Saham-Saham Ini Masih Akan Jadi Pemberat IHSG

Rabu, 02 Maret 2022 | 06:35 WIB   Reporter: Kenia Intan
Saham-Saham Ini Masih Akan Jadi Pemberat IHSG


IHSG -   JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkerek sepanjang bulan Februari 2022. IHSG ditutup di level 6.888,171 pada Jumat (25/2) atau naik 3,87% dibanding akhir Januari 2022. 

Di tengah IHSG yang menggeliat, beberapa saham tampak memberatkan pergerakan atau laggard. Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, sepuluh saham yang menyeret IHSG ada PT Berkah Beton Sadaya Tbk (BEBS), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), PT Transcoal Pacific Tbk (TCPI), dan PT XL Axiata Tbk (EXCL). 

Selain itu, ada juga saham PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA), PT Digital Mediatama Maxima (DMMX), PT  Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA), dan PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS).

Baca Juga: Laba Bersih Melonjak 1.104%, Simak Rekomendasi Saham Indo Tambangraya (ITMG)

Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova mencermati, saham-saham yang memberatkan IHSG itu memang tengah beralih ke fase koreksi. Sebelumnya, saham-saham laggard itu telah mengalami uptrend panjang terdorong ekspektasi yang tinggi terhadap prospeknya. Misalnya saja saham BEBS, DMMX, TOBA, dan GEMS. 

Untuk saat ini, valuasi yang terbilang sudah mahal dan minimnya sentimen positif memicu pelaku pasar untuk melakukan aksi ambil untung atawa take profit. 

 

 

"Mengurangi posisi pada saham-saham tersebut dan beralih pada saham-saham yang masih dalam tren naik dengan sentimen positif yang lebih dominan," jelas Ivan kepada Kontan.co.id, Selasa (1/3). 

Dus, saham-saham laggard itu diproyeksi melanjutkan koreksi di bulan Maret ini dan masih berpotensi memberatkan pergerakan IHSG. 

Baca Juga: Ini Sentimen yang Menyokong Pergerakan Rupiah pada Perdagangan Hari Ini (1/3)

Ia menyarankan wait and see terlebih dahulu terhadap saham-saham tersebut. Kecuali, beberapa saham yang memiliki potensi technical rebound dalam jangka pendek. 

"Dapat dilakukan trading buy seperti BEBS, EXCL, MIKA, dan TOBA," imbuhnya. Adapun  target harga BEBS berada di Rp 5.475 per saham, EXCL di Rp 3.140 per saham, MIKA di Rp 2.400 per saham, dan TOBA di Rp 1.575 per saham. 

Sementara itu, Analis Panin Sekuritas William Hartanto melihat EXCL dan CPIN lebih menarik dibanding yang lain. Kendati harga dua saham itu sama-sama melorot, pelemahannya bukan karena tren atau sentimen khusus. 

"Selain itu pelemahan yang terjadi tidak disertai dengan peningkatan volume perdagangan jadi lebih aman," jelasnya kepada Kontan.co.id, Selasa (1/3). Keduanya direkomendasikan buy dengan target harga Rp 3.300 per saham untuk EXCL dan Rp 7.100 per saham untuk CPIN. 

Baca Juga: Reksadana Pasar Uang Catat Kinerja Paling Apik Sepekan Terakhir

Adapun William mencermati, penurunan harga saham-saham laggard di bulan Februari itu dipicu oleh sentimen yang beragam. Ada karena faktor saham yang terdistribusi seperti BEBS, DMMX, dan TOBA. Ada juga yang diperberat karena kinerja yang menurun seperti UNVR. 

Ke depan, saham-saham laggard itu masih berpotensi melanjutkan tekanan karena beberapa telah naik sigifikan sebelumnya. Di sisi lain, apabila rotasi sektor masih berlanjut, ini juga akan menyeret pergerakan IHSG karena akan semakin banyak investor yang meninggalkan saham-saham itu. 

Senada, Analis Phillip Sekuritas Indonesia Helen menambahkan, saham-saham itu menjadi pemberat IHSG sepanjang Februari terdorong oleh beragam faktor, seperti perusahaan yang masih tertekan, kenaikan harga yang sudah signifikan sebelumnya, serta rotasi sektor di bursa. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli
Terbaru