Keyakinan Konsumen dan Inflasi Naik, Begini Prospek Saham Emiten Konsumer

Senin, 08 Agustus 2022 | 05:30 WIB   Reporter: Akhmad Suryahadi
Keyakinan Konsumen dan Inflasi Naik, Begini Prospek Saham Emiten Konsumer


IHSG -  JAKARTA. Survei Danareksa Research Institute (DRI) menunjukkan adanya penurunan keyakinan konsumen pada awal semester II-2022. Ini terlihat dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Juli 2022 yang sebesar 89,1 atau menyusut 2,0% month on month (mom) dari 90,9. 

Penurunan keyakinan konsumen tersebut didorong oleh peningkatan harga bahan bakar minyak (BBM) non subsidi dan peningkatan tarif listrik.

Danareksa menyebut, peningkatan harga pangan pada Juli 2022 seperti cabai dan bawang-bawangan juga menekan keyakinan konsumen di semua kelas, baik kelas bawah maupun kelas atas.

Namun demikian, kinerja emiten sektor barang konsumsi diyakini masih akan solid, di tengah potensi menurunnya IKK.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama menilai, prospek kinerja emiten barang konsumsi didukung oleh peningkatan mobilitas penduduk dan juga akselerasi vaksinasi.

Baca Juga: Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham untuk Senin (8/8)

Ditambah, fundamental perekonomian Indonesia masih solid, yang tercermin dari pertumbuhan gross domestic product (GDP) yang berada di atas ekspektasi.

“Dari kelompok pengeluaran, konsumsi rumah tangga kita sudah mencapai 5,51% . Ini angka yang relatif bagus,” terang Nafan kepada Kontan.co.id, Minggu (7/8). 

Analis Trimegah Sekuritas Heribertus Ariando mempertahankan rating netral terhadap sektor barang konsumsi. 

Menurut Trimegah, sektor ini ditekan oleh melonjaknya inflasi dan era suku bunga yang meningkat. Hal ini membuat banyak perusahaan beralih dari sikap melakukan perang harga hingga promosi yang agresif, ke mode defensif seperti disiplin harga hingga penghematan biaya operasional (opex). 

 

 

Di sisi lain, momentum pemilihan umum (pemilu) terbukti secara historis menjadi periode yang  menguntungkan bagi sektor barang konsumsi. Di sepanjang periode ini, penjualan agregat  emiten yang berada di cakupan analisis Trimegah akan tumbuh 100 basis points (bps) hingga 400 bps, lebih tinggi dari biasanya. 

Dorongan efek pemilu ini, biasanya dimulai lima kuartal sebelum pemilu 2024.  

Oleh karena itu, jika pemilihan presiden-legislatif akan diadakan pada Februari 2024 dan pemilihan daerah digelar pada November 2024, Trimegah Sekuritas meyakini dampaknya akan terjadi pada kuartal keempat 2022 dan seterusnya. 

Baca Juga: Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham Sepekan ke Depan

Trimegah mengatakan bahwa PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) tumbuh lebih kuat daripada peers-nya.

Di sisi lain, ICBP dan PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) dinilai memiliki margin yang paling tangguh dalam menangkis tekanan inflasi.  

Gross profit margin (GPM) kedua emiten ini relatif kuat selama inflasi yang tinggi, membuktikan kemampuan SIDO dan ICBP menyesuaikan harga jual rata-rata alias average selling price (ASP).

Sementara itu, PT Mayora Indah Tbk (MYOR) dan UNVR diuntungkan dari adanya pelemahan harga komoditas lunak baru-baru ini. Adapun saham pilihan sektor consumer dari Trimegah Sekuritas secara berurutan yakni ICBP, SIDO, UNVR, MYOR, KLBF, GGRM.

Dalam risetnya, Rabu (5/7), analis UOB Kay Hian Stevanus Juanda menilai, harga komoditas lunak seperti minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dan biaya pengemasan bisa turun di paruh kedua 2022. 

Baca Juga: Produksi Batubara Adaro (ADRO) Naik, Simak Rekomendasi Sahamnya Berikut Ini

Berdasarkan perkiraan Bloomberg, harga minyak diperkirakan turun ini menjadi US$101 per barel pada Desember 2022 dan US$87 per barel pada Desember 2023. 

Harga CPO juga kemungkinan akan turun dari menjadi RM 5.959 per ton pada 2022 dan RM 5.701 per ton pada  2023. Harga CPO yang lebih rendah dapat menguntungkan ICBP karena biaya CPO menyusun 15%- 20% dari Cost of Goods Sold (COGS).

“Kami mempertahankan rating overweight di balik pemulihan earnings dan valuasi yang murah rendah dari perusahaan barang konsumsi pokok,”tulis Stevanus.

Di sektor barang konsumsi, Stevanus menjadikan saham UNVR dan PT Nippon Indosari Corporindo Tbk (ROTI) sebagai top picks. UNVR direkomendasikan beli dengan target harga Rp 6.400 dan ROTI direkomendasikan beli dengan target harga Rp 1.600.

Senada, Nafan menilai saham consumer seperti ICBP dan INDF juga memiliki valuasi yang murah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli

Terbaru