COVID-19 - JAKARTA. Hari ini, Jumat (18/6) banyak sentimen dan himbauan agar pemerintah menerapkan PSBB total. Tingkat infeksi tembus angka 12,624 pada 17 Juni 2021.
Kepala Riset Kiwoom Sekuritas Indonesia, Ike Widiawati menyebutkan, saat ini pemerintah mungkin akan berfikir keras untuk menghindari PSBB total.
"Karena tuntutan agar perekonomian Indonesia harus mampu bersaing dengan beberapa negara berkembang lainnya demi mempertahankan capital inflow," ujarnya dalam keterangan resminya, Jumat (18/6).
Selain itu, pada pekan ini, pasar dikejutkan dengan rencana Federal Reserve untuk menaikkan suku bunganya di tahun 2023. Dengan demikian, Pemerintah Indonesia dipaksa untuk menjaga stabilitas roda perekonomian agar mampu terus berputar dan siap menghadapi normalisasi di 2023.
Baca Juga: Asing banyak menadah saham-saham ini saat IHSG anjlok di sesi I, Jumat (18/6)
Oleh sebab itu, ia menilai mau tidak mau, suka tidak suka dengan kondisi perekonomian Indonesia saat ini, pemerintah nampaknya harus berfikir dua kali jika akan melakukan kebijakan PSBB Total.
"Bahkan dampak dari adanya pembatasan ketat di April 2020 pun sebenarnya masih terasa dampaknya bagi banyak sektor usaha," imbuhnya.
Mengutip RTI, Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui RTI, Jumat (18/6), IHSG anjlok 110,43 poin atau 1,82% ke 5.958,01 pada perdagangan sesi I.
Mayoritas saham terpantau melemah yaitu sebanyak 466 saham. Sedangkan 67 saham menguat dan 98 saham tidak bergerak dari posisi sebelumnya.
Hingga siang ini telah dibukukan total transaksi sebesar Rp 8,64 triliun. Investor asing juga mencatat net sell di seluruh pasar sebesar Rp 106,25 miliar. Di pasar reguler juga asing mencatat net sell sebesar Rp 99,53 miliar.
Selanjutnya: IHSG anjlok 1,82% di sesi I, asing banyak melego saham-saham ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News