EMITEN - JAKARTA. Emiten baru di Bursa Efek Indonesia (BEI) sudah mengantre di awal 2021. Salah satunya adalah PT Diagnos Laboratorium Utama Tbk.
Perusahaan layanan kesehatan ini telah menetapkan harga initial public offering (IPO) Rp 200 per saham. Harga IPO tersebut berada di batas tengah dari rentang harga penawaran Rp 190-Rp 210 per saham saat bookbuilding.
Dalam aksi korporasi ini, Diagnos Laboratorium akan melepas 250 juta saham atau 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Sehingga, total dana yang dikantongi dari IPO ini mencapai Rp 50 miliar.
Dalam prospektus resmi Rabu (30/12) yang terbit di Harian Kontan, Diagnos Laboratorium juga akan melakukan program penjatahan saham untuk karyawan sebesar 0,4% dari total saham yang ditawarkan dalam IPO.
Baca Juga: Listing pekan depan, DCI Indonesia mengantongi dana IPO sebesar Rp 150 miliar
Sebagian besar dana IPO ini akan digunakan untuk pengembangan usaha. Rinciannya 42,6% untuk pembangunan laboratorium utama serta pembangunan cabang di Makassar, Surabaya, dan Medan. Ketiga ekspansi ini diharapkan selesai pada 2021.
Perusahaan juga akan mengoptimalkan operasional di laboratorium yang sudah ada dan membeli kendaraan. Lalu, sebesar 57,4% dana IPO akan digunakan untuk modal kerja.
Dalam melakukan proses IPO, Diagnos Laboratorium Utama menggandeng PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia sebagai pelaksana emisi efek.
Baca Juga: Kondisi membaik, BEI berpeluang revisi target di tahun depan
Jika berjalan sesuai rencana, Diagnos Laboratorium akan memulai masa penawaran umum perdana saham pada 4-8 Januari 2021. Lalu, masa penjatahan ditargetkan pada 12 Januari 2021.
Setelah itu, pengembalian uang pemesanan sekaligus distribusi saham secara elektronik dilakukan pada 14 Januari 2021. Sehingga, pada 15 Januari 2021 diharapkan Diagnos Laboratorium bisa secara resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Baca Juga: Pasar saham diyakini lebih stabil, IPO di tahun depan diprediksi bakal lebih ramai
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News