Kasus corona melandai, simak rekomendasi saham emiten rumah sakit berikut

Senin, 08 November 2021 | 08:20 WIB   Reporter: Dityasa H. Forddanta
Kasus corona melandai, simak rekomendasi saham emiten rumah sakit berikut


REKOMENDASI SAHAM - JAKARTA. Kasus positif Covid-19 di Tanah Air menurun. Namun, redanya pandemi virus yang menyerang sistem pernapasan ini tidak menyurutkan prospek emiten rumah sakit. Toh, sejumlah emiten di sektor ini masih mampu mencetak kinerja positif tanpa banyak menerima pasien Covid-19. Sebut saja, PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA).

Per kuartal ketiga kemarin, MIKA mencatat pendapatan Rp 1,02 triliun. Angka ini memang turun 14,3% secara kuartalan, namun meningkat 16,3% secara tahunan. Laba bersih MIKA juga naik 12,8% secara tahunan menjadi Rp 267 miliar.

Jika diakumulasi sejak awal tahun hingga September kemarin, MIKA mencatat kenaikan pendapatan 47,1% secara tahunan. Sedang laba bersihnya naik 68% secara tahunan menjadi Rp 883 miliar. Performa ini masih sejalan dengan perkiraan konsensus analis.

Pendapatan itu tercapai di tengah penurunan pasien rawat inap Covid-19. "Per kuartal tiga, hanya ada 44.000 pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit Mitra Keluarga, turun dibanding kuartal sebelumnya, sebanyak 62.000 pasien," terang analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Joshua Michael belum lama ini.

Baca Juga: Harga batubara terkoreksi, begini prospek dan rekomendasi saham emiten batubara

PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) bahkan mencetak kinerja keuangan yang lebih moncer. Laba bersihnya naik 43,8% secara kuartalan menjadi Rp 229 miliar di tengah kenaikan pendaatan 8,1% secara kuartalan menjadi Rp 2,5 triliun kuartal tiga tahun ini.

Jika ditelisik lebih lanjut, kinerja keduanya masih ditopang pemasukan di luar Covid-19. MIKA meraup 78% pendapatannya dari segmen layanan kesehatan reguler. Sedang Kontribusi pembayaran (reimburse) rawat inap dari pemerintah berkontribusi sekitar 27% dari total pendapatan kuartal tiga.

Pasien BPJS

SILO turut memberikan layanan seperti tes Covid-19. Namun, pemasukan dari bisnis ini hanya sekitar 16% terhadap pendapatan Rp 7,14 triliun sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini. 

"Performa SILO lebih ditopang oleh ekspansi, terutama di segmen telemedicine yang memiliki beban operasional yang lebih efisien. Sekitar 10% dari pasien rawat jalan SILO saat ini telah menggunakan platform MySiloam untuk memperoleh layanan kesehatan," jelas analis RHB Sekuritas Indonesia Vanessa Karmajaya dalam riset 1 November.

Efisiensi yang dilakukan bahkan mengerek margin laba kotor menjadi 39% kuartal tiga tahun ini, lompat dibanding kuartal sebelumnya, 32,3%. Kenaikan ini membuat SILO mencatat margin laba bersih kuartal tiga 9,1% dari sebelumnya hanya 5,8% di kuartal dua.

Baca Juga: Ada wacana percepatan penutupan operasional PLTU, begini prospek emiten batubara

Moncernya margin membantu SILO membalikan keadaan dari yang sebelumnya rugi Rp 49 miliar sepanjang sembilan bulan pertama tahun lalu menjadi untung Rp 532 miliar untuk periode yang sama tahun ini. "Fokus pada digitalisasi bisnis akan memudahkan SILO memonetisasi bisnisnya ke depan," imbuh Vanessa.  

Jono Syafei, analis Henan Putihrai dalam risetnya menyebut, PT Medialoka Hermina Tbk (HEAL) mampu mempertahankan performa keuntungannya. "Bahkan, dari sebelum pandemi," ujar Jono. 

Layanan kesehatan di rumah sakit milik HEAL lebih murah. Perusahaan juga fokus untuk melayani pasien BPJS. Menurut Jono, dua hal ini menjadi penopang utama kinerja keuangan HEAL.

HEAL saat ini memiliki 42 rumah sakit dan mayoritas pasiennya menggunakan layanan BPJS. HEALS telah menyerap belanja modal atau capital expenditure (capex) Rp 535 miliar hingga September kemarin untuk menambah empat rumah sakit baru di Aceh, Cibitung, Soreang dan Cilegon.

HEAL memperoleh reimburse dari BPJS kurang dari 90 hari sepanjang paruh waktu pertama tahun ini. "Artinya, pembayaran dari pemerintah cukup lancar sehingga HEAL juga mampu mempertahankan modal kerjanya," imbuh Jono.

Ketiga analis kompak memasang sikap bullish untuk saham emiten rumah sakit. Namun, Josua memberikan catatan untuk MIKA. Meski sesuai konsensus, kinerja MIKA masih di bawah ekspektasinya.

Dia mempertahankan rekomendasi buy MIKA, namun dengan target harga yang lebih rendah menjadi Rp 2.800 per saham dari sebelumnya Rp 2.900 per saham. Jono merekomendasikan buy HEAL dengan target harga Rp 1.470 per saham. Rekomendasi serupa juga datang dari Vanessa untuk SILO, dengan target harga Rp 11.000 per saham

Selanjutnya: Kinerja di atas ekspektasi, Panin Sekuritas rekomendasikan beli saham AALI

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi

Terbaru