IHSG - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,44% di level 6.094,87 pada perdagangan Jumat (10/9) kemarin. Adapun dalam sepekan, IHSG terkoreksi hingga 0,52%.
Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan ada sejumlah sentimen yang akan mempengaruhi pergerakan IHSG pada pekan ketiga September 2021.
Pertama, Hans menilai mulai munculnya keragu-raguan investor akan prospek pemulihan ekonomi Amerika. Ekonomi Amerika Serikat sedikit turun pada awal Juli hingga Agustus karena meningkatnya lonjakan baru kasus virus Covid-19 varian Delta akan mempengaruhi pemulihan ekonomi ke kecepatan moderat.
September sendiri secara historikal merupakan bulan dengan tingkat pengembalian paling rendah di antara sebelas bulan lainnya. Saat ini indeks S&P 500 meningkat 20% ytd tanpa adanya koreksi besar di atas 5%. Bulan September terbuka peluang terjadinya peningkatan fluktuasi harga dan salah satu katalis yang mungkin menjadi alasan adalah pengumuman pengurangan pembelian obligasi oleh The Fed.
Baca Juga: IHSG diprediksi menguat pada Senin (13/9), simak pergerakan saham SCMA, PWON, KLBF
Kemudian, selama periode Agustus, indeks harga produsen (PPI) yang dirilis Jumat menunjukkan biaya grosir untuk bisnis naik 8,3% secara tahunan. Ini merupakan kenaikan terbesar sejak tahun 2010. Indeks PPI melaju 0,7% untuk bulan ini yang lebih tinggi dari estimasi Dow Jones naik sebesar 0,6%.
Saat ini pelaku pasar menanti Indeks harga konsumen bulan Agustus yang akan dirilis pada hari Selasa. Data CPI m/m yang diperkirakan di level 0.4 % dimana bulan sebelumnya di level 0.5% dan data Core CPI m/m yang di prediksi sama atau tidak berubah dibandingkan bulan sebelumnya di level 0.3%. Data inflasi tersebut diperkirakan berpeluang merubah view dari pejabat the Fed terkait rencana tapering.
Hans juga melihat pernyataan dari pejabat the Fed masih akan mempengaruhi pergerakan pasar pekan ini. Presiden Federal Reserve Chicago, Charles Evans, mengatakan ekonomi Amerika belum keluar dari kesulitan, dan meski pertumbuhan ekonomi yang kuat serta vaksin yang menjanjikan, tantangan tetap ada, termasuk rantai pasokan dan hambatan pasar tenaga kerja.
Sedangkan Gubernur The Fed, Michelle Bowman menambahkan suaranya kepada semakin banyak pembuat kebijakan yang mengatakan laporan ketenagakerjaan Agustus yang lemah kemungkinan tidak akan membatalkan rencana bank sentral untuk memangkas US$ 120 miliar dalam pembelian obligasi bulanan akhir tahun ini.
Baca Juga: IHSG turun 0,52% ke 6.094 dalam sepekan, kapitalisasi pasar di bursa turun tipis
Federal Reserve dijadwalkan memulai pertemuan dua hari pada 21 September dan pelaku pasar akan memantau update program pembelian obligasi bank sentral. Apakah pasar akan menerima berita tentang rencana tapering pada pertemuan tersebut.
Ia melanjutkan pelaku pasar akan menanti data CPI USA yang keluar di Selasa depan. Setelah data menunjukkan disfungsi pasar tenaga kerja USA dimana permintaan tenaga kerja sebenarnya tinggi. “Saat ini pelaku pasar akan menanti hasil pertemuan The Fed di 21 – 22 September dan terbuka peluang terjadi perubahan kebijakan moneter terutama tapering,” jelasnya dalam keterangan tertulis, Minggu (12/9).
Hans memproyeksi pasar saham terlihat berpeluang konsolidasi melemah pekan ini dengan support di level 6.001 sampai 5.938 dan resistance di level 6.150 sampai 6.200.
Selanjutnya: IHSG berpeluang menguat terbatas pada pekan depan, ini sentimen yang perlu dicermati
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News