DANA ASING - JAKARTA. Investor asing terpantau mencatatkan beli bersih sebesar Rp 246,03 miliar di seluruh pasar pada perdagangan Kamis (11/11). Sebelumnya, pada perdagangan Selasa (8/11), arus dana asing keluar cukup desar sebesar Rp 1,54 triliun di seluruh pasar.
Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Ardiastama mengatakan, naiknya inflasi di Amerika Serikat memang menjadi kekhawatiran bagi fluktuasi pasar keuangan, sehingga dapat memicu aksi jual pada pasar obligasi maupun pasar saham dalam jangka waktu dekat.
Meski demikian, Okie memandang dampak dari fluktuasi tersebut terhadap pasar saham sifatnya hanya sementara, kekuatan dari fundamental domestik dinilai cukup dapat menahan laju dari outflow tersebut.
Inflasi Amerika Serikat menembus 6,2% secara tahunan atau menjadi yang tertinggi sejak 1990, angka tersebut juga sudah melampaui perkiraan sebesar 5,9%.
Baca Juga: Awal November 2021, arus modal asing hengkang Rp 12,66 triliun dari pasar keuangan
Lebih lanjut, Okie memproyeksi investor asing akan terus masuk pasar saham domestik untuk ke depannya. Ia menilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih cukup menarik bagi investor asing menjelang akhir tahun ini dan juga pada tahun 2022.
"Hal tersebut seiring dengan perbaikan ekonomi dalam negeri dan juga pertumbuhan ekonomi di tahun depan yang dinilai cukup positif," terangnya ketika dihubungi Kontan, Kamis (11/11).
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi bisa berada di kisaran 4,6% yoy hingga 5,4% yoy pada tahun depan.
Saat ini, pelaku pasar akan mencermati progres dari vaksinasi, penanganan pandemi, serta pemulihan ekonomi nasional. Menurutnya, ketiga indikator tersebut dapat menjadi konfirmasi lebih lanjut dari investor asing.
Baca Juga: IHSG tergelincir, reksadana pendapatan tetap jadi yang terbaik dalam sepekan terakhir
Melihat data RTI, dalam sepekan ini investor asing banyak memburu saham-saham seperti BBCA, KLBF, BUKA, BMRI, BBTN, dan PGAS. Dari jajaran saham ini, Okie bilang saham BBCA, BMRI dan BBTN masih cukup menarik untuk dicermati oleh investor baik dalam jangka waktu pendek, menengah maupun panjang.
Hal senada juga disampaikan oleh Head of Investment Research Infovesta, Wawan Hendrayana. Wawan menjelaskan naiknya inflasi AS tak begitu memberikan dampak signifikan terhadap pasar modal dalam negeri. Kalaupun berpengaruh terhadap arus dana asing, sifatnya hanya untuk sementara.
Bahkan, Wawan mencermati investor asing akan cenderung masuk ke pasar modal Indonesia sejalan dengan pemulihan ekonomi dan ekspektasi pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun depan.
"Kondisi kesehatan kita yang membaik juga memberikan kepastian dan keyakinan investor asing, serta kinerja yang lebih baik dari masing-masing emiten," paparnya.
Menurut Wawan, investor domestik juga bisa memburu saham-saham yang banyak dibeli oleh investor asing saat ini. Ia memasang target harga Rp 8.000 untuk BBCA, Rp 4.500 untuk BBRI, dan 7.600 untuk saham BMRI hingga tahun depan.
Selain itu, menurutnya saham KLBF dan PGAS bisa juga dijadikan pilihan dengan target harga masing-masing di Rp 1.700 dan Rp 2.200 hingga tahun depan. Sedangkan ia merekomendasikan pelaku pasar untuk wait and see lebih dulu saham BUKA.
Selanjutnya: IHSG tergelincir, reksadana pendapatan tetap jadi yang terbaik dalam sepekan terakhir
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News