WARAN TERSTRUKTUR - JAKARTA. Maybank Sekuritas Indonesia turut meramaikan pasar instrumen derivatif dengan meluncurkan delapan seri waran terstruktur pada Senin (13/2).
Delapan waran terstruktur tersebut menggunakan underlying saham konstituen IDX30, yakni PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Astra International Tbk (ASII), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM).
Presiden Direktur Maybank Sekuritas, Wilianto Ie menjelaskan, tahun 2023 merupakan momentum yang tepat untuk meluncurkan waran terstruktur, terutama mengingat kondisi pasar dan prospek perekonomian Indonesia yang baik saat ini.
Baca Juga: Maybank Sekuritas Resmi Luncurkan 8 Seri Waran Terstruktur
"Kami berharap hadirnya waran terstruktur dari Maybank Sekuritas dapat memperdalam pasar dengan memungkinkan para pelaku pasar modal untuk berinvestasi pada perusahaan-perusahaan terbaik dalam negeri dengan modal yang lebih rendah," ujar Wilianto usai seremoni pencatatan Waran Terstruktur di Bursa Efek Indonesia, Senin (13/2).
Regional Head Equity & Commodity Derivatives Maybank Investment Banking Group, Azzahir Azhar menilai, waran terstruktur telah menjadi instrumen perdagangan yang menarik di Asia Tenggara, khususnya di kalangan investor ritel. Di Malaysia, Maybank bahkan telah menerbitkan waran terstruktur sejak 2011.
Dalam kesempatan yang sama, Azzahir menjelaskan ada tiga manfaat waran terstruktur untuk pelaku pasar modal. Pertama adalah leverage, yang juga dikenal sebagai efek pengungkit.
Waran terstruktur memungkinkan investor untuk mendapatkan eksposur dari aset yang mendasari (underlying asset) hanya dari sebagian kecil harganya. Secara teoritis, jika harga saham underlying naik, maka harga waran terstruktur juga ikut naik.
Adanya efek pengungkit membuat potensi persentase keuntungan waran terstruktur menjadi yang lebih besar daripada persentase keuntungan saham underlying-nya, dan begitu pula sebaliknya.
Kedua, modal investasi yang lebih rendah. Untuk eksposur serupa pada saham underlying, harga waran terstruktur lebih murah daripada membeli langsung saham underlying-nya.
Baca Juga: Maybank Siapkan Delapan Waran Terstruktur
Dia mencontohkan, harga saham BBRI adalah per penutupan perdagangan Jumat (10/2) berada di level Rp 4.690. Di sisi lain, harga waran terstruktur underlying BBRI hanya Rp 444.
Ketiga adalah strategi penggantian saham. Strategi ini dapat digunakan secara efektif untuk mendapatkan manfaat dari waran terstruktur.
Misalnya, jika investor ingin menjual saham BBRI dan ingin membeli saham di sektor lainnya, maka investor bisa menjual saham tersebut dan membeli waran terstruktur BBRI dengan harga yang lebih murah.
Dengan begitu, jika harga saham BBRI ternyata naik, secara teoritis waran terstrukturnya akan naik mengikuti underlying-nya.
Namun di sisi lain, Azzahir mengingatkan, waran terstruktur juga memiliki risiko yang tinggi karena memiliki masa berlaku yang terbatas dan dapat berakhir tanpa nilai apapun.
Oleh karena itu, Azzahir mengimbau calon investor untuk mempelajari semua informasi terkait produk waran terstruktur termasuk manfaat dan risiko investasi.
Untuk itu, Willianto mengatakan peluncuran waran terstruktur adalah sesuatu yang harus dijalani setahap demi setahap.
Dia pun menekankan pentingnya aspek Pendidikan dan literasi terkait waran terstruktur ke pelaku pasar.
“Kami juga akan menggandeng komunitas, dan bekerja sama dengan regulator untuk program-program literasi kami. Semua channel yang bisa kami lakukan, akan kami lakukan, karena itu merupakan komitmen Maybank Grup terhadap perkembangan pasar modal,” pungkas Willianto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News