REKOMENDASI SAHAM - JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) mencatat kinerja meyakinkan di kuartal I 2022. BBTN meraih pendapatan bunga bersih Rp 3,57 triliun di kuartal I 2022, naik dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 2,77 triliun.
Sementara, laba BBTN yang diatribusikan ke pemilik entitas induk tercatat Rp 774,42 miliar di kuartal I 2022 atau naik 23,9%.
Analis RHB Sekuritas Andrey Wijaya mengatakan, perolehan laba BBTN di kuartal I 2022 melebihi ekspektasinya.
Sedangkan, Analis Trimegah Sekuritas Prasetya Gunadi dalam risetnya menyebutkan, pendapatan BBTN di kuartal I 2022 di atas ekpektasinya sebesar 29,5% dari perkiraan setahun penuh dan 28% di atas konsensus. Ini terutama didorong cost of funds (CoF) yang lebih rendah di kuartal I 2022.
"Pertumbuhan pendapatan BBTN kuartal I 2022 yang kuat kemungkinan akan berlanjut. Didorong pertumbuhan pinjaman hipotek yang kuat karena pembeli rumah pertama kena dampak multiplier dari reli harga komoditas," ucap Andrey kepada Kontan.co.id, Rabu (27/4).
Baca Juga: Laba BTN (BBTN) Naik pada Kuartal I, Ini Prospeknya Menurut Analis
COF dan biaya kredit diharapkan dapat lebih rendah. Sementara, rasio dana murah atau Current Account Saving Account (CASA) kemungkinan akan meningkat.
Andrey memperkirakan, pada tahun ini pendapatan BBTN akan meningkat 30% didorong oleh COF yang lebih rendah dan pendapatan non-pendapatan bunga.
"Pertumbuhan pinjaman hipotek yang kuat kemungkinan akan berlanjut karena penetrasi pinjaman hipotek di Indonesia," ujar Andrey.
Analis Equity Isfhan Helmy dalam risetnya menyebutkan, pendapatan hipotek diharapkan tetap menjadi pendorong pertumbuhan kredit BBTN. Sebab, BBTN sudah memiliki kuota 200.000 unit KPR Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).
BBTN menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 9%-10% tahun ini. BTN harus mencari peluang lain seperti sektor pendukung industri perumahan, yaitu distributor material dan pengembang properti.
Prasetya mengatakan, dibandingkan dengan bank BUMN lainnya, BBTN memiliki porsi risiko pinjaman yang relatif rendah dibandingkan bank lain yang mencatat sekitar 10%-15% dari risiko tinggi pinjaman yang direstrukturisasi.
Kredit BBTN masih didukung pinjaman hipotek bersubsidi. "Karena pemerintah telah mengalokasikan Rp 28,2 triliun subsidi bunga KPR untuk rumah tangga berpenghasilan rendah pada tahun 2022," tutur Prasetya.
Prasetya memperkirakan, net interest margin (NIM) BBTN tahun ini sebesar 4%. Ini karena deposito berbunga tinggi pada produk BTN Prima akan dihentikan pada tahun 2022 dan digantikan BTN Investa yang memiliki bunga lebih rendah.
Sementara, biaya Kredit BBTN diperkirakan turun menjadi 1,1% -1,2% di 2022 dibandingkan pada tahun 2021 sebesar 1,35%.
Mengingat kepemilikan rumah di Indonesia tetap tinggi sekitar 12,7 juta pada tahun 2022, BBTN masih memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi. Prasetya yakin, peningkatan NIM dapat membuat biaya dana BBTN lebih rendah.
Prasetya merekomendasikan beli saham BBTN dengan target harga Rp 2.000 per saham.
Andrey juga merekomendasikan beli saham BBTN dengan target harga Rp 2.450 per saham. Pun, Isfhan merekomendasikan beli saham BBTN dengan target harga Rp 2.300 per saham.
Baca Juga: Laba Melesat di Awal Tahun 2022, Bagaimana Prospek Bisnis dan Saham BBTN?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News