Saham Saraswanti (SAMF) melesat 145,39% sepekan, begini penjelasan SAMF

Selasa, 11 Mei 2021 | 08:00 WIB   Reporter: Ika Puspitasari
Saham Saraswanti (SAMF) melesat 145,39% sepekan, begini penjelasan SAMF


EMITEN - JAKARTA. Harga saham PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk (SAMF) melejit 23,12% ke Rp 1.065 per saham pada perdagangan Senin (10/5). Dalam seminggu, saham ini melesat hingga 145,39%.

Direktur SAMF Dadang Suryanto mengatakan, perusahaan ini tidak mengetahui adanya informasi atau fakta material yang dapat mempengaruhi nilai saham SAMF atau keputusan investasi pemodal. “Pergerakan saham SAMF murni merupakan dinamika dari mekanisme pasar,” jelasnya dalam keterbukaan informasi, Senin (10/5).

Hanya saja, kata Dadang, dalam waktu dekat SAMF berencana menambah kapasitas pabrik dari 600.000 ton per tahun menjadi Rp 700.000 ton per tahun. Selain itu, emiten ini juga akan membagikan dividen yang akan diusulkan pada RUPS tahunan pada 24 Mei mendatang.

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, pendapatan SAMF di kuartal I-2021 mencapai Rp 296,72 miliar atau naik 14,03% dibandingkan periode sama tahun 2020 yang sebesar Rp 260,22 miliar.

Baca Juga: Pendapatan Saraswanti Anugerah (SAMF) tumbuh 14,03% di kuartal I 2021

"Walau di tengah pandemi Covid-19, kami masih mampu meningkatkan pendapatan. Bahkan, kami tidak melakukan pemutusan hubungan kerja,” kata Direktur Utama SAMF Yahya Taufik dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Senin (10/5).

Dia optimistis, SAMF akan tetap mencatatkan peningkatan pendapatan pada semester kedua tahun ini. Keyakinan itu, seiring dengan membaiknya permintaan terhadap hasil perkebunan sawit. Belum lagi, kenaikan harga minyak kelapa sawit mentah atawa crude palm oil (CPO) praktis meningkatkan aktifitas di perkebunan sawit.

Selain itu, SAMF juga menopang harapan pada upaya vaksinasi Covid-19 yang dilakukan pemerintah berjalan mulus. “Peningkatan harga CPO dan meningkatnya aktifitas perkebunan sawit mendorong permintaan pupuk NPK juga meningkat. Ujungnya, penjualan pupuk kami pun ikut terdongkrak,” kata Yahya.

Optimisme itu selaras dengan Gabungan Pengusaha Sawit Indonesia (Gapki) yang memperkirakan harga CPO akan berkisar US$ 850-US$ 900 per ton pada 2021.

“Saat ini, harga CPO membaik. Di catatan kami posisi harga ada di angka Rp 11.000 per kilogram. Karena itu, gairah petani untuk pemupukan menjadi tinggi sehingga ini tentu saja membuat kami optimistis pada 2021,” tambah dia.

Pada 2020, SAMF menganggarkan belanja modal alias capital expenditure (capex) untuk peningkatan kapasitas pabrik di medan 2 sebesar 80.000 ton per tahun dan pabrik di Sampit sebesar 80.000 ton per tahun.

Pasca penambahan itu total kapasitas meningkat dari 440.000 ton per tahun menjadi 600.000 ton per tahun yang telah efektif operasional pada triwulan 3 dan 4 tahun 2020.

Optimisme membukukan kinerja kinclong pada 2021 merujuk pada kinerja keuangan perusahaan 2020 yang cukup moncer. Tahun lalu, laba bersih SAMF naik 36% yoy menjadi Rp 118 miliar. Hal itu seiring dengan penjualan yang bertumbuh 10% dari Rp 1,28 triliun menjadi Rp 1,40 triliun pada 2020.

Saat ini, SAMF memiliki lima pabrik dengan kapasitas produksi sebesar 600.000 ribu ton per tahun yang tersebar di beberapa kota yaitu Mojokerto (Jawa Timur), Medan (Sumatra Utara), dan Sampit (Kalimantan Tengah).

 

 

Selanjutnya: Kinerja Saraswati Anugerah (SAMF) apik, pendapatan melonjak 14% di kuartal I-2021

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat

Terbaru