REKOMENDASI SAHAM - JAKARTA. PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) mulai menunjukkan adanya perbaikan kinerja pada kuartal I-2021 seiring membaiknya belanja iklan para perusahaan.
Kendati demikian, prospek SCMA pada tahun ini cenderung terbatas seiring SCMA masih harus meningkatkan audiens share, potensi kenaikan beban biaya, hingga pertumbuhan EPS yang terbatas.
Analis Ciptadana Sekuritas, Gani, dalam risetnya pada 7 M Surya Citra Media ei 2021 menuliskan, SCMA mulai diuntungkan dengan membaiknya belanja iklan para perusahaan pada kuartal I-2021 di mana perusahaan di berbagai sektor sudah meningkatkan anggarannya pada periode tersebut.
Perusahaan besar FMGC masih menjadi pembeli iklan besar pada FTA-TV, kemudian disusul dengan perusahaan internet/teknologi yang juga mulai tumbuh.
“Dengan membaiknya belanja iklan perusahaan, pendapatan SCMA pada segmen FTA-TV naik 3% secara tahunan meskipun share audiens mengalami penurunan. Sebagai upaya meraih kembali share audiens, SCMA akan meluncurkan tayangan drama baru pada akhir kuartal II-2021 dan dimulainya kembali Shopee Liga 1 pada Juli,” tulis Gani dalam risetnya.
Baca Juga: Simak rekomendasi saham SCMA usai catatkan kenaikan pendapatan pada kuartal I
Lebih lanjut, Gani menyebut SCMA perlu sekitar 30 hari agar acara tersebut mulai populer dan meningkatkan share audiens. Artinya, pertumbuhan pendapatan SCMA baru akan terjadi di kemudian hari, kemungkinan pada kuartal III-2021.
Di satu sisi, dengan naiknya biaya produksi pada kuartal II-2021, maka beban biaya SCMA juga akan naik dan membuat margin SCMA pun lebih rendah.
Segmen Digital and Out-of-Home (DOH) milik SCMA berhasil membukukan pertumbuhan yang solid pada kuartal I-2021, yakni 52% secara year on year. Walau demikian, kontribusi segmen tersebut masih rendah, hanya sekitar 6% dari total pendapatan SCMA.
Gani menyebut, kenaikan DOH milik SCMA seiring dengan pertumbuhan pengguna Vidio. Pada awal Mei, Vidio sudah memiliki 72 juta pengguna aktif bulanan dengan 1,45 juta pelanggan berbayar, yang menunjukkan pertumbuhan 20% dan 45% secara year to date. Perolehan tersebut dinilai sudah sejalan dengan target SCMA, yakni 2 juta pelanggan berbayar pada akhir tahun nanti.
Salah satu langkah yang dilakukan SCMA untuk mencapai target tersebut adalah menambah 60 jam drama eksklusif baru. Selain itu, dimulainya kembali Shopee Liga 1 juga diharapkan akan meningkatkan pengguna berbayar.
Baca Juga: Pendapatan naik 7,69% pada kuartal I, begini rekomendasi analis untuk saham SCMA
“Langkah-langkah tersebut akan meningkatkan biaya konten di Vidio sehingga memperlebar kerugian pada tahun ini. Kami melihat peningkatan konten di FTA-TV dan Vidio akan menurunkan margin, sesuai dengan perkiraan di mana akan terjadi kompresi margin bersih -140bps untuk tahun ini,” imbuh Gani.
Sejauh ini, Gani masih mempertahankan proyeksi kinerja SCMA pada tahun ini karena masih sejalan dengan proyeksi Ciptadana Sekuritas. Menurutnya, pada kuartal II-2021 akan ada pertumbuhan pendapatan SCMA seiring efek low base pada kuartal II-2020. Namun, margin akan lebih rendah seiring peningkatan biaya produksi konten.
Baca Juga: Bisnis rumah sakit sudah konsolidasi, begini kinerja Emtek (EMTK) di kuartal I-2021
Adapun, untuk kinerja tahun ini, Ciptada Sekuritas memproyeksikan SCMA akan membukukan pendapatan sebesar Rp 5,5 triliun dengan laba bersih sebesar Rp 1,16 triliun.
Gani pun memberikan rekomendasi untuk Hold saham SCMA dengan target harga Rp 1.550 per saham. Hal tersebut seiring dengan menurunnya share audiens yang masih jadi kendala untuk SCMA, lalu potensi pertumbuhan EPS SCMA pada tahun ini hanya 1%, hingga arus kas yang dimiliki SCMA digunakan untuk membayar utang, sehingga tidak akan ada pembagian dividen.
Selanjutnya: Mulai Besok Nippon Indosari Buyback Saham ROTI, Harganya Maksimal Rp 1.600 per Saham
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News