Ikhtiar Saraswanti Indoland (SWID) Mengurangi Beban Utang Agar Bisnis Bertumbuh

Selasa, 06 Juni 2023 | 07:50 WIB   Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk
Ikhtiar Saraswanti Indoland (SWID) Mengurangi Beban Utang Agar Bisnis Bertumbuh

ILUSTRASI. Hotel, aparteman, dan convention center Mataram City yang dikembangkan PT Saraswanti Indoland Development Tbk (SIWD) di Yogyakarta.


KINERJA EMITEN - JAKARTA. PT Saraswanti Indoland Development Tbk (SWID) berhasil menurunkan utang bank tahun lalu seiring dengan kinerja positif perseroan. Perolehan laba dan pendapatan perusahaan sepanjang 2022 tembus melampaui target yang ditetapkan sebelumnya. 

SWID semula menargetkan pendapatan Rp 120 miliar, namun terealisasi Rp135,5 miliar atau meningkat 6,44% seara tahunan. Sedangkan laba bersihnya mencapai Rp 22,87 miliar atau tumbuh 10,46% secara tahunan. Capaian ini melampaui target awalnya sebesar Rp 9,3 miliar.

Adapun utang bank Saraswanti Indoland turun 29,4% dari Rp 82,6 miliar pada 2021 menjadi Rp 58,5 miliar. Tahun ini, utang bank diperkirakan akan semakin berkurang seiring dengan kinerja yang begerak positif.

"Hingga akhir 2023, perseroan memerkirakan total utang bank akan terus turun menjadi sebesar Rp 37,7 miliar atau turun 35,6% dari posisi per 31 Desember 2022," kata Direktur Pengembangan Bisnis dan Sekretaris Perusahaan SWID, Agung Cucun Setiawan dalam keterangannya, Senin (5/6).

Pada 2022, perseroan memiliki likuiditas keuangan yang sangat baik. Bahkan, meningkat dibandingkan periode sebelumnya. Hal ini ditunjukkan oleh rasio lancar sebesar 3,42 di tahun 2022 dan 2,01 di tahun 2021. 

Baca Juga: Emiten Properti Diperkirakan Akan Agresif Meluncurkan Proyek Baru di Semester II-2023

Rasio utang terhadap ekuitas sebesar 0,50x dibandingkan 1,17x pada 2021. Sedangkan debt to asset ratio tahun 2022 adalah sebesar 0,33x dibandingkan tahun lalu yang sebesar 0,54x.

Oleh karena itu, Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), pada 31 Mei 2023 menyetujui pembagian dividen tunai tahun buku 2022 senilai total Rp 5,86 miliar. Sisa laba bersih tahun berjalan akan dicatat sebagai laba yang ditahan atau retained earnings oleh perseroan.

Tidak hanya penetapan penggunaan laba bersih, pemegang saham juga menyetujui atas laporan tahunan termasuk pengesahan laporan keuangan perseroan dan persetujuan laporan tugas pengawasan Dewan Komisaris untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2022. 

Menurut Cucun, kinerja yang sangat baik itu tidak lepas dari kemampuan perseroan dalam mengatasi semakin sengitnya persaingan dalam hal lokasi, fasilitas, harga serta kualitas sehingga membuat perseroan harus selalu meningkatkan diferensiasi produk dengan mengadopsi perubahan gaya hidup dan perkembangan teknologi. 

Baca Juga: Harga Saham Properti BSDE CTRA DILD SMRA PWON Tren Naik, Mana yang Bagus Dikoleksi?

Selera pasar yang bergerak secara dinamis menuntut perseroan untuk responsif dalam setiap perencanaan proyek dan desain produk. Perkembangan teknologi yang sangat cepat harus mampu direspon perseroan secara tepat.

Berdirinya hotel-hotel baru menuntut perseroan selalu menjaga kinerja operasional dan tampilan hotel-hotel yang dimilikinya. Perseroan optimis akan mampu bersaing karena keuntungan lokasi, kualitas produk dan kesempatan pemasaran. 

Lebih lanjut, perseroan telah menambah jumlah ruang meeting sebanyak 8 ruangan di Hotel Alana Yogyakarta pada 2022, sehingga pada saat ini memiliki total 23 ruang meeting. 
Dengan penambahan ruang meeting tersebut, perusahaan optimis hotel-hotel dimiliki perseroan tetap akan menjadi pilihan utama untuk tujuan MICE di Yogyakarta.

Pada 2022, perseroan telah memulai pembangunan Apartemen Arjuna-Bima. Lalu, tahun 2023 sudah melakukan groundbreaking pengembangan Villa Resort Banyu Bening. 
Usaha-usaha tersebut dilakukan untuk dapat terus meningkatkan kinerja perseroan. 

Baca Juga: Melongok Prospek dan Rekomendasi Saham Emiten Properti Tahun Ini

Cucun optimis kinerja tahun 2023 akan tumbuh seiring dengan berakhirnya pandemi Covid-19 dan juga didukung dengan masih tingginya kebutuhan perumahan.

Selain itu, prospek industri properti didukung oleh semakin terhubungnya konektivitas antarkota dengan dibangunnya ruas-ruas jalan tol. Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah akan semakin terhubung dengan adanya Jalan Tol Yogyakarta–Solo, Yogyakarta–Bawen–Semarang, Yogyakarta–Bandara YIA Kulonprogo akan membentuk segitiga emas yang dapat meningkatkan perekonomian dan interaksi wilayah khususnya Jogja, Solo, dan Semarang. 

"Kondisi tersebut akan sangat berpengaruh positif terhadap proyek-proyek perseroan saat ini," tegas Cucun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Syamsul Azhar

Terbaru