REKOMENDASI SAHAM - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kalah telak dibandingkan dengan kinerja indeks IDX Growth 30 (IDXG30) pada tahun ini. IDXG30 dipengaruhi oleh beberapa saham berkapitalisasi besar (big caps) yang masih mengalami pertumbuhan return yang positif.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) per tanggal 24 Maret 2023, return IDXG30 sebesar 0,09% lebih rendah dibandingkan return IDXQ30 sebesar 1,98% YtD. Tetapi, IDX Growth 30 berhasil mengungguli return IDX Value 30 (IDXV30) yang mencatatkan return -7,39% dan IHSG yang terpantau -1,29% YtD.
Praska Putrantyo, CEO Edvisor.id, mengamati bahwa kinerja IDXG30 positif karena dapat melebihi IHSG. Hal ini disebabkan oleh saham-saham berkapitalisasi besar dengan nilai di atas Rp 100 triliun seperti PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), dan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) yang telah membantu kinerja IDXG30.
Namun, menurut Praska, kinerja IDXG30 belum merata dan hanya sekitar 11 dari 30 saham yang berkontribusi positif pada indeks tersebut. Selain itu, jika dibandingkan dengan indeks yang hampir sama, IDXG30 tidak menjadi indeks terbaik karena IDX Quality30 (IDXQ30) masih memiliki imbal hasil yang jauh lebih positif.
Baca Juga: IHSG Menurun, Simak Targetnya di Akhir Tahun
IDXG30 mengukur kinerja harga dari 30 saham yang memiliki tren harga relatif terhadap pertumbuhan laba bersih dan pendapatan dengan likuiditas transaksi serta kinerja keuangan yang baik. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) per tanggal 24 Maret 2023, return IDXG30 masih lebih rendah daripada return IDXQ30, tetapi masih berhasil mengalahkan IDX Value 30 (IDXV30) dan IHSG.
Praska juga menyoroti bahwa indeks IDXG30 berpotensi terganggu oleh saham-saham sektor energi pada masa pelemahan harga komoditas atau sektor keuangan yang dapat mengalami pembalikan setelah musim rilis laporan keuangan yang positif.
Namun, IDXG30 masih akan didukung oleh saham-saham sektor perbankan dan telekomunikasi seperti PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dengan kapitalisasi besar. Pada jangka pendek, saham-saham sektor barang baku, konsumer primer, dan konsumer non primer turut menjadi pendorong IDXG30, sedangkan sektor keuangan, teknologi, dan transportasi logistik saat ini sedang positif.
Baca Juga: Laba Mayoritas Penghuni LQ45 Sesuai Ekspektasi, Simak Rekomendasi Saham Bluechip Ini
“Prospek IDXG30 masih bagus karena secara sektor bakal didukung oleh sektor barang baku konsumer primer ataupun konsumer nonprimer. Tetapi masih akan ditopang sektor perbankan,” ucap Praska kepada Kontan.co.id, Sabtu (25/3).
Menurut Praska, saham BBNI, PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR), PT Surya Citra Media Tbk (EMTK), PT Indika Energy Tbk (INDY), serta PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) bakal menjadi perhatian saat ini. Hal itu karena mengukur valuasi price book to value (PBV) dan price to earning ratio (PER) yang cukup murah.
Dia menyoroti MPMX yang memiliki fundamental kuat seperti ditunjukkan pada tingkat pertumbuhan per tahun atau compounded annual growth rate (CAGR) yang berada di atas 10%. Kemudian, MPMX menarik karena memiliki dividend yield yang besar yakni secara historikal rata-rata di atas 10%.
Selain itu, tren harga saham MPMX baru kembali naik setelah terkoreksi dari puncak di awal Maret lalu. MPMX mempunyai potensi upside yang menunjukkan goldencross, berbalik arah dari zona oversold. Praska merekomendasikan buy untuk MPMX dengan target harga di Rp 1.300 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News