Intiland Development (DILD) Terus Mencari Strategi dalam Penjualan Properti

Selasa, 27 Desember 2022 | 07:30 WIB   Reporter: Venny Suryanto
Intiland Development (DILD) Terus Mencari Strategi dalam Penjualan Properti


EMITEN - JAKARTA. Harga real estat global terpantau menurun akibat biaya pinjaman yang meningkat. Adapun, penurunan harga properti global juga terdorong dari adanya kenaikan suku bunga acuan. Pasalnya kenaikan suku bunga mendorong juga kenaikan KPR yang semakin mahal di beberapa negara. 

Tercatat, harga rumah di Korea Selatan turun rata-rata 7,5% secara tahunan pada kuartal III 2022. Diikuti juga dengan Hong Kong, Peru, China, Selandia baru juga turun. 

Mengutip Bloomberg, Minggu (25/12), secara keseluruhan, harga properti di 56 negara dan wilayah naik pada tingkat 8,8% pada kuartal ketiga 2022.  Sedangkan harga properti di Inggris dan Kanada turun berdasarkan penyesuaian inflasi. 

Baca Juga: Ini Fokus Bisnis Intiland Development (DILD) pada Tahun Depan

Laporan tersebut menggunakan data kuartal kedua untuk AS dan menemukan bahwa harga nominal properti naik 11% hingga 30 Juni dibandingkan tahun lalu. Pasar AS melambat secara signifikan dalam beberapa bulan terakhir, dengan tingkat hipotek yang lebih tinggi memukul permintaan dan mendorong beberapa penjual untuk menarik properti dari pasar.

Dalam menanggapi harga properti global, Sekretaris Perusahaan PT Intiland Development Tbk (DILD) Theresia Rustandi menilai kenaikan suku bunga menjadi 5,50% memang berpengaruh terhadap sektor properti, namun perseroan terus memantau dampak kontraksi tersebut. 

“Tetapi, kami optimis pasar akan mampu melakukan penyesuaian dan adaptasi. Kami akan terus mencari strategi terbaik dalam penjualan properti kami agar bisa diserap pasar dengan baik,” katanya kepada Kontan.co.id, Senin (26/12). 

Perseroan terus mencermati dan mengikuti tren hingga menganalisa risiko terjadinya kenaikan suku bunga dan isu resesi tahun 2023. Dengan demikian DILD tetap optimis pasar properti akan membaik seiring dengan tingginya tingkat kebutuhan masyarakat. 

Di samping itu, emiten properti ini juga menyiapkan berbagai skenario sebagai langkah antisipasi untuk memperkuat pertumbuhan bisnis. Apalagi properti khususnya perumahan memiliki target pasar terbesar untuk pasar dalam negeri. 

Pasar perumahan sampai dengan akhir tahun juga dinilai cukup bagus dan mengalami pertumbuhan yang signifikan. Hal ini menandakan kepercayaan dan minat beli konsumen khususnya end user sudah mulai pulih dan terus bertumbuh. 

“Kami berharap tren ini terus berlanjut di tahun 2023,” harap dia. 

 

 

Meski ada faktor kenaikan suku bunga, resesi global hingga inflasi, tahun ini DILD optimis akan menjadi momentum pertumbuhan di pasar properti, setelah hampir tiga tahun melambat akibat pandemi. 

Theresia bilang, minat beli properti dari masyarakat turut mulai tumbuh jika dilihat dari peningkatan yang dialami. Sementara di tahun 2023, perseroan masih akan berfokus pada pengembangan baru dari proyek berjalan. Selain itu, pengembangan di segmen perumahan masih juga menjadi prioritas di samping pengembangan segmen kawasan industri. 

“Untuk segmen highrise tahun depan kami akan berfokus untuk meningkatkan penjualan dari stok atau inventori,” tutupnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .
Terbaru