RENCANA IPO - JAKARTA. Gelaran penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) pada tahun depan diperkirakan bakal lebih ramai ketimbang tahun ini.
Untuk tahun depan, Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana melihat kondisi pasar saham akan lebih baik ketimbang tahun 2020 dan terbilang lebih stabil. Sehingga perusahaan bisa memilih IPO untuk memperoleh dana segar, selain dari penerbitan obligasi dan pendanaan perbankan.
Hal ini sejalan dengan adanya pemulihan ekonomi pada tahun depan dan terkait pendistribusian vaksin Covid-19. “Jadi harapan investor akan lebih baik untuk pertumbuhan kinerja perusahaan,” ungkapnya, Selasa (15/12).
Wawan menilai, saham-saham baru dari sektor kesehatan, telekomunikasi, sektor keuangan, dan terkait pertambangan nikel menarik untuk dicermati. Ia bilang sektor telekomunikasi masih menarik untuk tahun depan karena kegiatan melalui online masih akan berlanjut pada 2021. Sedangkan pertambangan nikel menarik seiring dengan berkembangnya mobil listrik.
Baca Juga: Adhi Karya (ADHI) buka kemungkinan anak usaha IPO tahun depan
Yang jelas, Wawan menyarankan untuk pelaku pasar yang mengincar saham-saham IPO agar melihat secara teliti mengenai prospek bisnis untuk dua hingga tiga tahun ke depan.
Sebelumnya, Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI), I Gede Nyoman Yetna mengatakan, BEI masih mengantongi 20 perusahaan dalam pipeline-nya. Perkembangan terkini, 11 perusahaan diperkirakan akan melakukan IPO pada Desember 2020.
Dilihat dari sektornya, sektor perdagangan, jasa, dan investasi masih mendominasi dengan jumlah tiga perusahaan. Satu perusahaan dari sektor keuangan, dan satu perusahaan dari sektor properti, real estate dan konstruksi bangunan.
Sementara itu, sektor industri barang konsumen, sektor agrikultur, dan sektor aneka industri masing-masing mengantongi dua perusahaan.
Selanjutnya: Awal 2021, Diagnos Laboratorium Utama akan melantai di BEI
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News