Pendapatan dan laba bersih United Tractors (UNTR) kompak turun di 2020

Kamis, 25 Februari 2021 | 21:06 WIB   Reporter: Akhmad Suryahadi
Pendapatan dan laba bersih United Tractors (UNTR) kompak turun di 2020

ILUSTRASI. Petugas memeriksa alat berat milik PT United Tractors Tbk (UNTR) di Jakarta, Senin (25/4).


KINERJA EMITEN - JAKARTA. Kinerja PT United Tractors Tbk (UNTR) mengalami penurunan sepanjang tahun 2020. Mengutip laporan keuangan di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (25/2), UNTR membukukan laba bersih Rp 6 triliun.

Capaian ini menurun 46,9% dari torehan laba bersih United Tractors tahun 2019 yang mencapai Rp 11,31 triliun. Penurunan bottom line ini sejalan dengan penurunan pendapatan UNTR. Entitas usaha PT Astra Interntional Tbk (ASII) ini membukukan pendapatan senilai Rp 60,34 triliun, menurun 28,5% dari realisasi pendapatan tahun 2019 yang mencapai Rp 84,43 triliun.

Mengutip laporan perkembangan usaha, seluruh lini bisnis UNTR mengalami penurunan pendapatan. Di segmen mesin konstruksi, UNTR membukukan pendapatan Rp 13,40 triliun, menurun 41% dibandingkan pendapatan dari segmen ini pada tahun 2019 yang mencapai Rp 22,6 triliun.

Unit usaha UNTR di bidang kontraktor penambangan yang dijalankan oleh PT Pamapersada Nusantara juga menurun. Unit usaha kontraktor penambangan membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 29,2 triliun atau turun 26% dibandingkan tahun 2019 yang mencapai Rp 39,31 triliun. Pama mencatatkan penurunan volume produksi batubara sebesar 13%, dari 131,2 juta ton menjadi 114,6 juta ton pada tahun lalu.

Baca Juga: Dari tambang emas hingga alat berat, simak target United Tractors (UNTR) tahun ini

Unit usaha UNTR di bidang pertambangan batubara yang dijalankan oleh PT Tuah Turangga Agung membukukan penurunan pendapatan, meskipun secara volume penjualan batubara tumbuh positif. Dari segmen ini, UNTR mencatat penurunan pendapatan sebesar 11% menjadi Rp 9,53 triliun.

Total penjualan batubara Tuah Turangga sampai dengan Desember 2020 mencapai 9,3 juta ton, termasuk 1,86 juta ton batubara kokas di dalamnya. Jumlah tersebut atau naik sebesar 9% dari realisasi tahun 2019 yang hanya 8,5 juta ton.

Penurunan pendapatan juga dialami oleh segmen penjualan emas yang dijalankan oleh PT Agincourt Resources. Pendapatan bersih unit usaha pertambangan emas tahun lalu turun sebesar 12% menjadi Rp 7,0 triliun.

Secara volume, penjualan emas tahun lalu sebesar 319.700 gold equivalent ounces (GEOs), menurun 22% dari volume penjualan tahun 2019 yang mencapai  409.700 GEOs. Sementara unit usaha industri konstruksi  yang dijalankan oleh PT Acset Indonusa Tbk (ACST) membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 1,20 triliun atau turun 70%.

Baca Juga: Tahun ini kinerja United Tractors (UNTR) berpotensi membaik, ini rekomendasi sahamnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati
Terbaru