Rekomendasi

Harga Saham Blue Chip Bank Turun Rabu (22/10), Hari Ini (23/10) Pilih Beli / Jual?

Kamis, 23 Oktober 2025 | 08:33 WIB
Harga Saham Blue Chip Bank Turun Rabu (22/10), Hari Ini (23/10) Pilih Beli / Jual?

ILUSTRASI. Harga Saham Blue Chip Bank Turun Rabu (22/10), Hari Ini (23/10) Pilih Beli / Jual?


Reporter: Vatrischa Putri Nur  | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - Jakarta. Sejumlah saham blue chip perbankan di Bursa Efek Indonesia (BEI) melemah pada perdagangan Rabu 22 Oktober 2025. Menurut analis, pelemahan harga saham blue chip perbankan ini menjadi kesempatan bagus untuk investor mulai masuk ke saham tersebut.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah signifikan pada akhir perdagangan Rabu (22/10/2025). IHSG turun 1,04% ke level 8.152,55, setelah keputusan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 21–22 Oktober 2025 untuk mempertahankan suku bunga acuan (BI Rate) di 4,75%.

Sektor perbankan—yang selama ini menjadi penopang utama indeks—tertekan cukup dalam. Empat saham blue chip bank  (BBCA, BBRI, BMRI, dan BBNI) kompak ditutup melemah di BEI pada perdagangan Rabu (22/10).

  • BBCA (Bank Central Asia) menjadi yang paling tertekan, anjlok 3,24% ke Rp 8.200 per saham.
  • BBRI (Bank Rakyat Indonesia) turun 1,60% ke Rp 3.700 per saham.
  • BBNI (Bank Negara Indonesia) terkoreksi 0,49% ke Rp 4.030 per saham.
  • BMRI (Bank Mandiri) melemah paling tipis, 0,46% ke Rp 4.330 per saham.

Baca Juga: Kinerja Sept 2025 Bagus, Harga Turun, Analis Rekomendasi Beli Saham Blue Chip Ini!

Menurut Indy Naila, Investment Analyst Edvisor Provina Visindo, pelemahan serentak saham perbankan disebabkan oleh ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga yang tidak terwujud.

“Pasar sebelumnya berharap BI memangkas suku bunga. Ketika ternyata suku bunga ditahan, muncul koreksi jangka pendek karena kekhawatiran pertumbuhan kredit, terutama di segmen KPR dan UMKM, tidak akan terlalu agresif,” ujar Indy kepada Kontan, Rabu (22/10).

Indy menambahkan, saham-saham blue chip pun bergerak datar akibat sikap investor yang masih menunggu arah kebijakan moneter selanjutnya.

Berbeda pandangan, Muhammad Wafi, Head of Research Korea Investment & Sekuritas Indonesia (KISI), menilai keputusan BI mempertahankan suku bunga di 4,75% justru memberi sinyal positif bagi stabilitas pasar.

“Langkah BI ini menunjukkan upaya menjaga stabilitas tanpa memperketat likuiditas. Cost of fund bagi big banks bisa tetap stabil dan margin keuntungan masih terjaga,” jelas Wafi.

Menurut Wafi, keputusan BI tersebut sebenarnya “netral cenderung positif”, karena mengindikasikan ruang pelonggaran masih terbuka bila inflasi tetap terkendali. Hanya saja, pasar mengalami shock jangka pendek karena sebelumnya sudah mengantisipasi pemangkasan suku bunga.

Wafi memperkirakan peluang rebound saham big banks masih terbuka, meski terbatas, mengingat investor asing masih wait and see dan sentimen global belum stabil.

Sementara itu, Indy melihat kondisi koreksi ini justru bisa menjadi momentum akumulasi jangka panjang, mengingat valuasi saham-saham perbankan besar kini relatif rendah.
“Harga sedang murah, valuasi juga menarik. Ini waktu yang tepat untuk koleksi,” kata Indy.

Tonton: Harga Emas Antam Kembali Naik Kemarin Sore (22 Oktober 2025)

Rekomendasi Saham blue chip

Berikut rekomendasi saham perbankan besar dari dua analis tersebut:

Indy merekomendasikan saham BBCA untuk dicermati dengan target harga Rp 9.000, BBRI dengan target Rp 5.025 dan saham BMRI dengan target harga Rp 5.200.

Sementara Wafi merekomendasikan investor bisa mulai akumulasi di level sekarang karena valuasi big banks sudah cukup menarik, PBV rata-rata 1,8x, di bawah historikal 5 tahun.

Wafi merekomendasikan investor untuk mencermati saham BBCA dengan target harga Rl 10.200, saham BMRI dengan target harga Rp 7.300, saham BBRI dengan target harga Rp 5.400, dan saham BBNI dengan target harga Rp 6.800.

Selanjutnya: Ekonom AS: Dominasi Dolar AS Bisa Kalah dari Emas Gara-Gara China

Menarik Dibaca: Jadwal French Open 2025: 10 Wakil Indonesia Berlaga, Jojo Menuju Hattrick Juara

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Terbaru