REKOMENDASI SAHAM - JAKARTA. Pemulihan ekonomi terus berlanjut pada tahun 2022, meski masih tetap dibayangi gelombang penyebaran covid-19 varian baru. Di tengah kondisi tersebut, analis melihat sejumlah sektor saham dan emiten yang kinerjanya berpotensi melaju pada tahun ini.
Analis Fundamental B-Trade Raditya Krisna Pradana menjagokan lima sektor saham yang dinilai memiliki prospek cerah. Pertama, sektor industrials. Berlanjutnya program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) serta rencana perpanjangan insentif fiskal Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) menjadi katalis positifnya.
Kedua, sektor saham non-cyclical. Raditya melihat ini sebagai sektor yang defensif dengan permintaan tinggi dari konsumen. "Baik pandemi atau tidak, produknya tetap laku di pasaran karena kebutuhan konsumen. 2022 juga diproyeksi menjadi tahun pemulihan ekonomi yang berdampak pada perbaikan penjualan perusahaan barang konsumen," kata Raditya kepada Kontan.co.id, Minggu (30/1).
Ketiga, sektor saham yang dijagokan Raditya adalah infrastruktur. Sektor ini mendapat katalis positif dari alokasi anggaran yang masih tinggi untuk pengerjaan infrastruktur dan konstruksi. Selain itu, pelonggaran PPKM juga telah meningkatkan kinerja operasional dan keuangan perusahaan sektor infrastruktur.
Baca Juga: Masuk LQ45, Cermati Rekomendasi Saham HRUM, WSKT, EMTK dan AMRT
Faktor penting lainnya, proyek Ibu Kota Negara (IKN) baru di Kalimantan Timur juga berpeluang besar menjadi katalis positif yang mendongkrak kinerja sektor infrastruktur pada tahun ini.
Keempat, sektor finance. Ada sejumlah indikator yang menunjukkan perbaikan kinerja perbankan sejak kuartal ketiga 2021. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatatkan kredit perbankan naik 2,21% year on year (yoy) menjadi Rp 5.652,8 triliun per Q3-2021.
Kualitas kredit perbankan juga terus membaik, tercermin dari rasio kredit macet atau non performing loan (NPL) di level 3,22% pada Q3-2021. Di sisi lain, dana pihak ketiga (DPK) juga tumbuh mencapai 7,69% yoy menjadi Rp 7.162,3 triliun.
Sektor kelima yang dijagokan Raditya adalah sektor kesehatan. Adanya lonjakan kasus covid-19 seiring masifnya penyebaran varian omicron telah meningkatkan ketidakpastian dan kekhawatiran pasar. "Munculnya varian omicron menurut analisis kami akan meningkatkan demand dari produk-produk kesehatan," ujar Raditya.
Sementara itu, Analis Teknikal MNC Sekuritas Herditya Wicaksana melacak prospek sejumlah sektor dari kinerja yang diraih sepanjang 2021 lalu. Dia memperkirakan transportasi dan logistik, perbankan, telekomunikasi, batubara, serta teknologi menjadi sektor-sektor yang kinerjanya semakin membaik.
Sektor transportasi dan logistik didorong oleh isu kelangkaan kontainer ditambah dengan maraknya jual beli online yang bakal meningkatkan kinerja dari emiten-emiten di sektor tersebut.
Selanjutnya, sektor teknologi ditopang oleh prospek dan tren digitalisasi ke depan. Sedangkan sektor telekomunikasi disokong oleh konsumsi data yang terus menanjak.
"Dengan perubahan perilaku dan behaviour masyarakat dalam berbelanja online, tampaknya akan menjadi pendorong logistik dan transportasi, teknologi dan telekomunikasi dalam satu paket," terang Herditya.
Di sisi lain, kebutuhan dan kenaikan harga batubara global diprediksi akan kembali menguntungkan sektor komoditas emas hitam tersebut. Sedangkan sektor perbankan ditopang oleh tren pertumbuhan ekonomi, serta ekspansi dan merger dari bank digital.
Baca Juga: Menyimak Rekomendasi Saham-Saham Baru Penghuni LQ45
Dihubungi terpisah, Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Cheryl Tanuwijaya melihat sektor energi, keuangan, transportasi, basic material, dan kesehatan, menjadi sektor bisnis yang memiliki prospek cerah. Sentimen yang bisa mengangkat sektor-sektor tersebut adalah kenaikan harga komoditas dan pemulihan ekonomi yang akan memacu pertumbuhan kredit.
Selain itu, aktivitas bisnis yang meningkat akan menguntungkan sektor transportasi dan bahan baku. "Selain itu selama pandemi sektor kesehatan juga akan diuntungkan karena permintaan jasa dan produknya meningkat," ujar Cheryl.
Saham pilihan
Dengan kondisi tersebut, Cheryl merekomendasikan tiga saham pilihan. Yakni PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Temas Tbk (TMAS), dan PT Adaro Energy Tbk (ADRO). Dengan target kenaikan 5%-10%.
Sedangkan secara teknikal dalam jangka pendek-menengah, Herditya menjagokan empat saham. Yakni PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) dengan di target harga Rp 400 - Rp 520.
Baca Juga: Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham Pilihan untuk Senin (31/1)
Selanjutnya, buy untuk PT Blue Bird Tbk (BIRD) dengan target harga Rp 1.530 - Rp 1.600. Lalu ADRO dengan rekomendasi buy on weakness (BoW) dengan target harga Rp 2.350 - Rp 2.500, serta BoW untuk PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) di target harga Rp 8.075 - Rp 8.300.
Sementara itu, Raditya menjagokan beberapa saham:
1. PT United Tractors Tbk (UNTR) dengan support Rp 22.575, resisten di Rp 23.425, serta target penguatan di level Rp 24.725.
2. PT Multipolar Tbk (MLPL) dengan support Rp 181, resisten Rp 237 dan target penguatan Rp 280.
3. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dengan support Rp 8.550, resisten Rp 8.750, dan target penguatan Rp 9.225.
4. PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) pada support Rp 505, resisten Rp 530, dan target penguatan Rp 615.
5. PT Bali Towerindo Sentra Tbk (BALI) pada support Rp 855, resisten Rp 880, dan target penguatan Rp 1.000
6. PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) pada level support Rp 1.010, resisten Rp 1.035, dan target penguatan Rp 1.160.
7. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan target support Rp 7.675, resisten Rp 7.800, dan target penguatan Rp 8.250.
8. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dengan support Rp 7.175, resisten Rp 7.475, dan target penguatan Rp 8.100.
9. PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) di level support Rp 1.655, resisten Rp 1.675, dan target penguata Rp 1.805.
Baca Juga: Saham-Saham Ini Menopang Penguatan Indeks SRI-KEHATI dan Indeks ESGL
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News