporasi ini rencananya akan digunakan untuk kebutuhan likuiditas dan modal kerja perusahaan. Oleh karena itu, Rizky menilai, hal tersebut dapat mendukung pengembangan usaha perusahaan dan memberikan nilai tambah dalam mendukung kinerja ke depan.
Baca Juga: Ini Rincian Penggunaan Dana Obligasi Merdeka Copper Gold (MDKA)
Menurut Rizky, beberapa sentimen positif untuk saham MDKA yaitu produksi pada kuartal III-2021 yang cukup kuat karena operasi kembali normal. Produksi tambang emas Tujuh Bukit (TB) pada kuartal III-2021 naik sebesar 10% QoQ menjadi 41.520 oz. Hal tersebut menjadikan produksi emas cukup pulih pada sembilan bulan pertama 2021 menjadi 95.884 oz. Produksi tembaga Wetar pada periode yang sama 2021 juga naik sebesar 18% QoQ menjadi 5.896 ton, sehingga produksi tembaga sembilan bulan 2021 menjadi 13.388 ton.
Tak hanya itu, Rizy memandang bahwa akuisisi baru-baru ini atas aset Resources Asia Pasifik (PSAB) oleh Provident Indonesia dan kegiatan pengeboran tambang yang dijadwalkan pada kuartal pertama 2022 sebagai salah satu perkembangan yang sangat positif untuk MDKA. Ini juga merupakan pertanda baik bahwa proyek dan JV akan berjalan sesuai rencana.
Dengan mengakuisisi 50,1% atas aset Resources Asia Pasifik (PSAB) oleh Provident Indonesia diharapkan dapat mengembangkan kegiatan usaha MDKA dan dapat meningkatkan laba dan kinerja keuangan di masa yang akan datang.
Baca Juga: Merdeka Copper Gold (MDKA) Siap Terbitkan Obligasi Berkelanjutan Rp 3 Triliun
Adapun tantangan untuk MDKA adalah permintaan global yang cenderung lemah untuk komoditas. Selain itu, pemulihan ekonomi yang dikhawatirkan akan melambat sejalan dengan lonjakan kasus covid-19 varian Omicron serta kebijakan PPKM level 3 bisa jadi katalis negatif untuk saham MDKA.
Pada tahun ini, Rizky memproyeksi kinerja emiten ini di 2022 masih cukup fluktuatif. Ia memperkirakan produksi MDKA bakal kembali normal di tahun 2022, setelah produksinya menurun akibat insiden keretakan pada permukaan heap leach pada di tambang emas Tujuh Bukit.
Dari pihak MDKA sendiri memasang target produksi emas tahun depan seharusnya dapat melebihi dari target produksi yang dipasang tahun ini, yakni 120.000 ons troi.
Baca Juga: Merdeka Copper (MDKA) Bakal Tambah Kepemilikan Saham di Pani Bersama Jaya
Data Purchasing managers’ index (PMI) manufacturing di beberapa Negara juga sudah mulai bergerak ekspansif. Sehingga, seharusnya kegiatan manufaktur dan industri kembali meningkat yang bisa menjadi pendorong permintaan tembaga di tahun 2022.
Saat ini, Rizky memberikan rekomendasi wait and see saham MDKA untuk jangka pendek karena harganya cenderung turun, jadi masih menunggu konfirmasi sinyal buy lanjutan. Adapun support untuk saham MDKA berada di Rp 3.560.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News