Kenaikan Laba Barito Pacific (BRPT) Tembus 200% pada Semester I-2023, Ini Sebabnya

Selasa, 29 Agustus 2023 | 07:00 WIB   Reporter: Amalia Nur Fitri
Kenaikan Laba Barito Pacific (BRPT) Tembus 200% pada Semester I-2023, Ini Sebabnya


EMITEN - JAKARTA. PT Barito Pacific Tbk (BRPT) menuturkan bahwa hasil kinerja keuangan di semester I tahun 2023 sebagian mencerminkan moderasi momentum pemulihan ekonomi China dan pemulihan permintaan.

Agus Pangestu, Direktur Utama BRPT menjelaskan, hal ini adalah perbaikan setelah lonjakan dan pemulihan permintaan pasca pelonggaran pembatasan mobilitas yang mempengaruhi industri petrokimia global. 

"Namun demikian, strategi kami tetap konsisten untuk terus menjaga kewaspadaan tinggi sepanjang tahun 2023, dengan posisi neraca Chandra Asri (CAP) yang kuat terus mendukung rencana transformasi dalam diversifikasi dan membangun profil ketahanan yang lebih kuat," paparnya belum lama ini.

Ia melanjutkan, secara keseluruhan, hasil dari transformasi bisnis BRPT melalui ekspansi pada segmen panas bumi terus berkontribusi positif terhadap kinerja konsolidasi keuangan Perusahaan.

Baca Juga: Laba Barito Pacific (BRPT) Melesat pada Semester I, Ini Pendorongnya

Pada semester I 2023, pendapatan konsolidasi BRPT turun sebesar 15,1% YoY menjadi US$1,374 juta akibat penjualan yang lebih rendah seiring dengan dinamika supply dan demand yang masih berlanjut di segmen petrokimia. 

"Pendapatan bersih dari bisnis petrokimia kami turun 19.6% YoY menjadi US$1,074 juta pada 6M-2023, sebagian besar disebabkan oleh gangguan eksternal dalam penawaran dan permintaan global, yang mengakibatkan penurunan volume penjualan," paparnya.

Ia menambahkan, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk meningkat 233% di angka US$ 30 juta dibandingkan periode yang sama di angka US$9 juta.

Pendapatan Star Energy Geothermal meningkat 6,8% YoY menjadi US$297 juta pada semester I 2023 dibandingkan periode yang sama tahun 2022, didorong oleh penjualan pembangkit listrik dan uap yang lebih tinggi.

Meskipun pendapatan menurun, pemulihan operasional petrokimia dan segmen panas bumi yang stabil mendorong pertumbuhan EBITDA yang lebih kuat sebesar 35% YoY menjadi US$349 juta dari US$258 juta. 

Hal ini mencerminkan peningkatan EBITDA margin ke 25,43% dibandingkan dengan 15,94% pada periode yang sama tahun lalu. Lalu, beban pokok pendapatan konsolidasi turun sebesar 21,8% menjadi US$1,089 juta pada semester I 2023 dari US$1,393 juta pada tahun lalu. 

Beban pokok pendapatan menurun terutama karena biaya bahan baku yang jauh lebih rendah, terutama Nafta, yang turun menjadi US$644/T, dari rata-rata US$902/T pada periode yang sama tahun lalu didukung oleh harga minyak mentah Brent yang lebih rendah (turun 23,8% YoY menjadi rata-rata US$80/barel dibandingkan US$105/barel pada semester I 2022).

EBITDA semester I 2023 tumbuh sebesar 35% YoY

Sejalan dengan pemulihan sebaran petrokimia, BRPT mencatatkan EBITDA konsolidasi sebesar US$349 juta dibandingkan dengan US$258 juta pada tahun sebelumnya, yang mencerminkan kenaikan 15,94% pada semester I 2022.

Anak usaha Perseroan, Barito Reneweables (BREN) terus membukukan kinerja stabil dengan pendapatan 6M23 sebesar US$297 juta naik 6,8% YoY dan peningkatan EBITDA sebesar 8% YoY menjadi US$ 249 juta. 

 

 

"Rata-rata faktor kapasitas ketiga aset tetap di atas 90%, menegaskan kinerja yang kuat dalam memberikan keunggulan operasional," tambahnya.

Seiring dengan hasil operasional yang lebih kuat, laba bersih setelah pajak konsolidasi tumbuh 173% YoY menjadi US$82 juta pada semester I 2023. 

Ia melanjutkan, selain pemulihan laba, pihaknya terus menjaga dengan baik profil likuiditas yang kuat di 6M23 dengan rasio utang terhadap modal 53% dan rasio utang bersih terhadap ekuitas sebesar 0,75x. Sebagai bagian dari kelanjutan strategi Programmatic M&A, CAP, melalui anak perusahaannya, Krakatau Daya Listrik (KDL), telah sepakat untuk melakukan investasi hingga US$200 juta. 

Investasi tersebut dilakukan untuk meningkatkan kepemilikan di Krakatau Posco Energy (KPE) dari 10% menjadi 45%, dan untuk berinvestasi dengan Posco untuk membangun pembangkit listrik berkapasitas 200MW setelah FID. 

"Langkah ini diharapkan dapat memperkuat posisi kami sebagai investor kunci di sektor energi dan sejalan dengan strategi Perusahaan untuk menjadi pemain energi terkemuka dan terintegrasi di Indonesia," imbuh dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .
Terbaru