Harga CPO dan batubara diproyeksi menguat pekan ini, ini saham rekomendasi analis

Rabu, 18 November 2020 | 06:55 WIB   Reporter: Akhmad Suryahadi
Harga CPO dan batubara diproyeksi menguat pekan ini, ini saham rekomendasi analis


KOMODITAS - JAKARTA. Harga sejumlah komoditas akan menarik sepanjang pekan ini, salah satunya adalah batubara. Analis Mirae Asset Sekuritas Andy Wibowo Gunawan menyebut, salah satu faktor pendorong harga emas hitam ini adalah perkiraan yang lebih tinggi untuk angka produksi baja mentah Jepang untuk periode Oktober.

Mirae Asset memperkirakan angka produksi baja mentah di Jepang akan lebih tinggi dari bulan sebelumnya. Hal ini karena pertumbuhan impor Jepang di periode Oktober yang diperkirakan akan membaik, dari sebelumnya -17,4% secara tahunan di periode September menjadi -8,6% di periode Oktober.

Seiring dengan perkiraan yang lebih tinggi untuk angka produksi baja mentah Jepang bulan Oktober, Mirae Asset memperkirakan impor batubara kokas Jepang untuk bulan Oktober juga akan meningkat dari bulan sebelumnya.

“Dengan demikian, ini akan menjadi risiko kenaikan harga batubara global untuk minggu ini,” tulis Andy dalam riset, Selasa (17/11).

Baca Juga: Dirjen Minerba: Tiga rancangan PP dari UU Minerba sedang diproses pemerintah

Selain itu, ekspor batubara Australia ke China akan semakin melambat dalam waktu dekat seiring dengan ketegangan hubungan geopolitik antara kedua negara. Di sisi lain, Mirae Asset memperkirakan ekspor batubara Indonesia ke China akan  meningkat dalam waktu dekat.

Dus, saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), dan saham terkait batubara lainnya akan menarik pekan ini.

Selain batubara, komoditas lain yang akan bersinar pekan ini adalah minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO). Andy mencatat, produksi CPO Malaysia di periode Oktober turun menjadi 1,7 juta ton (turun 7,7% secara bulanan dan turun 4,0% secara tahunan).

Fenomena La Nina juga berpotensi menimbulkan risiko kenaikan harga CPO global untuk pekan ini. Selain itu, ekspor CPO Negeri Jiran untuk periode Oktober naik menjadi 1,7 juta ton, yang mana naik 3,8% secara bulanan dan naik 2,0%  secara tahunan.

Baca Juga: Simak rekomendasi para analis untuk saham Indo Tambangraya (ITMG)

Secara keseluruhan, ini akan menjadi katalis positif dan harga CPO global akan diperdagangkan lebih tinggi minggu ini. Dus, saham PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), saham PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP),  dan saham yang berkaitan dengan komoditas sawit akan atraktif pekan ini.

Di sisi lain, komoditas berbasis logam diproyeksikan akan kurang bertenaga pada pekan ini. Harga nikel dan timah global misalnya, akan diperdagangkan dua arah mengingat adanya katalis dua sisi.

Berdasarkan catatan Mirae Asset, persediaan nikel di London Metal Exchanges (LME) untuk periode 13 November meningkat menjadi 239.172 ton, dari pekan lalu sebesar 238.830 ton. Di sisi lain, persediaan tembaga di LME akan turun pekan ini. Dus, hal tersebut akan menimbulkan risiko kenaikan harga nikel global karena harga tembaga dan nikel memiliki korelasi positif yang kuat.

Baca Juga: Kinerja tertekan harga batubara, simak rekomendasi saham Indo Tambangraya (ITMG)

Bagaimana dengan komoditas emas? Konsensus memperkirakan bahwa angka permulaan perumahan (housing starts) di Amerika Serikat (AS) periode Oktober akan meningkat menjadi 1,46 juta unit, dari bulan sebelumnya yang hanya 1,42 juta unit. Housing starts sendiri merupakan data ekonomi yang menunjukkan jumlah bangunan tempat tinggal baru yang mulai dibangun pada bulan sebelumnya,

Selain itu, konsensus memperkirakan bahwa klaim pengangguran (jobless claims) awal AS untuk periode 14 November akan turun menjadi 700.000 orang, dari minggu sebelumnya di angka 709.000 orang.

Secara keseluruhan, Mirae Asset memperkirakan harga emas global berpotensi diperdagangkan lebih rendah pekan ini, mengingat perkiraan yang lebih tinggi untuk daya beli AS dan sentimen positif dari Pfizer dan Biontech.

Selanjutnya: Jadi produsen terbesar, ini rencana produksi dan hilirisasi Kaltim Prima Coal (KPC)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli
Terbaru