Rekomendasi

Rekomendasi Saham Sektor Infrastruktur Pilihan Analis

Kamis, 14 Agustus 2025 | 06:51 WIB   Reporter: Pulina Nityakanti
Rekomendasi Saham Sektor Infrastruktur Pilihan Analis

ILUSTRASI. Penguatan indeks saham infrastruktur IDXINFRA salah satunya ditopang penguatan saham yang baru melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), yaitu PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA).


KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham sektor infrastruktur tengah menanjak. Tercermin dari Indeks IDX Infrastructure (IDXINFRA) yang melejit 32,34% secara year to date (YTD) hingga 13 Agustus 2025.

Kinerja indeks IDXINFRA berada di posisi kedua di bawah indeks IDX Technology yang naik ratusan persen. 

Kinerja IDXINFRA pun lebih bagus dibandingkan kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang cuma naik 11,48% YTD.

Senior Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas mengatakan, penguatan IDXINFRA ini salah satunya ditopang penguatan saham yang baru melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), yaitu PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA).

Baca Juga: Simak Prospek Saham CDIA dan COIN Usai Keluar dari FCA

Penurunan suku bunga Bank Indonesia (BI) dan ekspektasi diturunkannya lagi Fed Rate juga dinilai bisa menurunkan beban bunga dan memperbaiki margin emiten infrastruktur. 

Penopang Utama

Penopang utama kinerja IDXINFRA berasal dari sektor telekomunikasi dan menara. Seperti PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PT Indosat Tbk (ISAT), PT XLSMART Telecom Sejahtera Tbk (EXCL), PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL).

Selain itu, PT Jasa Marga Tbk (JSMR) dan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO).

Pergerakan saham JSMR selaras dengan kinerja semester I yang relatif stabil di pendapatan dan margin.

“Sementara, sentimen Danantara yang bakal masuk ke proyek percepatan panas bumi memengaruhi saham PGEO,” ujarnya kepada Kontan, Rabu (13/8).

Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Ekky Topan menilai, penggerak utama IDXINFRA saat ini berasal dari sektor telekomunikasi dan energi terbarukan. 

Dari sektor telco, saham TLKM, ISAT, dan EXCL mendapat dorongan dari narasi pertumbuhan kinerja ke depan serta valuasi yang relatif murah. 

“Sementara di segmen energi terbarukan, saham PGEO dan PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) mendapatkan sentimen positif dari kebijakan pemerintah yang pro transisi energi bersih,” ujar Ekky kepada Kontan, Rabu (13/8/2025).

Ekky menilai, kenaikan saham emiten konstituen IDXINFRA lebih banyak dipicu oleh ekspektasi pertumbuhan dan katalis korporasi, bukan semata-mata kinerja semester I.

“Khusus untuk TLKM, faktor pendorongnya meliputi langkah efisiensi melalui streamlining bisnis, rencana monetisasi data center, serta pengembangan inisiatif AI,” katanya.

TLKM jadi emiten yang paling banyak dibeli asing pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini (13/8), dengan jumlah Rp 722,5 miliar.

Prospek Kinerja dan Rekomendasi Saham

Meski kinerja keuangan dan saham sebagian emiten sempat melambat di semester I 2025, ada potensi pemulihan kinerja di semester II nanti.

Sukarno bilang, prospek konstituen IDXINFRA semester II masih positif seiring tren transisi ke pola uptrend pergerakan pasar saham dan potensi aliran masuk dana asing. 

Baca Juga: Rencana Spin Off Unit Bisnis Fiber Optik Jadi Katalis, Cek Rekomendasi Telkom (TLKM)

Sentimen positif yang bakal menggerakan sektor infrastruktur mencakup penurunan suku bunga lanjutan, pertumbuhan trafik data, 5G rollout, kenaikan lalu lintas tol, dan percepatan proyek strategis nasional. 

Sementara, sentimen negatifnya mencakup risiko pelemahan rupiah, potensi keterlambatan proyek, dan kompetisi tarif telco yang dapat menekan margin.

Jawara potensial tetap emiten telekomunikasi dan menara yang secara umum lebih stabil, terutama TLKM, TOWR, dan MTEL. 

“Namun, sektor transportasi dan energi infrastruktur seperti JSMR dan PGEO berpeluang mengambil porsi lebih besar jika proyek PSN besar mulai konstruksi di semester II,” kata Sukarno.

Sukarno pun merekomendasikan beli untuk saham JSMR, TOWR, dan PGEO dengan target harga Rp 5.500 per saham, Rp 730 per saham, dan Rp 1.855 per saham. Rekomendasi hold disematkan untuk saham MTEL dengan target harga Rp 690 per saham.

Baca Juga: Transformasi Telkom (TLKM), Rampingkan Anak Usaha Hingga Fokus di Bisnis Besar

Ekky melihat, mulai masuknya kembali dana asing dan adanya katalis perubahan kinerja di masing-masing emiten, peluang kenaikan IDXINFRA pada semester II masih terbuka. 

Emiten telco berpotensi menjadi pemimpin sektor infrastruktur di paruh kedua 2025, terutama jika aliran dana asing (net buy) berlanjut dan eksekusi aksi korporasi berjalan sukses.

“Untuk rekomendasi, TLKM layak dikoleksi pada saat terjadi retracement,” katanya. Ekky melihat, target harga jangka panjang untuk TLKM ada di kisaran Rp 4.000 per saham.

Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana melihat, pergerakan saham JSMR ada di level support Rp 3.590 per saham dan resistance Rp 3.710 per saham. Herditya pun merekomendasikan speculative buy untuk JSMR dengan target harga Rp 3.750 - Rp 3.820 per saham.

Selanjutnya: Penuhi Pasar Global, Kemenperin Pacu Kapasitas Produksi Kawasan Industri Morowali

Menarik Dibaca: Honor 400 Pro Mengusung Fitur Fast Charging 100W? Nggak Perlu Power Bank Lagi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat

Terbaru