Jelang Imlek, Bursa Asia Bergerak Tipis pada Pagi Ini (31/1)

Senin, 31 Januari 2022 | 09:00 WIB   Reporter: Anna Suci Perwitasari
Jelang Imlek, Bursa Asia Bergerak Tipis pada Pagi Ini (31/1)


BURSA ASIA - JAKARTA. Bursa Asia bergerak tipis dan cenderung hati-hati di perdagangan pagi ini. Senin (31/1) pukul 08.21 WIB, indeks Nikkei 225 terlihat naik 0,47% ke 26.844,08. Serupa, indeks Hang Seng juga menguat 0,31% ke 23,624,14.

Sedangkan indeks ASX 200 melemah 0,28% ke 6.968,5. Sementara itu, FTSE Straits Times naik 0,48% ke 3.261,90 dan FTSE Malay KLCI stabil di level 1.520,02.

Pasar saham Asia cenderung hati-hati di awal pekan ini. Selan karena sentimen dari pasar saham global, sejumlah bursa di kawasan juga ditutup untuk menyambut malam Tahun Baru Imlek, yakni bursa China daratan dan Kospi Korea Selatan.

Di sisi lain, sejumlah sentimen diprediksi berpotensi menekan bursa di kawasan jelang libur Imlek. Di mulai dari potensi kenaikan suku bunga yang dilakukan Bank of England (BoE), laporan beragam tentang tenaga kerja dan manufaktur AS hingga lonjakan harga minyak yang menambah kekhawatiran atas inflasi.

Baca Juga: Saham-Saham yang Diprediksi Analis Berpeluang Mendatangkan Cuan Tahun Ini

Belum lagi, data dari kawasan pun kurang menggembirakan. Minggu (30/1), data aktivitas pabrik di China pada bulan Januari 2022 melambat karena kebangkitan kasus Covid-19 dan penguncian yang ketat memukul produksi dan permintaan.

Kebuntuan atas keadaan di Ukraina tetap menjadi duri di sisi pasar, dengan kekhawatiran invasi Rusia juga akan memotong pasokan gas penting ke kawasan Eropa barat.

Sementara itu, pasar saham Asia juga masih akan dipengaruhi oleh potensi Federal Reserve menaikkan suku bunga hingga lima kali. Namun, untuk tahun ini, investor memperkirakan, suku bunga acuan bisa berada di level 1,25%. Meskipun masih ada investor yang melihat tingkat puncak ada di kisaran 1,75-2,0%.

Analis di BofA berpikir itu hampir tidak cukup hawkish.

Baca Juga: Simak Sentimen yang Akan Mempengaruhi Pergerakan IHSG Sepanjang Pekan Ini

"Kami menunjukkan bahwa pasar telah meremehkan kenaikan Fed pada awal dua siklus kenaikan terakhir dan kami pikir itu akan terjadi lagi," kata Chief Economist BofA Ethan Harris.

"Mulai Maret, kami memperkirakan The Fed akan mulai menaikkan suku bunga sebesar 25 bp pada setiap pertemuan yang tersisa tahun ini dengan total tujuh kenaikan, dengan empat kenaikan lagi tahun depan," tambahnya.

"Ini akan membawa tingkat kisaran menjadi 2,75%-3,00% pada akhir 2023, yang seharusnya memperlambat pertumbuhan dan inflasi," jelas Harris.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari

Terbaru