PP Presisi (PPRE) Raup Pendapatan Rp 2,8 Triliun di 2021, Bikin Laba Bersih Moncer

Jumat, 11 Maret 2022 | 06:15 WIB   Reporter: Sugeng Adji Soenarso
PP Presisi (PPRE) Raup Pendapatan Rp 2,8 Triliun di 2021, Bikin Laba Bersih Moncer


EMITEN - JAKARTA. Laba Bersih PT PP Presisi Tbk (PPRE) melesat 26,7% menjadi Rp 146,8 miliar untuk tahun buku 2021, dibandingkan dengan pencapaian tahun sebelumnya sebesar Rp115,8 miliar. Pencapaian Laba Bersih tersebut dikontribusikan oleh peningkatan pendapatan sebesar 20,1% menjadi Rp 2,8 triliun dari tahun sebelumnya sebesar Rp 2,3 triliun.

Direktur Utama PPRE, Rully Noviandar menuturkan, tahun 2021, perolehan pendapatan masih dikontribusi dari lini bisnis konstruksi sebesar 66%.

Pencapaian tersebut sebagian besar berasal dari penyelesaian dan progress proyek – proyek infrastruktur seperti Bendungan Way Sekampung, Sirkuit Mandalika, Patimban Port, Kawasan Industri Batang, rehabilitasi Jalan Pamanukan – Palimanan, PLTU Sulut Site Development, Jalan Tol Semarang Demak, pembangunan Jalan Lintas Selatan Lot 6 dan Lot 7, pembangunan Stadion Sport Center Banten, pembangunan Jalan Tol Indrapura Kisaran, Tol Cinere Jagorawi Seksi 3, Bendungan Leuwikeris, Site Development PLTU Timor, Bendungan Manikin, dan Bandara Sentani.

Baca Juga: Laba Bersih PP Presisi (PPRE) Melesat 26,7% Menjadi Rp 146,8 Miliar

Sedangkan untuk lini bisnis jasa pertambangan memberikan kontribusi sebesar 16%, meningkat dari tahun sebelumnya hanya sebesar 1%.

"Pendapatan dari lini jasa tambang tersebut berasal dari progress proyek Hauling Road Upgrading Weda Bay Nickel, Hauling Services Weda Bay Nickel serta pekerjaan Jasa Tambang Nikel Morowali," jelasnya dalam keterangan resmi, Kamis (10/3).

Direktur Keuangan, Manajemen Risiko dan HCM PPRE, Benny Pidakso menambahkan, pihaknya juga membukukan bagian laba joint venture proyek pembangunan Bandara Dhoho, Kediri.

"Entitas anak kami, LMA menjadi kontraktor utama sekaligus merupakan lead of consortium sebesar Rp 79,7 miliar, meningkat sebesar 55,1% dari sebelumnya Rp 51,4 miliar," sambungnya.

Seiring dengan peningkatan pendapatan dan juga kontribusi laba joint venture tersebut, EBITDA perseroan dibukukan meningkat menjadi Rp 936,9 miliar dari sebelumnya Rp 907,4 miliar. Operating cash flow juga mengalami peningkatan dengan dibukukannya cash flow operasi positif sebesar Rp 248,9 miliar meningkat dari 2020 sebesar Rp 240,5 miliar.

Dengan demikian, posisi keuangan mengalami penguatan dengan adanya peningkatan total aset sebesar 3,9% dari Rp 6,77 triliun menjadi Rp 7,03 triliun. Total utang juga mengalami peningkatan sebesar 10,2% dari Rp 2 triliun menjadi Rp 2,2 triliun.

"Seiring dengan peningkatan kapasitas pendanaan perseroan untuk pembiayaan capex maupun modal kerja yang mayoritas digunakan untuk mendukung pelaksanaan proyek-proyek jasa tambang di mana 53% dari total kontrak baru tahun 2021 berasal dari jasa tambang yang membutuhkan dukungan ketersediaan alat berat dalam jumlah banyak," jelasnya.

Total ekuitas juga meningkat sebesar 13,1% dari Rp 2,84 triliun menjadi Rp 2,98 triliun. "Hal itu imbas dari adanya peningkatan EAT mencapai 23,2% yang juga memberikan kenaikan pada Laba Per Saham Dasar sebesar 31,24% dari sebelumnya 5,73 menjadi 7,52," lanjutnya.

Seiring dengan kebijakan tersebut, maka beberapa rasio keuangan terutama untuk rasio leverage mengalami pergerakan, seperti debt service ratio bergerak dari 2,10 menjadi 1,94, Ebitda to Interest dari 4,74 menjadi 4,68 dan DER Interest Bearing dari 0,69 menjadi 0,72.

Baca Juga: Dapat Proyek Anyar, Kontrak Baru PP Presisi (PPRE) Sudah Mencapai Rp 577,7 Miliar

Namun demikian, PPRE meyakini masih dapat menjaga rasio-rasio tersebut tetap dalam batasan covenant yang dipersyaratkan perbankan.

Di sisi lain, peningkatan rasio profitabilitas dari net profit margin naik sebesar 6,12% dari 4,90% menjadi 5,20%, ROA naik sebesar 22% dari 1,7% menjadi 2,1%, serta ROE meningkat sebesar 20,9% dari 4,1% menjadi 4,9%.

Benny mengatakan bahwa peningkatan kinerja operasional dan profitabilitas tentunya menjadi momentum bagi perseroan dalam memperbaiki kinerja dari imbas pandemi covid yang dialami pada tahun 2020.

"Peningkatan pada prospek jasa tambang baik dari sisi perolehan kontrak baru maupun pendapatan, tentunya kami harapkan dapat terus meningkat dan menjadi sumber recurring income yang dapat meningkatkan kinerja kami ke depannya dan pada akhirnya meningkatkan kepercayaan para stakeholders terhadap kemampuan kami untuk terus tumbuh berkelanjutan," tutup Benny.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto

Terbaru