Masih puasa bayar pokok utang, ini alasan Bumi Resources (BUMI)

Kamis, 22 Oktober 2020 | 07:50 WIB   Reporter: Dityasa H. Forddanta
 Masih puasa bayar pokok utang, ini alasan Bumi Resources (BUMI)


EMITEN -  JAKARTA. Emiten tambang batubara, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) masih rutin mengangsur kewajibannya. Namun, belakangan ini angsuran tersebut hanya untuk pembayaran bunga atas instrumen restrukturisasi bagian tranche A, tanpa angsuran pokok.

Pada angsuran kesebelas misalnya. BUMI membayar bunga senilai US$ 3,8 juta pada 16 Oktober.

Dengan angsuran tersebut, akumulasi pembayaran cicilan bunga BUMI memang sudah mencapai US$ 135,8 juta. Namun, akumulasi cicilan pokok BUMI masih sebesar US$ 195,8 juta, tidak berubah sejak awal tahun ini.

Itu karena terakhir kalinya BUMI mengangsur pokok sekaligus bunga adalah pada angsuran kedelapan, Januari lalu. Pada periode ini, BUMI membayar cicilan pokok US$ 4,6 juta beserta bunga US$ 7 juta.

Baca Juga: Ada insentif hilirisasi batubara, apa rencana Bumi Resources (BUMI)?

Direktur BUMI Dileep Srivastama mengatakan, pembayaran tranche A selama ini tergantung dengan kas yang diperoleh dari operasional dan penjualan batubara perusahaan. Namun, harga batubara tak lagi berada di level tertinggi. "Jatuhnya harga batubara 30%-40% dua tahun belakangan ini mempengaruhi pendapatan kami," ujar Dileep kepada Kontan.co.id, belum lama ini.

Asal tahu saja, persoalan utang BUMI terhadap sejumlah kreditur berakhir damai. Dengan syarat, BUMI wajib melunasi utangnya melalui sejumlah instrumen restrukturisasi, salah satunya instrumen new secured notes yang terbagi dalam tranche A hingga C.

Pembayaran tranche tersebut disesuaikan dengan ketersediaan kas mengikuti urutan prioritas cash waterfall. Cash waterfall merupakan skema yang memastikan setiap kreditur menerima pembayaran sesuai dengan nilai yang disepakati sebelumnya.

Baca Juga: Sambut insentif hilirisasi batubara, BUMI berharap kontrak Arutmin bisa diperpanjang

Untuk tranche A dan B, nilainya masing-masing US$ 600 juta. Sedangkan nilai tranche C sebesar US$ 406 juta. Bunga untuk tranche A sebesar 7,5% per tahun. Sedangkan bunga tranche B 8%, serta tranche C sebesar 9% per tahun.

Pembayaran utang BUMI bisa rampung lebih cepat jika harga acuan batubara lebih tinggi dari US$ 70 per ton selama 18 bulan berturut-turut sejak tanggal efektif pembayaran utang akhir akhir 2017. 

Manajemen BUMI bahkan sempat optimistis tranche A bisa rampung awal tahun ini jika harga batubara masih berada di level tinggi. Alih-alih menguat, harga batubara global justru turun. Sehingga, BUMI memiliki waktu untuk melunasi ketiga tranche tersebut selama lima tahun sejak tanggal efektif.

Baca Juga: Bumi Resources (BUMI) bayar cicilan bunga utang, tapi pokok utang belum dibayar

Dileep memperkirakan, kondisi rendahnya harga batubara diperkirakan masih akan terjadi hingga akhir tahun ini. "Kami perkirakan pendapatan kami akan menjadi 25% lebih rendah dibanding 2018," imbuh Dileep.

BUMI membukukan pendapatan hingga US$ 1,11 miliar sepanjang 2018. Dengan perkiraan penurunan 25%, berarti pendapatan BUMI sekitar US$ 833,86 juta. Sedangkan realisasi pendapatan hingga paruh waktu tahun ini sebesar US$ 440,44 juta.

Baca Juga: Bumi Resources (BUMI) sudah lunasi utang US$ 331,6 juta

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat

Terbaru