INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) - JAKARTA. Menjelang tutup tahun, Bursa Efek Indonesia (BEI) masih akan menerima emiten baru. PT Djasa Ubersakti Tbk akan mencatatkan saham di BEI pada Selasa, 8 Desember 2020 dengan kode saham PTDU.
Sejak pendirian perusahaan tahun 1971 hingga menjelang IPO, kegiatan usaha Djasa Ubersakti tetap jasa konstruksi. Sedangkan aktivitas holding dijalankan karena perusahaan ini memiliki entitas anak langsung dan tidak langsung.
Djasa Ubersakti menawarkan 300 juta saham baru dengan harga nominal Rp 50 per saham dan harga pelaksanaan Rp 100 per saham. Alhasil, perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi dan perusahaan holding ini akan meraup dana initial public offering (IPO) sebesar Rp 30 miliar. Pada perhelatan IPO, Djasa Ubersakti menunjuk PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
Berdasarkan prospektus IPO, Djasa Ubersakti akan menggunakan Rp 5 miliar dana IPO untuk membayar utang bank. Perusahaan ini akan menggunakan sekitar 44% dana IPO untuk pembelian alat dalam rangka peremajaan alat. Perusahaan ini akan menggunakan sisa dana IPO untuk modal kerja dalam rangka mendukung kegiatan operasional.
Baca Juga: Minim sentimen dalam negeri, simak proyeksi IHSG untuk Senin (7/12) depan
Pemegang saham terbesar Djasa Ubersakti adalah PT Teknindo Geosistem Unggul dengan kepemilikan 52,08% sebelum IPO dan akan turun menjadi 41,67% setelah IPO. Pemegang saham lainnya adalah PT RSK Investasi Unggul yang kepemilikannya akan turun dari 39,58% menjadi 31,67%.
Sedangkan pemegang saham lainnya adalah Rama Adiwena dan Radman Ediwena dengan kepemilikan masing-masing 4,17% sebelum IPO dan turun menjadi masing-masing 3,33% setelah IPO. Sementara saham publik PTDU akan mencapai 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh.
Pada akhir Juni 2020, Djasa Ubersakti memiliki total aset Rp 202,69 miliar, meningkat 31,69% jika dibandingkan dengan akhir 2019. Liabilitas Djasa Ubersakti meningkat 7,18% secara year to date menjadi Rp 137,71 miliar. Sedangkan ekuitas calon penghuni Bursa Efek Indonesia ini naik lebih dari 2,5 kali lipat dalam enam bulan menjadi Rp 64,99 miliar.
Pandemi corona tampaknya juga memengaruhi pendapatan Djasa Ubersakti yang melorot 61,91% secara tahunan menjadi Rp 25,52 miliar pada semester pertama tahun ini.
Hingga akhir Juni 2020, Djasa Ubersakti meraup laba bersih Rp 5,05 miliar. Laba ini melesat dari Rp 810,96 juta pada semester pertama tahun lalu.
Baca Juga: BEI terbitkan aturan perdagangan saham, berlaku saat kondisi normal di luar pandemi
Sejumlah proyek pengembangan Djasa Ubersakti antara lain pengembangan penyewaan apartemen 19 Avenue di Tangerang yang dekat dengan bandar udara dan kawasan industri, pengembangan apartemen di Gunung Sindur. Kedua proyek yang digarap PT Dinamika Usaha Perumahan ini akan dimulai tahun depan.
Di segmen pergudangan. Djasa Ubersakti lewat anak usahanya, PT Dinamika Usaha Pergudangan, akan membangun gudang untuk dijual maupun disewakan untuk pendapatan berulang. Gudang ini berlokasi di Lampung dekat dengan pintu tol Terbanggi Besar. Rencana pembangunan gudang baru akan dimulai tahun 2022.
Selain kedua anak usaha tersebut, Djasa Ubersakti juga memiliki anak usaha PT Djasa Ubersakti Properti. Asal tahu, ketiga anak usaha tersebut didirikan pada tahun ini dan belum beroperasi.
Baca Juga: Ingin berburu saham emiten baru di penghujung tahun 2020? Cermati kata analis berikut
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News