Indofarma (INAF) Memperoleh Pinjaman Rp 157 Miliar dari Bio Farma

Jumat, 21 April 2023 | 05:30 WIB   Reporter: Dimas Andi
Indofarma (INAF) Memperoleh Pinjaman Rp 157 Miliar dari Bio Farma


EMITEN - JAKARTA. PT Indofarma Tbk (INAF) memperoleh pinjaman senilai Rp 157 miliar dari induk usahanya, PT Bio Farma (Persero) Tbk (INAF) untuk kebutuhan restrukturisasi perusahaan. 

Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), pada 29 Maret 2023 lalu Bio Farma menyetujui permohonan pemberian pinjaman dalam bentuk shareholder loan sebesar Rp 157 miliar kepada INAF. Pinjaman ini bertenor 13 bulan sejak ditandatanganinya perjanjian pemberian pinjaman antara Bio Farma dengan INAF. 

Selain itu, INAF akan dikenakan bunga pinjaman 7% per tahun. Bunga ini lebih rendah dari rata-rata tingkat bunga pinjaman investasi dan pinjaman modal kerja yang berlaku saat ini yaitu sebesar 8,29% per tahun berdasarkan Bank Indonesia.

Manajemen Indofarma menjelaskan, perusahaan memerlukan pinjaman dalam rangka restrukturisasi untuk mendukung rencana kerja terutama dalam rangka mendukung percepatan implementasi strategi fokus usaha di bidang alat kesehatan dan herbal sesuai dengan program kerja Holding BUMN Farmasi sekaligus membantu upaya pemerintah di bidang kesehatan.

Baca Juga: Penjualan Indofarma (INAF) Merosot 60,56% pada 2022

"Indofarma terus berupaya menyediakan produk farmasi, alat kesehatan, dan herbal sesuai ketentuan yang berlaku dan rencana kerja perusahaan," ujar Agus Heru Darjono, Direktur Utama Indofarma dalam keterbukaan informasi, Selasa (18/4). 

Dia menambahkan, strategi turnaround diterapkan dalam rangka menjaga stabilitas dan performa INAF dengan perbaikan struktur keuangan untuk pemenuhan permintaan produk, disiplin terhadap pengelolaan keuangan, dan collection.

Selain itu, pengelolaan keuangan juga akan difokuskan pada efisiensi biaya, khususnya biaya bahan baku dan packaging, facilities & equipment, serta berupaya untuk menyelaraskan permintaan (sales forecast) dengan penawaran (production).

"Sehingga, nantinya penggunaan Shareholder Loan dalam rangka restrukturisasi adalah untuk ketersediaan dana kas operasional dalam upaya peningkatan produksi," ungkap dia. 

Lantas, dengan dana Shareholder Loan, dalam jangka panjang akan meningkatkan pertumbuhan INAF dari sisi aset. Dalam hal ini, likuiditas perusahaan semakin baik yang mana diproyeksikan current ratio akan mencapai 101,29% dan quick ratio mencapai 50,19% pada tahun 2023. 

Solvabilitas INAF diproyeksikan mengalami penurunan yang mana ini menunjukkan liabilitas perusahaan yang semakin cepat berkurang. Alhasil, debt to equity ratio INAF yang berkisar 1.049,64% pada tahun 2023 berpotensi berkurang menjadi 69,30% pada tahun 2027.

 

 

Di sisi lain, ada potensi peningkatan liabilitas INAF dalam jangka pendek yang mana Shareholder Loan tersebut digunakan untuk penguatan dalam rangka restrukturisasi perusahaan. Tetapi, dengan fasilitas pendanaan yang bersifat junior dari pihak afiliasi akan mengurangi risiko finansial distress, serta tidak terdapat covenant yang memberatkan operasional dan kinerja INAF.

Dari sisi tarif suku bunga untuk fasilitas pinjaman pihak afiliasi yang ditawarkan yaitu sebesar 7% per tahun, lebih rendah dari rata-rata tingkat pinjaman investasi dan pinjaman modal kerja yang berlaku.

"Rencana transaksi diperkirakan tidak akan mengganggu kelangsungan usaha, karena salah satu penggunaan dana dari Shareholder Loan akan digunakan dalam rangka restrukturisasi perusahaan," tandas Agus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .

Terbaru