EMITEN - JAKARTA. Sejumlah emiten sektor poultry bersiap mengantisipasi kenaikan permintaan pada momen Ramadan dan lebaran 2022. PT Widodo Makmur Unggas Tbk (WMUU) misalnya, memastikan ketersediaan stok produk dan distribusi dapat berjalan lancar.
Chief Marketing Officer WMUU Tri Mahawijaya Herlambang mengatakan, perusahaan ini juga fokus melakukan distribusi produk agar mudah diakses langsung oleh pasar rumahtangga. WMUU juga akan mengadakan promo-promo khusus bagi pelanggan untuk menyambut momen Ramadan dan lebaran.
Berdasarkan tahuntahun sebelumnya, penjualan WMUU saat Ramadan dan lebaran secara rata-rata bisa mencapai 120%-140% dibandingkan penjualan hari normal. "Kami optimistis peningkatan penjualan di Ramadan tahun ini akan serupa, terutama karena kasus Covid-19 varian omicron sudah mulai reda," ujar Tri, Jumat (11/3).
Baca Juga: Asing Mulai Profit Taking di Saham Perbankan
Selain WMUU, PT Sreeya Sewu Indonesia Tbk (SIPD) juga mulai bersiap mengantisipasi kenaikan permintaan jelang bulan puasa nanti. Komisaris SIPD Theo Lekatompessy mengatakan, SIPD menambah shift penuh untuk mengamanankan stok semenjak Februari 2022.
Dengan demikian, permintaan masyarakat dapat dipenuhi selama puasa dan lebaran. "Di momen lebaran biasanya penjualan mengalami kenaikan 30%-40% dari masa biasa," jelas Theo.
Secara keseluruhan, pada tahun ini SIPD memasang target penjualan meningkat 25% hingga 30% dari tahun 2021. Guna mencapai target tersebut, SIPD juga mendorong pembangunan merek frozen food dan peremajaan kandang di peternakan.
Perusahaan ini menyiapkan belanja modal Rp 500 miliar pada 2022 untuk ekspansi tersebut. Hingga kuartal ketiga 2021, SIPD membukukan penjualan bersih Rp 4,08 triliun. Jumlah tersebut tumbuh 33% secara tahunan.
Baca Juga: Permintaan Daging Diramal Naik Saat Ramadan, Simak Rekomendasi Saham Poultry Berikut
Tim Emtrade melihat pada bulan puasa 6 tahun terakhir, yang terjadi pada kuartal kedua, rata-rata kinerja pendapatan tiga bulan emiten poultry di kuartal kedua cenderung naik sekitar 5%-10% dibandingkan dengan pendapatan kuartal pertama. Ambil contoh PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA).
Harga saham JPFA selalu naik jelang momen bulan puasa, meski rentangnya berbeda-beda. Pada 2021, JPFA mencatat kenaikan sebesar 45,07% sejak awal tahun hingga 19 April 2021. Kenaikan terkecil terjadi pada 2019 yang cuma naik 4,55% di periode 3-7 Mei 2019.
Untuk PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN) dan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN ) secara umum pergerakannya mirip JPFA setiap jelang lebaran, yakni adanya kenaikan harga saham sampai hari pertama puasa. Namun, keduanya kompak tidak mengalami kenaikan harga pada 2018.
Equity Analyst Kanaka Hita Solvera Andhika Cipta Labora mengatakan, bisnis di bulan Ramadan tahun ini bakal lebih baik ketimbang tahun lalu. Ini karena pemerintah telah melonggarkan kebijakan PPKM, sehingga mobilitas masyarakat bisa lebih longgar. Ia bilang, kenaikan permintaan pada momen ini biasanya akan diikuti oleh kenaikan harga.
Baca Juga: Berpotensi Cetak Kinerja Solid, Simak Rekomendasi Saham Japfa (JPFA)
Di sisi lain, emiten sektor poultry masih dibayangi oleh kenaikan harga bahan baku. "Sentimen negatif untuk sektor ini adalah kenaikan harga jagung, karena akan menaikan harga pokok penjualan, sehingga margin perusahaan akan tergerus," jelas Andhika.
Meski begitu, Andhika memprediksi kinerja emiten sektor poultry akan mengalami pertumbuhan sekitar 20%-30% pada tahun ini. Pangsa pasar perunggasan masih akan dipimpin oleh CPIN dan JPFA.
Dari jajaran saham sektor poultry, Andhika mencermati saham JPFA masih murah secara valuasi karena diperdagangkan dengan price to eaning ratio (PER) 9,48 kali. Saham WMUU juga masih memiliki valuasi murah dengan PER 9,70 kali.
Andhika pun merekomendasikan buy on weakness JPFA dengan target harga Rp 1.800 dan WMUU dengan target harga Rp 170 per saham. Kemarin, saham JPFA ditutup stagnan di Rp 1.635 per saham. Sedangkan saham WMUU naik 1,39% menjadi Rp 146 per saham.
Baca Juga: Bank Digital Dituntut Punya Ekosistem, Analis Rekomendasikan Saham Ini
Sementara tim Emtrade menilai CPIN menjadi saham poultry dengan diskon harga terbesar. Saat ini, CPIN memiliki PER 19,7 kali, sedangkan rata-rata 5 tahun sekitar 21,2 kali. Dengan begitu statusnya diskon 7,08%.
Lalu, JPFA memiliki PER 9,4 kali dengan rata-rata 5 tahun sekitar 9,9 kali. Dengan begitu statusnya diskon 5,05%. Di sisi lain, MAIN memiliki valuasi premium.
PER MAIN saat ini sekitar 13 kali, sedangkan rata-rata 5 tahun sebesar 10,4 kali. Dengan begitu status harganya premium 25% dari rata-rata valuasi 5 tahun terakhir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News