Saham Bank Digital Masih Penuh Tantangan di 2023, Ini Penjelasannya

Jumat, 06 Januari 2023 | 07:05 WIB   Reporter: Maizal Walfajri
Saham Bank Digital Masih Penuh Tantangan di 2023, Ini Penjelasannya


EMITEN - JAKARTA. Kinerja saham bank digital masih akan tertekan di sepanjang 2023. Analis menilai kenaikan suku bunga acuan bisa menekan kinerja perbankan termasuk emiten bank digital.

Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani melihat secara umum, emiten bank digital saat ini masih terlalu mahal alias overvalued. Tecermin dari rasio price to book value (PBV) emiten emiten bank digital lebih tinggi dari rasio rata-rata PBV untuk industri perbankan pada saat ini.

“Apa lagi top tiga emiten bank digital yang mempunyai market cap terbesar punya rasio PBV jauh diatas rasio PBV BBCA juga. Kalau kita lihat berdasarkan dari PER juga ARTO dan BBHI yaitu emiten terbesar bank digital juga mempunyai PER lumayan jauh di atas BBCA,” ujar Arjun kepada Kontan.co.id pada Kamis (5/1).

Baca Juga: Tantangan Bank Digital Menjaring Nasabah di Tengah Tren Kenaikan Suku Bunga

Padahal, BBCA merupakan salah satu price Earning Ratio (PER) tertinggi di industri perbankan. Ia melihat Bank Aladin Syariah (BANK) memiliki PBV yang sangat tinggi dibandingkan industri juga mempunyai rasio PER yang negatif karena masih mengalami kerugian.

“Sebenarnya mayoritas emiten bank digital saat ini lagi mengalami kerugian berdasarkan kinerja laporan keuangan mereka. Jadi menurut saya valuasi yang sangat tinggi dibandingkan sama rata-rata emiten di industri perbankan,” tambahnya.

Ia memproyeksi untuk tahun ini, emiten bank digital masih kurang positif juga karena masih  overvalued sehingga ada potensi terjadi koreksi harga. Belum lagi, potensi kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) naik.

“Bila bunga BI akan jadi tantangan terbaru bank digital, mereka perlu menaikkan suku bunga deposito agar semakin bisa bersaing dengan bank konvensional. Kenaikan suku bunga deposito yang semakin tinggi  meningkatkan beban pembayaran bunga untuk emiten tersebut,” paparnya.

Dari beberapa bank digital, Arjun lebih merekomendasikan Bank Raya (AGRO) karena mendapat dukungan yang kuat dari induknya Bank Rakyat Indonesia (BBRI).

Baca Juga: Kinerja dan Harga Saham Bank Konvensional Mengungguli Bank Digital

Selain itu, berhasil mencatatkan peningkatan laba bersih yang cukup signifikan secara tahunan pada laporan kuartal ketiga 2022.

“Target Price untuk saham AGRO di harga range Rp 456 hingga Rp 512. Namun, perhatikan support di level Rp 352,” tuturnya.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto

Terbaru