Begini proyeksi pergerakan IHSG jelang RDG Bank Indonesia

Senin, 15 Februari 2021 | 05:45 WIB   Reporter: Kenia Intan
Begini proyeksi pergerakan IHSG jelang RDG Bank Indonesia


PROYEKSI IHSG - JAKARTA. Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) akan digelar pada Rabu hingga Kamis, 17-18 Februari 2021. Beberapa analis memproyeksikan, BI tetap mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI 7DRRR) atau suku bunga acuan di level saat ini. 

Asal tahu saja, terakhir suku bunga acuan diputuskan tetap pada level 3,75% dalam RDG BI bulan Januari 2021. Adapun sepanjang tahun 2020 BI telah memangkas suku bunga acuan sebanyak 5 kali  sebanyak 125 basis points (bps) menjadi 3,75% dari semula 5%.

Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Ardiastama mengungkapkan, BI lebih berhati-hati dalam menentukan kebijakan moneter. Hal tersebut dilakukan demi menjaga stabilitas nilai tukar guna mendukung pemulihan dari dalam negeri.

Baca Juga: IHSG diprediksi lesu, saham-saham ini layak dicermati pada perdagangan Senin (15/2)

"Jika mengacu pada inflasi saat ini yang berada pada 1,55%, Kami melihat masih ada ruang penurunan sebesar 25 bps. Namun pekan depan, Kami melihat BI masih akan mempertahankan suku bunga di 3,75%," jelas Okie ketika dihubungi Kontan.co.id, Kamis (11/2). 

Menurutnya, BI lebih berhati-hati dalam menurunkan suku bunga acuan seiring dengan The Fed dan Bank Sentral Eropa yang masih konservatif. 

Lebih lanjut Okie menjelaskan, BI saat ini hanya memiliki dua opsi terhadap suku bunga acuan, yakni mempertahankan atau menurunkannya. Jika BI tetap mempertahankan suku bunga acuan di 3,75%, IHSG akan bergerak cenderung melemah dengan level 6.062 hingga 6.280. Akan tetapi, jika BI memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan, maka IHSG akan bergerak cenderung menguat dengan level 6.152 hingga 6.428. 

Opsi pemangkasan memang cenderung mengerek IHSG karena lebih sesuai dengan ekspektasi pasar, yakni dukungan dari BI guna mempercepat pemulihan dan menjaga sektor manufaktur dalam tahap ekspansif.

Adapun saham-saham yang bergerak di sektor perbankan dan properti akan terkena dampak secara psikologis dari pentauan suku bunga acuan pekan depan. Oleh karenanya, terhadap saham-saham tersebut pelaku pasar dapat wait and see terlebih dahulu menjelang kepastian dari kebijakan lebih lanjut. 

Sementara itu, Analis MNC Sekuritas Aqil Triyadi mengungkapkan, perubahan suku bunga acuan itu memang akan berdampak pada saham-saham sektor perbankan dan properti. Akan tetapi dampaknya tidak akan signifikan, apalagi jika suku bunga acuan tetap di level 3,75%. 

"Namun, jika terjadi pemangkasan suku bunga akan membuat IHSG berpeluang menguat cukup signifikan ," jelasnya kepada Kontan.co.id, Kamis (11/2). Ia memprediksi IHSG minggu depan akan bergerak dengan level support 6.018 dan resistance di 6.330. 

Adapun Aqil memprediksi suku bunga acuan masih akan dipertahankan di level sekarang. Ini mempertimbangkan pemulihan perekonomian yang  membaik. Walau begitu, Aqil tidak memungkiri BI sesungguhnya punya peluang untuk memangkas suku bunga tersebut.

Selain keputusan BI mengenai suku bunga acuan, investor juga akan mempertimbangkan beberapa sentimen lain baik dari domestik ataupun global. Dari domestik ada sentimen mengenai vaksinasi, rilis data neraca perdagangan Indonesia, serta pergerakan harga komoditas. Sementara dari global, rilis data perekonomian seperti  neraca perdagangan dan inflasi Jepang, inflasi Inggris, serta penjualan ritel Amerika Serikat akan berpengaruh. 

Tidak jauh berbeda, Analis Philip Sekuritas Indonesia Anugerah Zamzami Nasr melihat dari sisi rupiah dan inflasi sebenarnya mendukung untuk dilakukan pemangkasan suku bunga. Akan tetapi, ia memprediksi BI masih akan menyimpan opsi tersebut untuk bulan-bulan berikutnya.

"Penurunan suku bunga yang terus-menerus dapat mengurangi attractiveness pasar keuangan Indonesia juga," jelasnya ketika dihubungi Kontan.co.id, Sabtu (13/2). Ia pun memprediksi IHSG akan bergerak dengan level support dan resistance di level 6.177 hingga 6.255. 

Kalaupun ada kejutan dari BI berupa pemangkasan tingkat suku bunga acuan, pasar diprediksi masih akan  mencerna terlebih dahulu sebab-sebab penurunan tersebut. Di sisi lain, pasar tetap mempertimbangkan pandangan Gubernur BI mengenai kondisi perekonomian ke depan. Menurutnya, pandangan Gubernur BI terhadap kondisi perekonomian  justru lebih berdampak dibanding sentimen penetapan tingkat suku bunga acuan. Selain itu, investor  juga menanti laporan keuangan emiten sepanjang tahun 2020 yang mulai dirilis dan neraca perdagangan Indonesia bulan Januari 2021. 

Selanjutnya: IHSG diproyeksi menguat Senin (15/2), ini sentimennya

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .
Terbaru