Efek Positif Kenaikan Harga Minyak pada Kinerja Samudera Indonesia (SMDR)

Selasa, 07 Juni 2022 | 06:05 WIB   Reporter: Nur Qolbi
Efek Positif Kenaikan Harga Minyak pada Kinerja Samudera Indonesia (SMDR)


PELAYARAN -    JAKARTA. Harga minyak mentah dunia terus beranjak naik. Mengutip data Bloomberg, harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Agustus 2022 berada di level US$ 119,89 per barel pada Senin (6/6) per pukul 8.17 pagi.

Tak jauh berbeda, per pukul 8.16 pagi, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Juli 2022 sebesar US$ 118,94 per barel. Padahal, sebulan sebelumnya, harga kedua minyak mentah tersebut masih berada di kisaran US$ 110 per barel.

Menanggapi kenaikan harga minyak mentah ini, Direktur Utama PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) Bani Maulana Mulia mengatakan, peningkatan harga minyak mentah global maupun harga energi lainnya justru membawa efek positif bagi SMDR.

Pasalnya, kondisi tersebut justru meningkatkan permintaan terhadap layanan jasa pelayaran dan logistik perusahaan.

Baca Juga: Simak Rekomendasi Teknikal Saham SMDR, HMSP dan MPMX untuk Perdagangan Selasa (24/5)

Salah satunya bisa dilihat dari nilai ekspor minyak dan gas Indonesia yang sudah naik lebih dari 48% sejak awal tahun 2022.

"Kenaikan harga minyak mendorong permintaan jasa pelayaran dan logistik sehingga juga mengangkat tingkat pendapatan SMDR," kata Bani saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (6/6).

 

 

Sebagai gambaran, sepanjang Januari-Maret 2022, SMDR berhasil membukukan pendapatan sebesar US$ 250,09 juta. Perolehan tersebut meningkat 95,64% dibanding realisasi pendapatan kuartal I-2021 yang sebesar US$ 127,84 juta.

Di sisi lain, SMDR juga terus mencermati efek kenaikan harga minyak mentah dunia terhadap beban operasi. Meskipun begitu, menurut Bani, sejauh ini seluruh kenaikan terhadap beban operasi dapat diteruskan (pass on) kepada pelanggan perusahaan.

Baca Juga: Samudera Indonesia (SMDR) Memberikan Sinyal Ekspansi ke Bisnis Makanan Instan

"Customer bersedia membayar dan bahkan berani mengikat kontrak surcharge biaya bahan bakar (Bunker Adjustment Factor Surcharge) yang apabila ada kenaikan harga, maka kami kenakan juga tambahan biaya tersebut kepada pelanggan," tutur Bani.

Menurut Bani, pelanggan SMDR turut memperoleh keuntungan dari kenaikan harga minyak tersebut karena pihak pembeli juga bersedia membeli di harga yang lebih tinggi. Alhasil, kenaikan beban operasi tidak menjadi masalah bagi SMDR.

Baca Juga: Samudera Indonesia (SMDR) Punya Rencana Ekspansi ke Bisnis Makanan Instan

Selain itu, untuk menjaga efisiensi operasional, SMDR juga mengganti kapal atau meremajakan kapal dengan teknologi baru yang lebih hemat bahan bakar. Secara bertahap, SMDR juga terus menurunkan penggunaan bahan bakar yang tidak ramah lingkungan.

Pada kuartal I-2022, SMDR membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$ 58,4 juta. Jumlah tersebut melesat 340% dibanding laba bersih periode sama tahun 2021 yang sebesar US$ 13,28 juta.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli

Terbaru