Ini Penyebab Laba Bank Mayapada (MAYA) Menyusut 21% pada Kuartal I-2023

Sabtu, 27 Mei 2023 | 22:30 WIB   Reporter: Selvi Mayasari
Ini Penyebab Laba Bank Mayapada (MAYA) Menyusut 21% pada Kuartal I-2023


BANK -  JAKARTA. PT Bank Mayapada Internasional (MAYA) mencatatkan penurunan laba 21% secara tahunan atau year on year (YoY) pada kuartal I/2023 menjadi Rp 35,51 miliar, dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp 45,32 miliar.

"Dari sisi profitabilitas memang masih menurun, jadi secara korporasi di 2023 tentu akan tumbuh secara hati-hati mengingat keadaan daripada eksternal dan internal dari ekonomi global maupun regional ekonomi," ungkap Thomas Arifin, Wakil Direktur Utama MAYA saat konferensi pers, Rabu (24/5).

Penurunan laba salah satunya disebabkan oleh beban gaji dan tunjangan yang membengkak 5,56% menjadi Rp 199,39 miliar, dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 188,89 miliar. 

Baca Juga: Kisah Menarik Orang-Orang Terkaya di Indonesia, Cek Juga Daftar Terbarunya

Di sisi lain, beban umum dan administrasi menyusut 25,55% dari Rp 303,08 miliar pada kuartal I/2022 menjadi Rp 225,64 miliar pada kuartal I/2023. Sementara beban lain-lain tercatat membengkak 77,78% menjadi Rp 1,92 miliar dari Rp1,08 miliar pada tahun sebelumnya.

Dari sisi neraca, bank Mayapada mencatat kenaikan total aset 16,8% pada kuartal I/2023 menjadi Rp 142,34 triliun dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 121,87 triliun. Dari sisi penyaluran kredit juga meningkat 3,42% menjadi Rp 94,31 triliun. 

Sementara dari sisi liabilitas, Bank Mayapada menghimpun dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp 122 triliun meningkat dari tahun 2022 yang sebesar Rp 114,8 triliun.

 

 

Thomas menyampaikan, di tahun 2023 perseroan menargetkan perolehan laba bersih meningkat menjadi Rp 236 miliar dari tahun 2022 yang mencapai Rp 25,99 miliar.

Baca Juga: Bank Mayapada (MAYA) Kantongi Izin Pemegang Saham Gelar Rights Issue

Perseroan juga merencanakan untuk melakukan pertumbuhan kredit secara rencana bisnis sekitar 7,4% sembari tetap menumbuhkan keinginan untuk mendapatkan DPK.

"Kemudian perihal strategi ke mana akan diekspansikan 7,4% itu tentu kami akan terus memberikan kredit di segmen wholsale kemudian SME dan tahun ini kami mulai menggalakkan segmen konsumer," ujar Thomas.

Sementara dari sisi sektor ekonomi, di tahun ini pihaknya akan lebih menekankan kepada sektor ekonomi di luar real estate dan konstruksi dengan tetap memperhatikan atau melakukan prinsip-prinsip prudensial banking praktis atau risk management yang baik atas penyaluran kredit perseroan di 2023 mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .
Terbaru