EMITEN - JAKARTA. Penurunan kinerja dialami oleh PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) sepanjang tahun 2020. Emiten pertambangan batubara ini membukukan pendapatan bersih senilai US$ 1,18 miliar, atau menurun 30,9% dari realisasi pendapatan ITMG tahun sebelumnya yang mencapai US$ 1,71 miliar.
Alhasil, penghuni Indeks Kompas100 ini membukukan laba bersih senilai US$ 39,47 juta, yang menurun 69,5% dari realisasi laba bersih ITMG pada tahun 2019 yang mencapai US$ 129,42 juta.
Dalam laporannya, Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Andy Wibowo Gunawan menilai, pendapatan ITMG tahun lalu masing-masing mencapai 106,6% dari perkiraan yang dipasang Mirae Asset dan mencerminkan 99,4% dari target konsensus.
Baca Juga: Ekspor turun, pendapatan bersih Indo Tambangraya (ITMG) terkikis 30,9% di tahun 2020
Selain itu, bottomline ITMG yang menyusut menjadi US$ 39,4 juta, masing-masing mencerminkan 54,6% dari perkiraan setahun penuh Mirae Asset dan 61,9% dari perkiraan konsensus. Adapun kinerja yang melemah ini disebabkan oleh kerugian lain-lain yang lebih tinggi, yang meningkat menjadi US$ 31 juta, dari sebelumnya masih membukukan keuntungan senilai US$ 1 juta di 2019.
Jika dijabarkan lebih rinci, Mirae Asset melihat bahwa kerugian lain-lain yang lebih tinggi pada 2020 disebabkan oleh penghapusan aset dalam penyelesaian (Write-off of construction in progress), kerugian swap batubara dan bahan bakar, hingga kerugian selisih kurs.
Mirae Asset sedang memperbarui dan meninjau asumsi untuk ITMG karena masih menunggu panduan perusahaan. “Ada kemungkinan kami mempertahankan target harga untuk ITMG. Kami menilai risiko penurunan ITMG sudah cukup terbatas setelah perusahaan memperoleh konsesi tambang batubara baru yang mengandung nilai kalori 3.900 kcal / kg,” tulis Andy, Kamis (25/2).
Target harga terakhir dari Mirae Asset untuk saham ITMG adalah Rp16.900 per saham.
Selanjutnya: Simak strategi Indo Tambangraya (ITMG) untuk genjot produksi batubara di tahun ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News