KONTAN.CO.ID - Jakarta. Program pembelian kembali atau buyback saham semakin marak terjadi jelang akhir tahun 2025. Bahkan, buyback saham berlangsung pada saham blue chip yang belakangan mengalami pelemahan harga. Apakah investor harus ikut beli?
Saham blue chip adalah saham lapis satu yang telah berpengalaman di pasar modal. Saham blue chip biasanya berasal dari perusahaan dengan kinerja fundamental bagus dan memiliki nilai kapitalisasi pasar besar hingga puluhan hingga ratusan triliun rupiah.
Di Bursa Efek Indonesia (BEI), saham blue chip biasanya menjadi anggota indeks mayor seperti LQ45. Salah satu anggota indeks LQ45 yang akan dilakukan buyback adalah saham PT Kalbe Farma Tbk (KLBF).
Manajemen KLBG berencana buyback saham dengan nilai nominal maksimum Rp 250 miliar. Periode buyback tersebut berlangsung mulai Selasa 16 Desember 2025 sampai 15 Maret 2026.
Baca Juga: Harga Melonjak, Saham RLCO CANI BNBR NATO CARE Disuspensi, Investor Harus Beli/Jual?
Sementara itu, PT Darma Henwa Tbk (DEWA) telah memasuki periode buyback saham pada 19 November 2025 hingga 19 Februari 2026. Namun, DEWA mengumumkan pemangkasan alokasi dana buyback saham dari sebelumnya Rp 1,7 triliun menjadi Rp 950 miliar.
Anggota LQ45 lain yang buyback saham adalah PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT). Manajemen AMRT merencanakan buyback saham dengan alokasi dana sebesar Rp 1,5 triliun. Proses buyback saham AMRT telah berlangsung dari 8 Desember 2025 dan berlanjut sampai 6 Maret 2026.
Ekky menyebut, di tengah pergerakan IHSG yang sudah berkali-kali mencetak level tinggi, masih terdapat saham-saham tertentu yang belum sepenuhnya mencerminkan fundamental dan prospek jangka menengah atau panjang perusahaan.
Ekky menambahkan, aksi buyback juga menjadi sinyal kondisi neraca emiten yang relatif sehat dengan ruang kas yang cukup untuk dialokasikan ke aktivitas non-operasional tanpa mengganggu likuiditas utama perusahaan.
"Dalam kondisi tersebut, aksi buyback sering diikuti oleh pelaku pasar dan investor lain, sehingga memperkuat tren kenaikan harga saham," tutur dia, Selasa (16/12).
Tonton: Banjir Bandang Kembali Terjang Padang, Warga Berlarian ke Perbukitan
Jika pertumbuhan ekonomi nasional mulai stabil atau bahkan terakselerasi yang ditandai oleh daya beli serta konsumsi masyarakat yang terjaga, maka kebutuhan emiten untuk melakukan buyback diperkirakan akan lebih minim.
Dari situ, Nico menyarankan investor yang hendak mengincar emiten yang sedang aktif buyback saham untuk selalu memperhatikan fundamental emiten dan potensi valuasi saham pada masa depan.
Ekky menyebut, dari sekian emiten yang belakangan ini menggelar aksi buyback, KLBF, DEWA, dan AMRT dianggap relatif menarik untuk dicermati investor.
Lantas, Ekky menargetkan harga saham KLBF berpotensi mengarah ke kisaran Rp 1.500 per saham–Rp 1.600 per saham, kemudian saham AMRT bergerak ke area Rp 2.300 per saham–Rp 2.400 per saham, dan DEWA berpeluang menuju level Rp 800 per saham.
Selanjutnya: Harga Bahan Baku Melemah, Prospek Emiten Kertas Cerah
Menarik Dibaca: Special 3rd Anniversary Go!Go!Curry, Promo Buy 1 Get 1 Cuma 17-19 Desember 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News