EMITEN - JAKARTA. Sejumlah emiten yang bergerak di pertambangan batubara berhasil mencatatkan kenaikan produksi dan penjualan sepanjang lima bulan pertama 2021.
PT Indika Energy Tbk (INDY) mencatatkan sekitar 15,9 juta batubara hingga Mei 2021. Secara rinci, PT Kideco Jaya Agung (Kideco) memproduksi 15,1 juta ton batubara, meningkat dibandingkan produksi per Mei 2020 di angka 14,0 juta ton. Sementara itu, anak usaha INDY lainnya yakni Multi Tambangjaya Utama, memproduksi 0,8 juta ton hingga Mei 2021, meningkat dibandingkan 0,6 juta ton per Mei 2020.
Head of Corporate Communication Indika Energy Ricky Fernando mengatakan, sejauh ini realisasi produksi dan penjualan INDY masih sesuai target.
Baca Juga: Harga batubara solid, saham-saham emiten tambang ini layak dicermati
“Kami berfokus untuk mempertahankan marjin yang sehat dan kontinuitas pasokan ke pelanggan, serta menjaga level produksi dan penjualan batubara agar sesuai dengan target yang ditetapkan,” terang Ricky kepada Kontan.co.id, Rabu (14/7).
Saat ini INDY berfokus untuk mencapai target produksi sesuai dengan Rencana Kerja dan Anggaran Belanja (RKAB) yang telah disetujui pemerintah, yaitu sebanyak 30 juta ton untuk Kideco dan 1,4 juta ton untuk Multi Tambangjaya Utama. “Indika akan terus memantapkan strategi usaha sesuai dengan perkembangan yang terjadi,” pungkas dia.
Sementara itu, Sekretaris Perusahaan PT Bumi Resources Tbk (BUMI) Dileep Srivastava menyebut, BUMI biasanya menjual sekitar 45% dari target penjualan di semester pertama dan sekitar 55% di semester kedua.
“Panduan dari output dan penjualan tahun ini sebesar 85 juta metric ton -89 juta metric ton, dibandingkan dengan realisasi penjualan batubara pada 2020 sebesar 81 juta metric ton,” terang Dileep.
Baca Juga: Pyridam (PYFA) siap mendistribusikan 100.000 tablet Azithromycin 500mg sesuai HET
Dileep melanjutkan, outlook BUMI terhadap harga batubara tidak banyak berubah untuk tahun ini. Ketatnya jumlah pasokan akibat curah hujan, penyebaran pandemi, serta diiringi dengan permintaan yang lebih tinggi, dinilai menjadi penyebab harga batubara meningkat belakangan ini.
“Kami menilai cukup realistis untuk mengharapkan adanya peningkatan pendapatan kotor yang signifikan tahun ini,” pungkas dia.
Kinerja positif juga ditunjukkan oleh segmen penjualan batubara milik PT United Tractors Tbk (UNTR). Melalui anak usahanya, PT Tuah Turangga Agung (TTA), UNTR mencatatkan volume penjualan 5,48 juta ton batubara selama lima bulan pertama 2021. Angka ini naik 8,42% dari realisasi penjualan di periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 5.05 juta ton.
Meskipun dalam lima bulan pertama 2021 penjualan batubara UNTR tumbuh positif, penjualan di Mei dan April mengalami penurunan. Di Mei 2021 sendiri, UNTR mencatatkan penjualan sebesar 863.000 ton, menurun 5,16% dari penjualan di April 2021 yang mencapai 910.000 ton.
Di periode April, penjualan batubara UNTR juga menurun. Tercatat, UNTR menjual 910.000 ton batubara, menurun 18,62% dari realisasi penjualan di Maret 2021 yang mencapai 1,10 juta ton.
Sekretaris Perusahaan United Tractors Sara K. Loebis mengatakan, naik turunnya volume penjualan bulanan dipengaruhi oleh kemudahan transportasi lewat sungai. Apabila sungai dangkal atau kurang hujan, volume penjualan cenderung turun.
“Apabila musim hujan, biasanya kami bisa kejar volume,” terang Sara. Sejauh ini, target penjualan batubara UNTR diproyeksikan mencapai 9,5 juta ton.
Selanjutnya: Bakal gelar private placement, Wintermar (WINS) akui sudah ada investor yang tertarik
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News