EMITEN - JAKARTA. PT Bundamedik Tbk (BMHS) berusaha untuk memperbaiki kinerjanya pada sisa 2023 di tengah fase transisi menuju era endemi di Indonesia.
Sebagaimana yang diketahui, pendapatan neto BMHS turun 11,43% year on year (YoY) menjadi Rp 721,75 miliar pada semester I-2023. Setali tiga uang, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk BMHS merosot 92,03% YoY menjadi Rp 4,26 miliar.
Nurhadi Yudiyantho, CEO Group BMHS & Managing Director Bundamedik menyebut adanya perubahan kondisi bisnis rumah sakit antara semester pertama 2022 dengan tahun ini. Paruh pertama tahun lalu Indonesia masih berada dalam masa pandemi Covid-19, yang mana BMHS menerima volume pasien yang sangat tinggi, lama perawatan pasien yang cukup panjang, dan penggunaan obat-obatan yang sangat tinggi.
Baca Juga: Gencar Ekspansi, Bundamedik (BMHS) Tambah Satu Rumah Sakit di Bali
Kondisi demikian membuat BMHS memperoleh pendapatan melimpah yang disertai dengan margin yang cukup besar pada semester pertama tahun lalu.
Walau terjadi penurunan pendapatan dan laba bersih pada semester I-2023, BMHS kini tak menggantungkan bisnisnya pada sektor Covid-19. Secara keseluruhan, BMHS mampu mempertahankan peningkatan pendapatan rumah sakit non Covid-19 dengan pertumbuhan sekitar 7% YoY selama enam bulan pertama 2023.
“Kami juga mengalami peningkatan beban seiring berbagai pengembangan strategi yang dilakukan perusahaan guna menghadirkan layanan kesehatan terdepan dan unggul,” ungkap Nurhadi, Kamis (3/8).
Meski tidak disebut secara rinci, Manajemen BMHS berkomitmen untuk terus meningkatkan pendapatan bersih yang diterima, sehingga akan berdampak positif terhadap laba bersih perusahaan tersebut pada sisa 2023.
Maka itu, BMHS akan meneruskan strategi peningkatan efisiensi operasional, penguatan pemasaran dan penjualan, memperluas pangsa pasar, menjalin kemitraan strategis, melakukan inovasi produk, mengoptimalkan adopsi teknologi digital, hingga memperkuat manajemen keuangan.
Lebih lanjut, BMHS akan mengutamakan operasional dari jaringan aset yang telah dibangun selama beberapa tahun sebagai implementasi dari investasi yang dilakukan perusahaan ini. Selain itu, BMHS memastikan diri untuk selalu bertumbuh dan berkembang melalui ekspansi secara organik dan anorganik.
Tak hanya itu, BMHS terus fokus pada integrasi layanan dalam ekosistem perusahaan untuk menghadirkan mutu dan standar layanan terbaik bagi masyarakat.
Terkait jaringan rumah sakit, BMHS kini telah menjadi ekosistem terintegrasi yang menaungi 10 rumah sakit, 2 klinik, 10 klinik bayi tabung Morula, 126 klinik fertilitas Indonesia, 30 laboratorium patologi dan genomik diagnos, layanan evakuasi medik ER, serta layanan wisata medis Indonesia Medical Tourism Board (IMTB).
“Fokus kami saat ini adalah meningkatkan kinerja pada fasilitas baru dan terus melanjutkan program atau proyek yang sudah berjalan,” tandas Nurhadi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
